Minggu, 30 Desember 2012

Jurang Fiskal

Akhir-akhir ini, banyak terdengar perbincangan tentang "jurang fiskal" yang terjadi Amerika Serikat (AS), dan bagaimana hal tersebut dapat mempengaruhi ekonomi global. Tapi, apa sebenarnya "jurang fiskal" (fiscal cliff) itu? Jurang fiskal merupakan potensi dampak negatif yang akan terjadi jika kedua kubu politik di Amerika Serikat, Partai Demokrat yang menyokong Presiden Barack Obama, dengan Partai Republik yang mendominasi Kongres, gagal menyepakati masalah kenaikan pajak dan pemotongan anggaran pada akhir tahun ini. Di bawah pemerintahan pendahulu Obama, George W. Bush, memberikan insentif berupa diskon pajak untuk seluruh penghasilan, baik pribadi maupun perusahaan, termasuk dinikmati oleh orang-orang kaya Amerika. Nah, pemotongan pajak ini akan berakhir pada 31 Desember 2012. Obama ingin mengakhiri diskon pajak untuk orang kaya Amerika, yaitu mereka yang berpenghasilan di atas US$ 200.000 per tahun per individu. Alih-alih mendukung permintaan Obama, politisi dari Partai Republik justru mengusulkan diskon pajak tersebut tetap dilanjutkan. Sebagai gantinya, mereka mengusulkan pemotongan anggaran tunjangan jaminan sosial, serta anggaran bagi 1.000 program Pemerintah Amerika, termasuk tunjangan pengangguran dan anggaran program pendidikan. Jika tidak ada kompromi, maka pajak semua orang akan naik. Namun, anggaran belanja Amerika juga akan dipotong. Hal ini menyebabkan beberapa analis khawatir hal ini menyebabkan ekonomi Amerika berkontraksi sehingga memicu resesi lain. Tidak ada konsensus yang universal mengenai bagaimana hal ini dapat mempengaruhi Asia. Tentu, jika Amerika "menuju pada jurang fiskal", maka ia akan menekan sentimen investor. Ini akan berdampak buruk ketika pemain melepaskan aset-aset yang berisiko. Barangkali ini mungkin sudah terjadi, maka kebuntuan terus berlanjut. Secara umum, kenaikan pajak di Amerika akan menyebabkan penurunan tingkat konsumsi. Dampaknya, ini dapat merugikan ekonomi negara-negara Asia yang berorientasi pada ekspor. Negara-negara seperti Cina, Korea, Taiwan, Malaysia, dan Thailand kemungkinan besar akan terkena imbas yang besar daripada negara-negara yang perekonomiannya didorong oleh konsumsi dalam negeri seperti India dan Filipina. Menurut Kantor Perwakilan Perdagangan AS, Indonesia hanya merupakan mitra dagang Amerika yang terbesar ke 28. Pada tahun 2011, barang impor AS dari Indonesia mencapai US$ 19,1 miliar, sebanyak US$ 4,3 miliar adalah pakaian rajutan dan produk-produk pertanian serta minyak sebesar US$ 361 juta. Dengan asumsi Amerika melompat ke jurang fiskal, ekspor Indonesia yang terpukul parah mungkin barang non-esensial seperti pakaian. Warga Amerika tentu tidak akan mengurangi makanan. Tapi jumlah pakaian ekspor ke AS kurang dari 0,5% PDB Indonesia, sehingga sektor ini tidak akan dipengaruhi oleh belanja konsumen yang lebih rendah di Amerika. "Decoupling" ketergantungan global terhadap perekonomian Amerika mungkin benar! Memang, ada beberapa yang percaya bahwa " jurang fiskal" hanyalah mitos yang dibawa Partai Republikan yang berusaha untuk mendorong agenda mereka mengenai pajak rendah dan penghematan pemerintah. Penerima Nobel Paul Krugman menyatakan dalam sebuah artikel harian New York Times 11 November 2012: "Prospek atas menjulangnya pemotongan belanja dan kenaikan pajak bukan krisis fiskal. Hal ini, sebaliknya, krisis politik yang disebabkan oleh upaya G.O.P (Partai Republikan) untuk mengambil jaminan ekonomi." Menurut saya, ini adalah pelajaran penting bagi kita semua. Jurang fiskal pada dasarnya adalah sengketa politik, antara yang orang baru dan terpilih kembali. Presiden Obama yang baru terpilih kembali percaya bahwa pemerintah harus memainkan peran lebih besar dalam perekonomian Amerika. Kongres yang didominasi oleh kaum Republikan tengah merajuk yang dilandasi ideologis justru berpikir sebaliknya. Hal ini juga sempat terjadi di Indonesia yakni pada akhir Maret 2012. Dan, terdengar menakutkan bagi orang-orang yang memperhatikan politik Indonesia. Ada pertarungan serupa antara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang mempertanyakan harga bahan bakar minyak (BBM). Ada posisi yang tampaknya tak terdamaikan. Yakni eksekutif menginginkan harga BBM naik, fraksi tertentu di DPR menentang. Seperti kita tahu, pemerintah menyerah. Alhasil, isu kebijakan publik yang penting itu hingga kini belum juga terselesaikan. Tidak jelas apakah hal serupa bisa terjadi di Amerika, Pemerintahan Obama yang baru masih segar dibandingkan dengan pemerintahan SBY. Namun, yang tampak mantan profesor hukum ini menunjukkan ketegasan yang jauh lebih besar ketimbang sang jenderal. Apapun masalahnya, jelas ada pelajaran bahwa Anda tak dapat memisahkan ekonomi dan bisnis dari politik. Tapi, apakah warga Indonesia mengetahui hal ini? Oleh Karim Raslan

