Sabtu, 21 Agustus 2010

Terungkap, Cara Selesaikan Rubik dalam 20 Langkah

Butuh 15 tahun untuk mengetahui bahwa permainan Rubik dapat dipecahkan hanya dengan 20 langkah dan Anda tak perlu melepas stickernya.

Sebuah tim memeriksa 43 kuintilion kemungkinan dan berhasil memecahkan permainan kotak Rubik.

“Terobosan utama dengan memikirkan cara mengatasi banyak posisi sekaligus pada kecepatan yang cepat,” kata Tomas Rokicki, programmer di Palo Alto, Kalifornia yang telah menghabiskan 15 tahun mencari jumlah minimum untuk memecahkan setiap konfigurasi kubus Rubik.

Sederhananya, Rokicki dan tim menggunakan teknik matematika yang disebut teori grup. Pertama, membagi set konfigurasi menjadi 2,2 miliar set di mana masing-masing berisi 19,5 miliar konfigurasi.

Pengelompokan ini memungkinkan tim mengurangi jumlah set menjadi 56 juta memanfaatkan simetri kubus. Masih terdapat banyak konfigurasi untuk diperiksa, tim ini kemudian mengembangkan algoritma yang mempercepat proses.

Tim mendapati seluruh tugas memakan waktu 35 tahun menggunakan komputer biasa. John Dethridge, insinyur Google di Mountain View Kalifornia kemudian menggunakan komputasi besar perusahaannya untuk memecahkan masalah itu dalam hitungan minggu.

Setelah hampir selama 15 tahun konfigurasi kubus bisa diselesaikan hanya dalam 20 langkah.

“Penelitian ini menunjukkan bagaimana matematika murni sering digunakan membuat masalah komputasi lebih layak,” kata Mark Kambites, matematikawan University of Manchester.

“Kubus Rubik sangat menarik untuk menguji teori kelompok metode komputasi.”

Penelitian ini adalah perluasan karya Rockicki sebelumnya yang dimuat di The Mathematical Intelligencer


Billy A Banggawan

Baca selengkapnya...

Jumat, 20 Agustus 2010

Politik RAPBN 2011: Infrastruktur Untuk Siapa

Pada 16 Agustus 2010, acara ritual pembacaan Nota Keuangan dan RAPBN 2011 berlangsung lancar. Seperti biasa pula pemerintah menyampaikan beberapa asumsi dasar penyusunan RAPBN tersebut.

Beberapa asumsi yang digunakan dalam RAPBN 2011 adalah pertumbuhan ekonomi 6,3 persen naik dari 5,8 persen (2010), laju inflasi 5,3 persen, suku bunga SBI 6,5 persen, nilai tukar Rp 9.300, harga minyak 80 dolar AS per barel dan lifting minyak 970 ribu per barel.

Dengan asumsi ini, diharapkan dana RAPBN 2011 bisa mendorong tercapainya 10 sasaran strategis, yaitu makin tingginya pertumbuhan ekonomi nasional, menurunnya angka pengangguran dan kemiskinan, terciptanya lapangan kerja, pendapatan per kapita yang makin meningkat, dan stabilitas ekonomi makin terjaga.

Selain itu, pembiayaan dalam negeri yang semakin kuat, meningkatnya ketahanan pangan, air dan energi, meningkatnya daya saing ekononomi nasional.

Bagaimana dengan alokasi sektoral? Ternyata Kementerian Pekerjaan Umum (PU) mendapatkan jatah terbesar yakni Rp 56,5 triliun, Kementerian Pendidikan Nasional Rp 50,3 triliun, Kementerian Pertahanan Rp 45,2 triliun, dan Kementerian Agama Rp 31 triliun, serta Polri Rp 28,3 triliun.

Dengan besarnya alokasi dana untuk PU, Ada beberapa catatan terhadap RAPBN 2011 tersebut.

Dilihat dari alokasi sektoral, pemerintah masih menempatkan infrastruktur sebagai hal terpenting. Ini wajar mengingat infrastruktur merupakan prasyarat pokok dalam pembangunan ekonomi.

Hampir semua sektor ekonomi membutuhkan infrastruktur yang tangguh. Namun demikian, persoalannya adalah bagaimana proporsi pengembangan infrastruktur di Jawa atau luar Jawa.

Ini soal yang serius karena selama ini infrastruktur Jawa terus digenjot, sedangkan luar Jawa harus menunggu momentum khusus, seperti Pekan Olahraga Nasional (PON).

Manado memilih momentum World Ocean Conference (WOC) dan Ambon memilih Sail Banda 2010 untuk mendongkrak pembangunan infrastruktur secara cepat.

Dengan adanya momentum besar tersebut, maka dana pusat akan tersedot untuk membangun infrastruktur daerah. Bagi daerah-daerah yang tidak punya momentum, maka sulit untuk mendapatkan jatah serupa. Apakah pembangunan infrastruktur akan seterusnya berbasis momentum tanpa desain besar untuk pemerataan Jawa-Luar Jawa? Apakah pola pengembangan infrastruktur dengan dana sebesar itu akan tetap seperti itu?

Dalam kondisi ini pada akhirnya kreativitas kepala daerah lah yang menentukan. Akan tetapi pola pembangunan mestinya sistematik dan terencana, serta tidak sporadik seperti saat ini yang amat tergantung pada kekuatan kepala daerah untuk merebut alokasi tersebut.

Yang perlu dipertanyakan adalah pembangunan infrastruktur untuk mendongkrak sektor mana? Ini juga butuh keputusan politik yang tepat.

Selama ini, pemerintah terus menebar gagasan pembangunan yang berspektrum luas. Fokus pembangunan ekonomi terbelah ke banyak sektor.