Baca selengkapnya...

AKHIR DARI POLEMIK JURANG FISKAL AMERIKA

Setelah lama buntu, negosiasi masalah anggaran antara Gedung Putih dan Ketua Parlemen Amerika Serikat (AS) John Boehner mengalami kemajuan dalam beberapa hari terakhir ini. Kedua pihak masih harus menyamakan pandangan terhadap isu-isu signifikan sebelum mencapai kesepakatan yang diharapkan terjadi akhir tahun ini. Sejumlah isu kontroversial seperti pajak dan sistem layanan kesehatan Amerika, Medicare, membayangi keberhasilan perundingan tersebut. Masing-masing harus menemukan jalan tengah untuk menghindari kebuntuan. Menurut sejumlah sumber, diskusi bergerak lebih signifikan dalam beberapa hari terakhir setelah kedua belah pihak menjalani komunikasi secara lebih serius. Namun rincian isi perundingan tetap dirahasiakan. Selama beberapa minggu terakhir, pemerintah Obama dan Partai Republik tengah bernegosiasi tentang cara mengatasi isu pemotongan pajak dan pemangkasan belanja negara yang mulai berlaku Januari tahun depan. Gedung Putih dan Partai Republik masing-masing telah mengajukan proposal yang bertolak belakang dalam mengatasi permasalahan fiskal yang dikenal sebagai fiscal cliff. Partai Republik ingin pemerintah memangkas belanja negara, sebuah permintaan yang ditolak Demokrat. Sementara Partai Demokrat telah mengajukan kenaikan pajak lebih tinggi, sesuatu yang tidak diinginkan kubu Republik. Alhasil, selama beberapa minggu terakhir, silang pendapat berfokus pada perubahaan apa yang harus diberlakukan terhadap kebijakan pajak. Sementara minggu lalu, para pemimpin kedua belah pihak berdebat tentang plafon hutang negara tersebut. Tanda kemajuan paling penting dalam negosiasi sejauh ini adalah fakta bahwa kedua pihak sepakat untuk tidak mengeluarkan pernyataan mengenai perundingan tersebut. Kabarnya seorang anggota Republik mengatakan, di Kongres kemajuan terbesar dalam negosiasi biasanya terjadi ketika dua kubu tidak berbicara di depan umum. Kubu Republik sedang menunggu langkah presiden Obama untuk mengidentifikasi seberapa besar pemotongan anggaran yang disetujuinya sebagai bagian dari pendekatan seimbang yang dijanjikannya kepada warga Amerika. Kendati demikian, kedua kubu tampak tetap optimis terhadap prospek kesepakatan antara keduanya. Ini tecermin dari pernyataan Obama bahwa dirinya ingin mengurangi defisit, namun yang dilakukannya dengan cara yang seimbang dan bertanggung jawab. Sebelumnya masing-masing pihak ragu sebuah kesepakatan bisa dicapai. Partai Republik masih menerka-nerka seberapa besar pemangkasan yang akan disepakati oleh Obama dalam hal belanja negara, sementara Gedung Putih masih menunggu besaran tingkat kenaikan pajak yang akan disetujui oleh Republik. Pada akhirnya dalam pidatonya, Obama terus menerus mengajak masyarakat untuk mendukung proposal kebijakan pajaknya, yakni untuk menaikkan tingkat tarif pajak bagi orang kaya Amerika. Ini untuk menengahi perdebatan antara Gedung Putih dan kubu Partai Republik di Kongres Amerika Serikat yang masih terjebak dalam adu argumen yang tak kunjung surut mengenai paket kebijakan yang ditujukan demi mengurangi defisit. Padahal, negara tersebut akan mengalami masalah yang dikenal sebagai “jurang fiskal” dalam waktu beberapa minggu. Para petinggi dari kedua kubu mempertahankan posisi mereka masing-masing pada wawancara sejumlah media elektronik. Ketua Kongres AS John Boehner mengatakan perundingan masih belum melangkah maju. Sementara itu, Menteri Keuangan AS, Timothy Geithner, yang berbicara atas nama pemerintah, mengatakan kubu Partai Republik perlu rehat sejenak dari negosiasi paket kebijakan ekonomi, namun mereka pada akhirnya akan menyepakati kenaikan tarif pajak. Hal ini merupakan bagian penting dari upaya pemerintah AS untuk menggalang USD1,6 triliun dari pajak selama 10 tahun ke depan. Bagi mereka, jelas situasi sekarang agak menyulitkan. Mereka tengah mencari tahu arah selanjutnya. Pemerintah Obama mungkin akan memberi sedikit waktu luang bagi mereka untuk mengetahui langkah berikutnya. Boehner menegaskan kubu Republik menyetujui kenaikan tarif pajak sebesar USD800 juta dalam 10 tahun. Namun, mereka berpendapat hal tersebut dilakukan dengan cara menghentikan sejumlah pemotongan pajak, bukan malah dengan menaikkan pajak. Dalam pandangan Republik, jika tarif pajak dinaikkan, ekonomi malah akan kian sulit bertumbuh. Sebagian pendapatan diraih dari sektor usaha kecil. Pernyataan-pernyataan terbuka seperti itu merupakan bagian yang lumrah dalam sebuah negosiasi, yang sepertinya masih jauh dari kata sepakat. Apa yang dikatakan politisi dalam adu pendapat di depan publik terkadang tidak mewakili apa yang dibahas dalam perundingan tertutup. Kali ini, kedua pihak menyadari singkatnya waktu yang mereka miliki sebelum pemangkasan anggaran belanja dan kenaikan pajak sebesar USD500 miliar dimulai Januari. Para staf anggota Kongres dari kedua partai menyatakan serangkaian pembicaraan tertutup yang kini berlangsung juga tidak produktif, sama seperti debat-debat di televisi. Para pembuat kebijakan menargetkan untuk menyelesaikan kesepakatan dua langkah sebelum akhir tahun. Langkah pertama terkait dengan tahap awal pemangkasan belanja serta perubahan kode pajak yang akan berlaku pada Januari tahun depan. Pada langkah kedua, para pengambil kebijakan diharuskan merevisi kode pajak dan program jaminan sosial (entitlement program). Meski kedua pihak terus adu otot, Geithner dan Boehner, serta para negosiator lain, menyiratkan masih tersedianya ruang negosiasi dan mencapai kesepakatan pada akhir tahun. Gedung Putih masih membuka peluang bagi terwujudnya perubahan pada Medicare dan Medicaid di luar usulan yang diangkat Republik pada Februari lalu. Namun, kubu Republik diharapkan mengajukan tawaran yang spesifik terlebih dahulu. Kesepakatan tersebut mencakup menaikan usia penerima Medicare menjadi di atas 65 tahun; mewajibkan orang kaya di Amerika untuk menyumbang lebih banyak dalam biaya perawatan mereka; dan memperlambat adanya kenaikan pada pencairan dana Jaminan Sosial. Boehner mengungkap usulan perubahan atas layanan Medicare seperti itu telah dibicarakan dengan Presiden Obama dalam sebuah rapat 2011 lalu tentang meningkatkan batas hutang. Mengenai Jaminan Sosial itu, program yang memberi tunjangan bagi pensiunan dan golongan penyandang cacat, Geithner mengatakan Gedung Putih sepertinya akan melakukan pembicaraan mengenai kemungkinan adanya revisi. Namun, perubahan dalam program itu takkan bisa menekan defisit. Sebelumnya, Partai Republik mengajukan proposal pengurangan defisit baru kepada Gedung Putih dalam bentuk kenaikan pajak sebesar USD800 miliar. Separuh dari yang diajukan Presiden Obama sebelumnya. Gedung Putih dengan serta-merta menolak proposal itu. Namun, proposal tersebut mengindikasikan ambang batas angka yang akan disetujui oleh Partai Republik. Tawaran tersebut tiba beberapa hari setelah Gedung Putih membuka negosiasi dengan proposal mereka. Dengan adanya tawaran awal dari kedua belah pihak, parameter yang dipatok kedua kubu untuk negosiasi ke depan semakin jelas. Proposal yang diajukan memuat prospek pemangkasan Medicare serta program jaminan kesehatan lain sebesar USD600 miliar dalam 10 tahun. Sebelumnya, Obama mengajukan angka USD350 miliar. Proposal itu jelas akan memperlambat adanya kenaikan pada pencairan dana Jaminan Sosial, langkah yang ditentang sebagian besar anggota Kongres dari Partai Demokrat. Salah satu isi paket adalah mengenai pemasukan dari pajak, yang kubu Partai Republik anggap bisa dikantongi tanpa harus menaikkan tarif pajak. Partai Republik mengirimkan proposalnya ke Gedung Putih setelah mendapatkan tanda tangan Boehner serta pemimpin Partai Republik lainnya, termasuk Ketua Komite Anggaran di Kongres AS, Paul Ryan. Paul selama ini berkeberatan terhadap usulan kenaikan pajak, baik ketika ia masih berada di Kongres maupun ketika menjadi calon wakil presiden AS mendampingi Mitt Romney. Dukungannya penting dalam segala jenis kesepakatan. Pada akhirnya, polemik soal jurang fiskal ini diharapkan berakhir menggembirakan bagi kedua belah pihak dengan solusi menang-menang. Semuanya bukan hanya untuk kebangkitan ekonomi Amerika semata, melainkan kebangkitan ekonomi dunia. Business News