Ini berbeda sekali dengan bagaimana Orde Baru yang menempatkan sektor pertanian sebagai fokus sehingga inipun berimplikasi pada alokasi dana dan alokasi infrastruktur.

Irigasi dibangun dimana-mana. Jalan di sentra-sentra pertanian dibangun. Saat ini sebenarnya pemerintah sudah menyadari betapa krisis pangan sudah di depan mata, sehingga dalam 10 sasaran strategis tercantum ketahanan pangan. Namun apakah pemerintah benar-benar akan fokus pada sektor ini? Krisis pangan yang di depan mata tak hanya di subsektor tanaman pangan, tetapi juga peternakan dan perikanan.

Bayangkan saja, ada kekhawatiran ahli peternakan bahwa Idhul Adha 2010 ini kita akan kekurangan domba sehingga harus impor. Impor ikan juga terus meningkat. Ikan kembung harus diimpor dari Pakistan. Ikan patin mulai berdatangan dari Vietnam. Begitu pula ikan teri. Jangan-jangan sebentar lagi ikan lele akan diimpor dari Vietnam.

Ketika menempatkan sektor pertanian, perikanan, peternakan, dan kehutanan sebagai fokus pembangunan, maka mau tak mau pengembangan infrastruktur harus menunjang upaya itu. Itulah yang selama ini absen dalam cerita pembangunan, meski pemerintah sudah mencanangkan RPPK (Revitalisasi Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan).

Karena itulah penguatan infrastruktur pedesaan menjadi penting. Pengalaman Korea Selatan ketika mengawali pembangunan ekonominya juga dengan Gerakan Saemaul Undong yang berarti pembangunan desa. Langkah pertamanya adalah membangun infrastruktur pedesaan.

Dengan kuatnya infrastruktur pedesaan, maka hal itu akan mendorong peningkatan peran sektor pertanian dan pedesaan yang pada gilirannya bisa meningkatkan daya beli masyarakat desa.

Daya beli ini menjadi penting ketika industrialisasi digencarkan. Hal ini sebenarnya sudah menjadi perhatian para anggota legislatif, sehingga mereka menggagas adanya dana aspirasi yang sebagian besar arahnya pada pengembangan infrastruktur pedesaan.

Terkait dengan infrastruktur untuk sektor-sektor berbasis pada sumberdaya alam dan pedesaan tersebut, mari kita ambil contoh. Kementrian Kelautan dan Perikanan dinaikkan anggarannya hingga hampir 50 persen.

Presiden pun secara tegas menyatakan bahwa sektor perikanan dan kelautan diarahkan untuk pengembangan minapolitan. Dengan minapolitan produksi akan digenjot hingga naik 353 persen pada 2015.

Bila minapolitan bertumpu pada perikanan budidaya, tentu saja perlu perbaikan irigasi untuk menunjang pertambakan. Begitu pula industri pengolahan yang sangat butuh air bersih, pasokan listrik, dan prasarana jalan yang baik.

Minapolitan akan menjadi tak berarti tanpa dukungan infrastruktur yang memadai. Nah, disinilah interaksi politik antara menteri pertanian, menteri kelautan dan perikanan serta menteri kehutanan dengan menteri PU sangat menentukan.

Tak mungkin menteri PU serta merta menyadari pentingnya menunjang kementerian-kementrian tersebut karena belum tentu memiliki visi yang sama.

Karena itulah, menteri-menteri itu sudah saatnya membagi visinya dengan menteri PU, sehingga terdapat sinergitas.

Selain isu pemerataan infrastruktur Jawa-Luar Jawa, sektor ini juga sering dituding sebagai salah satu sumber praktek korupsi. Ada juga yang berdalih bahwa ibarat pipa air, maka pipa yang dilewati air pasti basah tapi tidak bocor. Namun kini publik makin cerdas dengan cukup melihat kualitas pekerjaan pembangunan prasarana jalan.

Kualitas jalan akhir-akhir ini sungguh memprihatinkan. Di Bogor, umur jalan tidak lagi tahunan tetapi hanya bulanan. Pembangunan jalan memang yang relatif sulit dilihat kebocorannya dibandingkan dengan bangunan gedung.

Berbagai hipotesis kaitan antara penyedia jasa konstruksi dengan pembiayaan pilkada akhirnya muncul juga. Hal ini didasarkan pada dugaan bahwa sektor konstruksi adalah sektor yang memang seksi secara politik, di samping sektor finansial dan sektor berbasis pada eksploitasi dan ekstraksi sumberdaya alam.

Dengan ketiga poin di atas, kita berharap pembangunan 2011 bisa lebih baik lagi: meningkatnya pemerataan dan keseimbangan Jawa-Luar Jawa, meningkatnya infrastruktur untuk sektor-sektor pedesaan, serta proses pembangunan infrastruktur yang bersih. Dengan itulah pembangunan ekonomi bisa kita nikmati tanpa prasangka-prasangka diantara kita.


Arif Satria
Dekan Fakultas Ekologi Manusia IPB tinggal di Bogor

Baca selengkapnya...

Kamis, 19 Agustus 2010

Foto Kian Hidup dengan Kamera 3D Fujifilm

Foto keluarga yang sangat dicintai sekarang akan benar-benar tampak hidup setelah kamera 3D pertama di dunia dan layanan cetak diluncurkan Rabu (18/8).

Gambar pada kamera Fujifilm Finepix terbaru dapat dicetak di atas kertas 3D khusus, siap untuk disimpan di album atau langsung dilihat melalui layar kamera built in.

Namun berbeda dengan film 3D di bioskop, sebuah kaca mata khusus tidak diperlukan menikmati efeknya.

Kamera Fujilfilm mengambil dua foto secara bersamaan dengan dua lensa yang memiliki jarak tetap sama dari mata manusia.