Baca selengkapnya...

Jumat, 07 Desember 2012

Belajar Kearifan dari Semut

Ketika memperhatikan gerak–gerik barisan semut yang tengah mengusung sebutir nasi putih, saya membayangkan kira-kira bagaimana percakapan Nabi Sulaiman dengan hewan lembut ini. Pasti telah terjadi perbincangan yang hebat, berpuluh abad yang lampau. Namun kemudian saya tercenung tatkala ingat bahwa E.O. Wilson mungkin juga “bercakap-cakap” dengan semut ketika ilmuwan itu mengamati perilaku hewan-hewan ini. Tentu saja, Wilson tak sehebat Sulaiman dalam memahami bahasa hewan. Namun ia mengonstruksi pengetahuannya menjadi apa yang disebut sebagai sosio-biologi, kira-kira semacam pemahaman tentang bagaimana hewan-hewan mungil itu hidup bermasyarakat. Ia mengamati bagaimana hewan-hewan ini bekerja sama, dan takjub. Mengapa semut demikian menarik? Beberapa orang yang mengamati perilaku semut mendapati sejumlah pelajaran menarik, yang rasa-rasanya sangat bagus bila diterapkan di dunia manusia, mungkin salah satunya agar organisasi berjalan efektif: 1. Semut bekerja sebagai sebuah tim. Nyaris sukar menemukan semut yang bekerja sendirian tanpa ditolong oleh semut-semut lain. Sebutir nasi pun digotong bersama. 2. Semut saling memercayai. Kerjasama yang baik hanya bisa dibangun di atas fondasi kepercayaan satu sama lain. Prasangka dan ketidakpercayaan melemahkan tim. 3. Semut bersikap terbuka. Ketika semut menemukan makanan, mereka menginformasikan kepada yang lain, yang kemudian datang dan berbagi. Ya, boleh dikata semacam networking dan sharing, kata yang popular saat ini. 4. Semut bermitra dan berperan sesuai kapabilitasnya. Pembagian peran yang tepat menjadikan masing-masing semut memahami apa yang harus ia lakukan untuk tim. Tidak ada yang merasa paling hebat. 5. Semut tekun dan fokus. Hewan-hewan ini bekerja begitu tekun dan tidak teralihkan perhatiannya kepada urusan yang lain sebelum satu urusan selesai. 6. Semut melakukan regrouping. Bila kita cermati akan terlihat bahwa semut kadang-kadang berganti peran ataupun berganti tim dengan begitu adaptif. Makhluk ini bersikap terbuka untuk mencoba gagasan baru dan bergabung dengan tim baru yang memerlukan perannya. Semut makhluk sosial yang hebat. Mereka sanggup membangun bukit yang tinggi berkat kerja kolektif yang saling memberi manfaat. *** Dian

Baca selengkapnya...

Rabu, 05 Desember 2012

JURANG FISKAL MASIH MENJADI FOKUS PERHATIAN

Pasar Uang Isu tentang jurang fiscal atau fiscal cliff di Amerika Serikat diperkirakan masih akan menjadi pusat perhatian pasar keuangan global. Saat ini pemerintahan Barack Obama dihadapkan pada upaya menyehatkan anggaran agar kelanjutan perekonomian AS dapat dijaga dengan baik. Jurang fiskal bertumpu pada dua aspek utama. Pertama, pemerintah AS akan memangkas anggaran rutin, terutama untuk pos pertahanan. Kedua, parallel dengan itu, pemerintah Obama akan menaikkan pajak bagi kelompok orang kaya di AS. Kelompok ini adalah mereka yang berpenghasilan di atas 250.000 dolar AS per tahun. Tercatat sebanyak 2% dari populasi penduduk AS termasuk ke dalam kelompok kaya tadi. Dengan mulusnya pembicaraan jurang fiscal yang kelak akan dijalankan di awal tahun 2013, maka prospek pemulihan ekonomi AS akan menjadi lebih jelas. Dampak positifnya akan menjalar ke sektor dunia usaha di AS. Sektor keuangan juga akan bergairah karena kepercayaan pasar meningkat. Permintaan property dan otomotif di AS akan melonjak. Pabrik-pabrik bekerja normal. Angka pengangguran menurun menuju level yang diharapkan, yakni 7%. Indeks manufaktur akan melampaui batas aman yang 50. Ujung-ujungnya, kegiatan ekonomi bergerak lebih dinamis. Negara-negara mitra dagang utama AS, khususnya Indonesia, akan kecipratan dampak positifnya, di mana mata uang rupiah akan mengalami keseimbangan baru. Permintaan ekspor dari AS juga akan melonjak. Aliran modal asing juga akan semakin deras. Ujung-ujungnya, ada harapan pemulihan ekonomi dunia juga akan terdorong. Tercatat kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot valas antar bank Jakarta, Rabu lalu (28/11) ditutup melemah tipis 5 poin (0,051%) ke posisi Rp9.615/Rp9.620 dari posisi sebelumnya Rp9.610/Rp9.615. Pelemahan rupiah hari ini masih didominasi oleh memburuknya kekhawatiran pasar terhadap zona euro. Terutama setelah euforia atas keputusan bailout Yunani berakhir. Yunani memang telah mendapatkan kepastian akan pencairan dana bailout yang diperkirakan cair pada 13 Desember 2012. Tapi, perkembangan di Jerman terakhir justru mengisyaratkan akan adanya kendala saat Parlemen Jerman membahas skema bailout terakhir untuk Yunani. Karena itu, sepanjang perdagangan, rupiah mencapai level terlemahnya Rp9.620 setelah menguat ke leval Rp9.595 dari posisi pembukaan Rp9.600 per dolar AS. Ada beberapa Laporan, parlemen Jerman akan mengadakan voting bailout Yunani pada Jumat pekan lalu. Tapi, komentar terakhir dari salah satu anggota parlemen Jerman dari partai oposisi Steinbroejk menyatakan, bahwa proses voting kemungkinan akan ditunda. Sebab, parlemen Jerman masih membutuhkan waktu untuk membahas skema bailout yang disusun oleh menteri keuangan zona euro. Pasar mengkhawatirkan, Jerman mungkin tidak akan bisa melakukan apa yang telah disepakati pertemuan Euro Group kemarin dengan poin yang sangat banyak. Seharusnya waktu voting tersebut akan ditunda hingga semua informasi skema penyelamatan