Menggunakan teknologi 'lenticular', yang memisahkan mata kiri dan kanan adalah gambar interlaced pada permukaan berkerut untuk menciptakan ilusi stereoskopik.

Metode ini telah ada sejak 1940-an dan biasanya digunakan pada item baru dan stiker, yang menampilkan dua-frame animasi sederhana seperti kedipan mata.

Namun, teknologi lama yang sekarang sedang digunakan dalam gelombang bentuk seni produk 3D, game konsol dan poster billboard.

Gadget baru Fujifilm juga mencakup kamera video high-definition 3D, yang memungkinkan pengguna untuk menonton kembali film mereka di setiap TV 3D.

The W3 FinePix Real 3D baru mulai dijual awal bulan depan, dengan harga sekitar 400 euro.

Perusahaan ini telah mengumumkan layanan pencetakan 3D yang akan tersedia setelah peluncuran kamera, demikian laporan Daily Mail.


Antara

Baca selengkapnya...

Kungfu Emosi

Konon, ada sebuah kisah menarik ketika diceritakan Bruce Lee, sang master kungfu ditemui seorang pengajar seni bela diri lain, yang datang untuk memintanya sebuah nasihat, "Bagaimana teknik yang baik dalam menghadap musuh?". Dengan cepat, Bruce Lee merespon, "Apa itu musuh? Tidak ada musuh. Karena tidak ada kata "saya" atau "musuh" dalam pertempuran. Saya fokus dan menyatu dengan gerakannya saat dia menyerang.

Saya bermain. Semakin keras ia memukul, semakin keras pukulan akan berbalik kepadanya. Saya tidak memukul, tetapi saya memastikan orangpun menghargai saya secara utuh!"

Berkaitan dengan komentar Bruce Lee di atas, dapat kita perhatikan bahwa kungfu ataupun seni bela diri lainnya sebenarnya bukan saja bersifat fisik, tetapi banyak pembelajaran mental yang terkandung didalamnya.

Termasuk soal emosi pun, sebenarnya kita bisa belajar banyak dari pirnsip Kungfu. Karena itulah, kali ini kita akan bicara soal Kungfu Emosi. Istilah Kungfu Emosi ini sendiri, bukanlah istilah yang dibuat-buat.

Istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh Charles Manz, seorang penulis pengajar kepemimpinan dalam bukunya yang berjudul Emotional Discipline.

Apakah Kungfu Emosi itu? Prinsip Kungfu Emosi menurut Manz adalah mirip seperti yang dikatakan oleh Bruce Lee diatas, yakni upaya memanfaatkan kekuatan serangan dari lawan agar justru bisa menjadi keuntungan buat kita.

Menurut Mantz, logika kungfu pun dapat diterapkan pada konflik-konflik emosional. Pertama-tama, tetap respek dan menghormati seseorang yang menyerang Anda. Kedua, jangan membahayakan orang lain tanpa ada alasan yang jelas. Ketiga, daripada melawan serangan emosi, lebih baik kita pakai energi tersebut untuk cari solusi.

Musuh Bebuyutan

Dalam menerapkan ilmu Kungfu Emosi ini, ada beberapa ciri "musuh bebuyutan" yang bisa jadi pemicu kapan serta situasi dimana ilmu Kungfu Emosi ini perlu Anda gunakan.

Pertama-tama adalah tatkala Anda harus menghadapi orang yang sangat defensif mempertahankan dirinya, serta mulai menyalahkan orang lain. Musuh lainnya adalah orang-orang yang senang menyerang ide-ide Anda atau yang terakhir adalah orang-orang yang telah melanggar hak Anda dan menyerang secara agresif kepentingan ataupun wewenang Anda.

Nah, sebelum kita bicarakan soal teknik dalam Kungfu Emosi ini, mari kita bicarakan respon umum yang biasanya diberikan oleh orang menghadapi musuh yang seperti itu.

Umumnya, respon paling sering dan paling primitif yang diberikan seseorang adalah respon general adaptation syndrome (GAS) yang berasal naluri di sistem limbik di otak yakni fight (melawan) atau flight (lari).

Namun, kedua-duanya sebenarnya sama sekali tidak memecahkan masalah menghadapi "musuh-musuh" di atas. Coba kita analisis.

Apa yang terjadi saat kita fight (melawan). Misalkan seseorang menyerang Anda dengan mengatakan bahwa produk kreasi Anda tidak laku di pasar karena Anda tidak mengerti pasar sama sekali.

Lantas, Anda membalasnya dengan mengatakan bahwa dia mengucapkan hal tersebut karena iri bahwa Andalah yang diberikan kesempatan mengembangkan produk. Apa yang akan terjadi?

Kemungkinan besar, dia akan menjadi semakin defensif. Persoalan yang sebenarnya pun makin tidak selesai, bahkan lebih buruknya, masalahnya kini bisa jadi semakin personal.

Bagaimana masalahnya jika kita menggunakan teknik flight (lari dari masalah)? Misalkan ada situasi dimana Anda diserang oleh salah satu famili Anda di depan keluarga besar.

Dia mengatakan anda tidak becus mengurus anak karena anak Anda ternyata baru saja mendapatkan kasus di sekolah. Apa yang terjadi jika Anda flight (lari) dari situasi ini? Akibatnya, si famili Anda tersebut, akan merasa seperti dapat angin.

Lain kali dia mungkin akan melakukannya lagi, bisa jadi pada diri Anda bisa pula dengan dia orang lain. Di sisi lain, ia pun tidak akan pernah belajar.

Teknik Kungfu Emosi

Di dalam program pelatihan kecerdasan emosional yang saya berikan, saya mengembangkan beberapa prinsip dari Charles Manz dan menyesuaikan dengan kondisi kita.

Saya menyebutnya teknik kungfu emosi. Filosofi utama dalam Kungfu Emosi ini adalah: Seek not to harm others, but only to protect self from violation by others.