Yunani lengkap. Selain itu, kemungkinan transfer keuntungan dari obligasi Yunani yang diperoleh oleh European Central Bank (ECB) ke pemerintah Athena, dipermasalah Bank Sentral Jerman. The Deutsche Bundesbank mengklaim lebih berhak atas apa yang dilakukan terhadap laba yang diperoleh dari laba obligasi Yunani. Karena itu, transfer laba obligasi ke Yunani akan menjadi perselisihan di masa yang akan datang. Pada saat yang sama, rupiah juga mendapat tekanan negatif dari laporan inflasi Bank of England (BoE) yang cukup negatif. Sebab, Gubernur BoE masih mengutarakan kecemasan terhadap kontraksi ekonomi Inggris walaupun data Produk Domestik Bruto (PDB) terakhir menunjukkan masih tumbuh 1% untuk kuartal III-2012. Belum lagi, komentar dari salah satu petinggi The Fed yang menentang program perpanjangan Operation Twist yang berakhir pada Desember 2012. Selain itu, juga tentangan atas penambahan jumlah pembelian obligasi oleh The Fed yang berbasis KPR yang disebut quantitative easing (QE) ketiga (QE-3). Karena itu, secara umum sentimen pasar negatif bagi rupiah. Apalagi, data ekonomi yang dirilis AS cukup positif seperti Durrable Goods Order, Indeks Harga Rumah, Indeks Kepercayaan Konsumen, dan Indeks Manufaktur. Ini cukup menegaskan performa dolar AS terhadap mata uang lainnya sehingga menjadi tekanan negatif bagi rupiah. Alhasil, rupiah melemah tipis di tengah dolar AS yang stagnan terhadap mayoritas mata uang utama tapi menguat terhadap euro (mata uang gabungan negara-negara Eropa). Untuk minggu ini, dengan sentiment yang lebih baik, ada peluang rupiah menguat pada kisaran Rp 9.580-Rp 9.620 per dolar AS di tengah kinerja perekonomian Indonesia yang tetap terkendali dengan baik. Pasar Modal Harapan yang sama juga tercurah pada perkembangan kinerja Indeks harga saham gabungan (IHSG) yang diharapkan mampu lolos dari lubang jarum. Setelah sempat menyelinap ke bawah batas psikologis 4.300, akhirnya IHSG ditutup di level 4.304,82. Berarti, pada Rabu lalu (28/11) indeks hanya melemah 32,69 poin (0,75%) dibanding dengan penutupan sebelumnya. Ini sungguh mengejutkan. Soalnya, longsor berat itu terjadi di saat Menteri Keuangan Uni Eropa dan Dana Moneter Internasional (IMF) menyetujui dana talangan Yunani sebesar 44 miliar euro. Menurut Olli Rehn, Komisaris Ekonomi dan Moneter Uni Eropa, Yunani akan mendapatkan dana talangan itu pada 13 Desember 2012 ini. Tentu kabar baik ini akan membuat masa depan Yunani dan Eropa lebih baik. Namun itu saja belum cukup menghibur pelaku bursa. Para kreditur juga sepakat memotong suku bunga pinjaman dan memperpanjang utang jatuh tempo menjadi 10–15 tahun. Yang lebih menggembirakan lagi, Menteri Keuangan Uni Eropa juga menjanjikan bantuan menyelamatan 240 miliar euro. Dari jumlah tersebut, sampai saat ini Yunani telah menikmati bantuan menyelamatan 150 miliar euro. Seharusnya, menurut John Veter, kabar baik dari Yunani itu berdampak positif terhadap IHSG. Masalahnya, kenapa IHSG masih berat untuk menguat. Tetapi yang pasti, penurunan indeks juga