Intinya, ada kalanya dimana kita juga harus berani "membela diri kita atau membela mereka yang diperlakukan secara tidak adil jika sudah terjadi pelanggaran prinsip-prinsip".

Bagaimana teknik kungfu emosi ini kita terapkan? Pertama, Anda merephrase ataupun mengulang apa yang dikatakan dan dilakukannya. Langkah ini untuk memperjelas dan untuk memfokuskan sehingga ia bisa melihat apa yang dikatakan dan dilakukannya.

Kedua, secara tegas, Anda ungkapkan apa yang Anda rasakan terkait dengan apa yang diucapkan dan dilakukan oleh orang tersebut. Setelah itu, Ketiga, Anda pun sebaiknya mengungkapkan apa yang kita kehendaki dan harapkan dari orang tersebut.

Dan kalaupun ternyata sikap kita tersebut tidak dihargai oleh orang tersebut, lantas pilihan terakhir yang mungkin kita lakukan barulah berupaya 'memberi pelajaran berharga baginya' namun Anda tetap mengendalikan emosi Anda.

Misalkan dalam suatu acara yang gagal, Anda pun dipersalahkan oleh rekan kerja Anda. Dia menyatakan didalam rapat umum bahwa salah satu sebab kegagalan acara adalah karena Anda begitu sibuknya sehingga dia tidak punya kesempatan untuk mempersiapkannya dengan Anda.

Padahal, jelas-jelas dialah yang sulit Anda hubungi dan berulangkali menolak untuk bertemu. Maka, teknik kungfu emosi ini bisa dipakai dengan kalimat, "Barusan saya mendengar Anda mengatakan bahkan acara ini menjadi gagal karena kurangnya persiapan waktu yang disebabkan oleh saya yang sulit untuk diajak bertemu.

Saat mendengar komentar Anda, terus terang saya marah sekaligus merasa dipersalahkan. Saya pikir lebih baik kita berfokus pada faktor-faktor yang membuat acara kita gagal daripada saling menyalahkan orang."

Namun, bagaimana jika ternyata yang diberitahu justru semakin gencar menyerang? Maka langkah memberikan pelajaran pun harus dimulai. Langkah pertama paling mudah dan sederhana adalah dengan membeberkan fakta yang perlu ia ketahui, sehingga ia tidak mengucapkan dan bersikap seenaknya.

Langkah membalas kedua adalah bisa dengan menyidir atau menggunakan humor sindiran buatnya. Selanjutnya, kalaupun ternyata berbagai cara tersebut tidak mempan dan orang itupun sama sekali tidak menghargai orang lain, mungkin beberapa langkah terakhir ini dapat dipakai, jika hal ini bisa menyadarkannya.

Meskipun, memang langkah ini sebaiknya dihindari. Sebab jika tidak dipergunakan dengan tepat, bisa menyulut api permusuhan yang semakin besar. Caranya, dengan menggunakan 'tombol panas' (hot button) orang tersebut, misalkan "Saya tahu Anda marah karena promosi Anda yang gagal.

Tetapi, jangan bawa-bawa emosi Anda dengan menuduh orang lain sembarangan". Ataupun jika orang tersebut tetap tidak bergeming, langkah terakhir adalah membingkai ulang serta balikkan (reframe and redirect) apa yang telah diucapkannya sehingga menjadi bumerang untuk orang itu sendiri.

Misalkan, "Heran sekali bisa punya partner segoblok kamu". Respons reframe and redirectnya menjadi, "Lha yang milih partner kan kamu, berarti kamu juga sama gobloknya dong".

Intinya, tentu saja menggunakan kungfu emosi ini harus bijak! Kita harus tetap memegang teguh prinsip-prinsip menghargai diri sendiri dan orang lain. Di sisi lain, kita juga fleksibel dalam menentukan langkah yang tepat, sebab tidak semuanya harus dilawan.

Seperti kata Bruce Lee, jadilah seperti air yang mengalir, Be water, my friend. Be water. It can flow or it can crash. Be water my friend!


Oleh: Anthony Dio Martin

Baca selengkapnya...

Jumat, 06 Agustus 2010

Orang yang Tepat

Pemimpin baru membawa atau membentuk tim kerja yang baru. Galibnya begitu. Sebab salah satu tugas awal seorang pemimpin adalah melakukan perekrutan untuk memastikan bahwa posisi-posisi penting ditempati oleh orang yang tepat. Mengisi posisi-posisi penting secara serampangan bisa berakibat fatal. Risiko untuk berhasil perlu diperbesar dengan memastikan posisi-posisi penting diisi oleh orang yang tepat.

Ketika Susilo Bambang Yudhoyono memilih berpasangan dengan Jusuf Kalla dalam pemilihan Calon Presiden (Capres) dan Calon Wakil Presiden (Cawapres) Republik Indonesia secara langsung tahun 2004 silam, tidak banyak yang optimis bahwa mereka akan menang. Namun, makin dekat dengan waktu pemilihan umum, popularitas mereka makin mantap, dan akhirnya mereka benar-benar memenangkan pemilihan umum yang bersejarah itu.

Lalu, ketika pemilihan langsung Capres dan Cawapres Republik Indonesia periode 2009-2014 akan berlangsung, banyak pihak menjagokan duet incumbent SBY-JK yang dinilai cukup ideal untuk dipertahankan. Ternyata, dengan modal suara Partai Demokrat sebagai partai pemenang pemilihan umum legislatif, SBY punya pendirian tersendiri dan memilih untuk menggandeng Boediono sebagai Cawapres. Berbagai spekulasi kembali merebak, tetapi masyarakat luas agaknya memang masih pro-SBY.

Masalahnya kemudian adalah bagaimana dengan formasi anggota kabinet pemerintah periode 2009-2014? Akankah SBY-Boediono berani memberikan porsi cukup besar kepada kaum teknokrat dan profesional untuk mengisi kursi departemen strategis? Akankah posisi menteri yang memimpin departemen teknis diserahkan kepada orang-orang partai pendukungnya? Apapun pilihan SBY-Boediono, stabilitas dan instabilitas pemerintahannya akan juga ditentukan oleh penempatan orang-orang didalam kabinet tersebut.

Dalam konteks mikro, para pemimpin perusahaannya juga mengalami hal yang senada seirama. Jika pemilik perusahaan berganti, maka boleh jadi sebuah tim eksekutif baru perlu segera dibentuk menggantikan yang lama. Dan jika pemimpin baru menawarkan visi perubahan untuk meningkatkan kinerja perusahaan, maka umumnya ia akan memastikan lebih dulu bahwa posisi-posisi strategis dipegang oleh orang-orang yang sejalan dengan dirinya.

Terkadang, untuk menyelamatkan muka sejumlah orang, struktur organisasi diubah untuk memberikan tempat kepada orang-orang baru, tanpa harus menyingkirkan orang-orang lama; setidaknya untuk sementara waktu.

Selanjutnya, jika orang-orang sudah direkrut dan ditempatkan, bagaimana seorang pemimpin dapat tahu bahwa ia telah memilih orang yang tepat untuk tiap posisi strategis? Indikator apa saja yang bisa dipergunakan untuk menjawab soal ”tepat dan tidak tepat” ini?

Tidak ada jawaban yang definitif dan mutlak. Namun, studi Jim Collins, dalam karya terbarunya bertajuk How The Mighty Fall: And Why Some Companies Never Give In (2009), mungkin dapat dijadikan rujukan awal.

Menurut Collins, yang sebelumnya kondang sebagai pengarang buku Good to Great: Why Some Companies Make the Leap….and Others Don’t (2001), sedikitnya ada enam sifat penting yang menunjukkan bahwa suatu posisi penting sudah ditempati oleh “orang yang tepat”.

Pertama, orang yang tepat cocok dengan nilai-nilai inti perusahaan. Perusahaan-perusahaan yang hebat membangun budaya dimana mereka yang tidak memiliki nilai-nilai institusi yang sama dikelilingi antibodi dan ditolak seperti virus. Orang bertanya: Bagaimana caranya agar orang memiliki nilai inti yang sama?” Jawabnya: rekrut orang yang sudah memiliki kecenderungan ke arah itu—dan pertahankan mereka.

Kedua, orang yang tepat tidak perlu diatur dengan ketat. Ketika Anda merasa perlu mengatur seseorang dengan ketat, Anda mungkin telah melakukan kesalahan rekrutmen. Anda tak perlu menghabiskan banyak waktu ”memotivasi” dan ”mengatur” orang yang tepat. Dalam diri mereka sudah tertanam konsep bahwa mereka akan mati-matian produktif, termotivasi sendiri, mampu mendisiplin diri, dan sangat terpacu untuk unggul dibanding yang lain.

Ketiga, orang tepat mengerti bahwa mereka tidak punya ”pekerjaan”—tapi tanggung jawab. Mereka paham perbedaan antara daftar tugas dan tanggung jawab mereka yang sesungguhnya. Orang yang tepat bisa berkata, ”Saya satu-satunya orang yang memanggul tanggung jawab final untuk …”.

Keempat, orang yang tepat memenuhi komitmen mereka. Dalam sebuah kultur disiplin, orang menganggap komitmen sebagai sesuatu yang sakral—mereka melakukan apa yang mereka katakan akan mereka lakukan, tanpa mengeluh. Sama halnya, ini berarti mereka sangat berhati-hati dalam mengatakan apa yang akan mereka lakukan, berhati-hari untuk tidak pernah over-committed atau menjanjikan sesuatu yang tidak bisa mereka penuhi.

Kelima, orang yang tepat antusias dengan perusahaan dan pekerjaan perusahaan. Mereka menunjukkan intensitas antusiasme yang luar biasa.

Keenam, orang yang tepat menunjukkan kematangan jendela-dan-cermin. Ketika sesuatu berjalan lancar, orang yang tepat menunjuk keluar jendela, memuji faktor-faktor selain diri sendiri. Mereka menyoroti pihak-pihak lain yang memberikan kontribusi. Namun, ketika segala sesuatu berjalan tidak sebagaimana mestinya, mereka tidak menyalahkan situasi dan orang lain. Mereka memandang ke cermin dan berkata, ”Saya yang bertanggung jawab”.

Jika para pemimpin dan eksekutif puncak organisasi belum memiliki perangkat yang lebih baik untuk mengukur tepat tidaknya orang-orang yang ditempatkannya pada posisi penting, maka keenam sifat penting yang diusulkan Collins bisa dipergunakan untuk sementara. Namun lebih dari itu, para pengamat dan konstituen pemimpin tertentu dapat menggunakan hal yang sama untuk memberikan penilaian apakah pemimpin mereka (kita) sudah menempatkan orang-orang yang tepat pada posisi-posisi strategis. Semoga.


~ ANDRIAS
HAREFA ~

Baca selengkapnya...

Kamis, 05 Agustus 2010

Menjual Keperawanan

Wanita itu berjalan agak ragu memasuki hotel berbintang lima. Sang petugas satpam yang berdiri di samping pintu hotel menangkap kecurigaan pada wanita itu. Tapi dia hanya memandang saja dengan awas ke arah langkah wanita itu yang kemudian mengambil tempat duduk di lounge yang agak di pojok.

Petugas satpam itu memperhatikan sekian lama, ada sesuatu yang harus dicurigainya terhadap wanita itu. Karena dua kali waiter mendatanginya tapi,wanita itu hanya menggelengkan kepala. Mejanya masih kosong. Tak ada yang dipesan. Lantas untuk apa wanita itu duduk seorang diri. Adakah seseorang yang sedang ditunggunya. Petugas satpam itu mulai berpikir bahwa wanita itu bukanlah tipe wanita nakal yang biasa mencari mangsa di hotel ini.
Usianya nampak belum terlalu dewasa. Tapi tak bisa dibilang anak-anak. Sekitar usia remaja yang tengah beranjak dewasa.
Setelah sekian lama, akhirnya memaksa petugas satpam itu untuk mendekati meja wanita itu dan bertanya:
” Maaf, nona … Apakah anda sedang menunggu seseorang? “
” Tidak! ” Jawab wanita itu sambil mengalihkan wajahnya ke tempat lain.
” Lantas untuk apa anda duduk di sini?”
” Apakah tidak boleh? ” Wanita itu mulai memandang ke arah sang petugas satpam..
” Maaf, Nona. Ini tempat berkelas dan hanya diperuntukan bagi orang yang ingin menikmati layanan kami.”
” Maksud, bapak? “
” Anda harus memesan sesuatu untuk bisa duduk disini ”
” Nanti saya akan pesan setelah saya ada uang. Tapi sekarang,
izinkanlah saya duduk di sini untuk sesuatu yang akan saya jual ” Kata wanita itu dengan suara lambat.

” Jual? Apakah anda menjual sesuatu di sini? ” Petugas satpam itu memperhatikan wanita itu.
Tak nampak ada barang yang akan dijual. Mungkin wanita ini adalah pramuniaga yang hanya membawabrosur.
” Ok, lah. Apapun yang akan anda jual, ini bukanlah tempat untuk berjualan. Mohon mengerti. ”
” Saya ingin menjual diri saya, ” Kata wanita itu dengan tegas sambil menatap dalam-dalam kearah petugas satpam itu.
Petugas satpam itu terkesima sambil melihat ke kiri dan ke kanan.
” Mari ikut saya, ” Kata petugas satpam itu memberikan isyarat dengan tangannya. Wanita itu menangkap sesuatu tindakan kooperatif karena ada secuil senyum di wajah petugas satpam itu. Tanpa ragu wanita itu melangkah mengikuti petugas satpam itu. Di koridor hotel itu terdapat kursi yang hanya untuk satu orang. Disebelahnya ada telepon antar ruangan yang tersedia khusus bagi pengunjung yang ingin menghubungi penghuni kamar di hotel ini. Di tempat inilah deal berlangsung.
” Apakah anda serius? ”
” Saya serius ” Jawab wanita itu tegas.
” Berapa tarif yang anda minta? ”
” Setinggi-tingginya. .’ ”
‘ Mengapa?” Petugas satpam itu terkejut sambil menatap wanita itu.
” Saya masih perawan ”
” Perawan? ” Sekarang petugas satpam itu benar-benar terperanjat.
Tapi wajahnya berseri. Peluang emas untuk mendapatkan rezeki berlebih hari ini.
Pikirnya ” Bagaimana saya tahu anda masih perawan?”
” Gampang sekali. Semua pria dewasa tahu membedakan mana perawan dan mana bukan.. Ya kan …”
” Kalau tidak terbukti? “
” Tidak usah bayar …”
” Baiklah …” Petugas satpam itu menghela napas. Kemudian melirik kekiri dan ke kanan. ” Saya akan membantu mendapatkan pria kaya yang ingin membeli keperawanan anda. ” ” Cobalah. ”
” Berapa tarif yang diminta? ”
” Setinggi-tingginya. ”
” Berapa? ”
” Setinggi-tingginya. Saya tidak tahu berapa? ”
” Baiklah.. Saya akan tawarkan kepada tamu hotel ini. Tunggu sebentar ya.”

Petugas satpam itu berlalu dari hadapan wanita itu. Tak berapa lama kemudian, petugas satpam itu datang lagi dengan wajah cerah.

” Saya sudah dapatkan seorang penawar. Dia minta Rp. 5 juta. Bagaimana?”
” Tidak adakah yang lebih tinggi? ”
” Ini termasuk yang tertinggi, ” Petugas satpam itu mencoba meyakinkan.
” Saya ingin yang lebih tinggi…”
” Baiklah. Tunggu disini …” Petugas satpam itu berlalu.Tak berapa lama petugas satpam itu datang lagi dengan wajah lebih berseri.

” Saya dapatkan harga yang lebih tinggi. Rp. 6 juta rupiah. Bagaimana? ”
” Tidak adakah yang lebih tinggi? ”
” Nona, ini harga sangat pantas untuk anda. Cobalah bayangkan, bila anda diperkosa oleh pria, anda tidak akan mendapatkan apa apa. Atau andai perawananda diambil oleh pacar anda, andapun tidak akan mendapatkan apa apa, kecuali janji. Dengan uang Rp. 6 juta anda akan menikmati layanan hotelberbintang untuk semalam dan keesokan paginya anda bisa melupakan semuanya dengan membawa uang banyak. Dan lagi, anda juga telah berbuat baikterhadap saya. Karena saya akan mendapatkan komisi dari transaksi ini dari tamu hotel. Adilkan. Kita sama-sama butuh … ”

” Saya ingin tawaran tertinggi … ” Jawab wanita itu, tanpa peduli dengan celoteh petugas satpam itu.
Petugas satpam itu terdiam. Namun tidak kehilangan semangat.” Baiklah, saya akan carikan tamu lainnya. Tapi sebaiknya anda ikut saya.Tolong kancing baju anda disingkapkan sedikit. Agar ada sesuatu yang memancing mata orang untuk membeli. ” Kata petugas satpam itu dengan agak kesal.

Wanita itu tak peduli dengan saran petugas satpam itu tapi tetap mengikuti langkah petugas satpam itu memasuki lift. Pintu kamar hotel itu terbuka. Dari dalam nampak pria bermata sipit agak berumur tersenyum menatap mereka berdua.

” Ini yang saya maksud, tuan. Apakah tuan berminat? ” Kata petugas satpam itu dengan sopan. Pria bermata sipit itu menatap dengan seksama ke sekujur tubuh wanita itu…” Berapa? ” Tanya pria itu kepada Wanita itu.

” Setinggi-tingginya ” Jawab wanita itu dengan tegas.
” Berapa harga tertinggi yang sudah ditawar orang? ” Kata pria itu kepada sang petugas satpam.
” Rp.. 6 juta, tuan ”
” Kalau begitu saya berani dengan harga Rp. 7 juta untuk semalam.”
Wanita itu terdiam. Petugas satpam itu memandang ke arah wanita itu dan berharap ada jawabanbagus dari wanita itu.
” Bagaimana? ” tanya pria itu.
”Saya ingin lebih tinggi lagi …” Kata wanita itu.
Petugas satpam itu tersenyum kecut.
” Bawa pergi wanita ini. ” Kata pria itu kepada petugas satpam sambil menutup pintu kamar dengan keras.
” Nona, anda telah membuat saya kesal. Apakah anda benar benar ingin menjual? ”
” Tentu! ”
” Kalau begitu mengapa anda menolak harga tertinggi itu … ”
” Saya minta yang lebih tinggi lagi …”
Petugas satpam itu menghela napas panjang. Seakan menahan emosi. Dia pun tak ingin kesempatan ini hilang. Dicobanya untuk tetap membuat wanita itu merasa nyaman bersamanya.
” Kalau begitu, kamu tunggu di tempat tadi saja, ya. Saya akan mencoba mencari penawar yang lainnya. ”
Di lobi hotel, petugas satpam itu berusaha memandang satu per satu pria yang ada. Berusaha mencari langganan yang biasa memesan wanita melaluinya. Sudahsekian lama, tak ada yang nampak dikenalnya. Namun, tak begitu jauh dari hadapannya ada seorang pria yang sedang berbicara lewat telepongenggamnya.

” Bukankah kemarin saya sudah kasih kamu uang 25 juta Rupiah. Apakah itu tidak cukup? ” Terdengar suara pria itu berbicara. Wajah pria itu nampak masam seketika.

” Datanglah kemari. Saya tunggu. Saya kangen kamu. Kan sudah seminggu lebih kita engga ketemu, ya sayang?! ”
Kini petugas satpam itu tahu, bahwa pria itu sedang berbicara dengan wanita. Kemudian, dilihatnya, pria itu menutup teleponnya. Ada kekesalan di wajah pria itu.

Dengan tenang, petugas satpam itu berkata kepada Pria itu: ” Pak, apakah anda butuh wanita … ??? ”
Pria itu menatap sekilas kearah petugas satpam dan kemudian memalingkan wajahnya.
” Ada wanita yang duduk disana, ” Petugas satpam itu menujuk kearah wanita tadi. Petugas satpam itu tak kehilangan akal untuk memanfaatkan peluang ini.

“Dia masih perawan..”
Pria itu mendekati petugas satpam itu. Wajah mereka hanya berjarak setengah meter.
” Benarkah itu? ”
” Benar, pak. ”
” Kalau begitu kenalkan saya dengan wanita itu … ”
” Dengan senang hati. Tapi, pak …Wanita itu minta harga setinggi tingginya.” ‘
” Saya tidak peduli … ” Pria itu menjawab dengan tegas. Pria itu menyalami hangat wanita itu.
” Bapak ini siap membayar berapapun yang kamu minta. Nah, sekarang seriuslah ….” Kata petugas satpam itu dengan nada kesal.
” Mari kita bicara di kamar saja.” Kata pria itu sambil menyisipkan uang kepada petugas satpam itu. Wanita itu mengikuti pria itu menuju kamarnya.

Di dalam kamar …” Beritahu berapa harga yang kamu minta? ”
” Seharga untuk kesembuhan ibu saya dari penyakit ”
” Maksud kamu? ”
” Saya ingin menjual satu satunya harta dan kehormatan saya untuk kesembuhan ibu saya. Itulah cara saya berterima kasih …. ”
” Hanya itu …”
” Ya …! ”
Pria itu memperhatikan wajah wanita itu. Nampak terlalu muda untuk menjual kehormatannya. Wanita ini tidak menjual cintanya. Tidak pula menjual penderitaannya. Tidak! Dia hanya ingin tampil sebagai petarung gagah berani di tengah kehidupan sosial yang tak lagi gratis. Pria ini sadar, bahwa di hadapannya ada sesuatu kehormatan yang tak ternilai. Melebihi dari kehormatan sebuah perawan bagi wanita. Yaitu keteguhan untuk sebuah pengorbanan tanpa ada rasa sesal.. Wanta ini tidak melawan gelombang laut melainkan ikut kemana gelombang membawa dia pergi. Ada kepasrahan diatas keyakinan tak tertandingi. Bahwa kehormatan akan
selalu bernilai dan dibeli oleh orang terhormat pula dengan cara-cara terhormat.

” Siapa nama kamu? ”
” Itu tidak penting. Sebutkanlah harga yang bisa bapak bayar … ” Kata wanita itu
” Saya tak bisa menyebutkan harganya. Karena kamu bukanlah sesuatu yang pantas ditawar. ”
”Kalau begitu, tidak ada kesepakatan! ”
” Ada ! ” Kata pria itu seketika.
” Sebutkan! ”
” Saya membayar keberanianmu. Itulah yang dapat saya beli dari kamu. Terimalah uang ini. Jumlahnya lebih dari cukup untuk membawa ibumu ke rumah sakit. Dan sekarang pulanglah … ” Kata pria itu sambil menyerahkan uang dari dalam tas kerjanya.

” Saya tidak mengerti …”
” Selama ini saya selalu memanjakan istri simpanan saya. Dia menikmati semua pemberian saya tapi dia tak pernah berterima kasih. Selalu memeras. Sekali saya memberi maka selamanya dia selalu meminta. Tapi hari ini, saya bisa membeli rasa terima kasih dari seorang wanita yang gagah berani untuk berkorban bagi orang tuanya. Ini suatu kehormatan yang tak ada nilainya bila saya bisa membayar …”

” Dan, apakah bapak ikhlas….? ”
” Apakah uang itu kurang? ”
” Lebih dari cukup, pak … ”
” Sebelum kamu pergi, boleh saya bertanya satu hal? ”
” Silahkan …”
” Mengapa kamu begitu beraninya … ”
” Siapa bilang saya berani. Saya takut pak …Tapi lebih dari seminggu saya berupaya mendapatkan cara untuk membawa ibu saya ke rumah sakit dan semuanya gagal. Ketika saya mengambil keputusan untuk menjual kehormatan saya maka itu bukanlah karena dorongan nafsu. Bukan pula pertimbangan akal saya yang `bodoh` … Saya hanya bersikap dan berbuat
untuk sebuah keyakinan … ”

” Keyakinan apa? ”
” Jika kita ikhlas berkorban untuk ibu atau siapa saja, maka Tuhan lah yang akan menjaga kehormatan kita …. ” Wanita itu kemudian melangkah keluarkamar.
Sebelum sampai di pintu wanita itu berkata: ” Lantas apa yang bapak dapat dari membeli ini … ”
” Kesadaran… ”
… . .Di sebuah rumah di pemukiman kumuh. Seorang ibu yang sedang terbaring sakit dikejutkan oleh dekapan hangat anaknya.
” Kamu sudah pulang, nak ”
” Ya, bu … ”
” Kemana saja kamu, nak … ???”
” Menjual sesuatu, bu … ”
” Apa yang kamu jual?” Ibu itu menampakkan wajah keheranan. Tapi wanita muda itu hanya tersenyum …Hidup sebagai yatim lagi miskin terlalu sia-sia untuk diratapi di tengah kehidupan yang serba pongah ini. Di tengah situasi yang tak ada lagi yang gratis. Semua orang berdagang. Membeli dan menjual adalah keseharian yang tak bisa dielakan.. Tapi Tuhan selalu memberi tanpa pamrih, tanpa perhitungan. ….

” Kini saatnya ibu untuk berobat … ” Digendongnya ibunya dari pembaringan, sambil berkata: ” Tuhan telah membeli yang saya jual… ”. Taksi yang tadi ditumpanginya dari hotel masih setia menunggu di depan rumahnya. Dimasukannya ibunya ke dalam taksi dengan hati-hati dan berkata kepada supir taksi: ” Antar kami kerumah sakit …”

Baca selengkapnya...

Senin, 02 Agustus 2010

Ayam Atau Telur Duluan? Terjawab Sudah

"Mana yang lebih dulu, ayam atau telur?" sudah jadi pertanyaan paling filosofis maupun ilmiah selama berabad-abad. Tapi kini, jawabannya sudah tersedia.

Para ilmuwan pekan ini mengklaim telah memecahkan teka-teki tersebut. Jawabannya, kata mereka, adalah ayam.

Seperti dilaporkan Mailonline, para peneliti menemukan bahwa pembentukan kulit telur bergantung pada satu protein yang hanya ditemukan di indung telur ayam. Artinya, telur hanya bisa ada jika berada di dalam ayam.

Protein yang disebut ovocledidin-17, atau OC-17 - bertindak sebagai katalis untuk mempercepat pengembangan kulit telur itu.

Cangkan keras ini penting sebagai tempat bagi kuning dan putih telur. Para ilmuwan dari universitas di Sheffield dan Warwick menggunakan super komputer untuk men-'zoom in' pembentukan telur tersebut.

Komputer yang disebut HECToR itu mengungkapkan bahwa OC-17 sangat penting dalam memulai kristalisasi atau tahap awal penciptaan kulit telur.

Protein tersebut mengubah kalsium karbonat menjadi kristal kalsit yang membentuk kulit telur.

Kalsit kristal ada di berbagai tulang dan tempurung tetapi mereka terbentuk lebih cepat di dalam ayam. Unggas itu mampu menghasilkan 6 gram kulit telur setiap 24 jam.

Dr Colin Freeman, dari Departemen Teknik Material Universitas Sheffield, mengatakan : "Selama ini orang mengira bahwa yang terlebih dulu ada adalah telur, tapi kini kita memiliki bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa sebenarnya ayamlah yang lebih dulu ada."

"Protein itu sudah diidentifikasi lama dan diketahui terkait dengan pembentukan telur. Ternyata, dengan memeriksanya secara jeli kita dapat melihat cara protein itu mengendalikan proses pembentukan kulit telur."

"Menarik untuk diketahui bahwa berbagai jenis spesies burung tampaknya memiliki variasi protein dengan cara kerja yang sama," kata Freeman.

Profesor John Harding, dari jurusan yang sama di Sheffield, mengatakan bahwa penemuan itu bisa berguna untuk hal lain.

"Memahami cara ayam membuat kulit telur dapat memberi petunjuk menuju rancangan baru maupun bahan baru," katanya.

'Alam telah menemukan solusi inovatif untuk semua jenis masalah dalam ilmu tentang materi dan teknologi - kita dapat belajar banyak dari alam."

Penemuan itu dipublikasikan dalam makalah "Structural Control Of Crystal Nuclei By An Eggshell Protein".


~ Antara ~

Baca selengkapnya...