terjadi di bursa Wall Street dan di sejumlah pasar modal dunia lainnya. Di bursa Wall Street, indeks Down Jones (DJIA) dan Nasdaq masing-masing sempat melemah 0,69% dan 0,30%. Tidak hanya di Amerika, penurunan harga juga dialami saham-saham di sejumlah bursa Asia. Indeks Hang Seng, misalnya, turun 0,62%. Pelemahan juga dialami oleh indeks Kospi (0,65%), Nikkei (1,22%) dan Straits Times (0,09%). Goyangan dari bursa dunia inilah yang diduga menjadi penyebab loyonya IHSG. Turunnya indeks di sejumlah bursa dunia tampaknya tak lepas dari sejumlah peristiwa yang bakal terjadi di Amerika. Minggu lalu, Ben Bernanke, Gubernur The Fed, menyampaikan berpidato soal solusi atas ancaman jurang fiskal (fiscal cliff) di Amerika. Selain itu, dalam waktu dekat juga akan keluar rilis tentang kepercayaan konsumen. Sambil menunggu kabar baik dari Amerika, para investor di sejumlah bursa melakukan aksi jual. Ada yang percaya, Bernanke akan mengumumkan stimulus quantitative easing jilid IV untuk mengatasi kelesuan ekonomi sebagai dampak kebijakan kenaikan pajak dan penghematan anggaran Presiden Barrack Obama. Tapi sebagian pasar menganggap Bernanke sebagai orang yang sangat disiplin dan hati-hati. Perbedaan pandangan itu tentu akan membawa konsekuensi masing-masing. Jika pidato Bernanke dan rilis kepercayaan konsumen Amerika positif, maka IHSG diperkirakan akan melesat. Jika sebaliknya, maka harga saham-saham akan semakin loyo. Soalnya, kebijakan fiscal cliff karya pemerintahan Obama bisa membuat Amerika masuk ke lembah resesi. Jika yakin Bernanke akan menurunkan quantitative easing IV, justru kinilah saatnya bagi investor untuk berbelanja. Sebab, indeks akan bergerak di kisaran 4.300–4.400 minggu ini. Memang bursa saham AS sempat bergerak turun pada perdagangan Rabu (28/11) lalu karena investor masih diliputi kekhawatiran sulitnya negosiasi dalam mengatasi tebing fiskal. Investor berbondong-bondong mengamankan posisi yang aman. Investor merespon pernyataan anggota parlemen tentang sedikitnya kemajuan negosiasi dalam menghindari tebing fiskal. AS terancam resesi dengan kenaikan pajak dan penghematan anggaran per 1 Januari 2013. Pasar juga menunggu data penjualan rumah untuk bulan Oktober. Para ekonom mengharapkan terjadi kenaikan seperti pada bulan September lalu. Pasar juga mencermati kabar dari The Fed yang akan merilis Beige Book tentang kondisi ekonomi regional. Rilis tersebut diharapkan akan mengalami pertumbuhan meskipun ada badai Sandy. Secara umum ancaman tebing fiskal tenah membebani bursa global. Bursa Eropa turun 0,4%. Bursa Asia diwarnai pelemahan seperti indeks Nikkei dan indeks Shanghai yang terus melanjutkan pelemahan. Indeks Nikkei terendah dalam tujuh bulan dan indeks Shanghai terendah dalam empat tahun. Kembali ke BEI, ternyata IHSG sudah naik sekitar 14,5% untuk periode year to date sampai dengan 26 November 2012 lalu. Dibandingkan bursa-bursa Asia lainnya, performa IHSG itu menempati posisi keempat terbaik. Namun, posisi ini turun dibandingkan awal tahun 2012. Di awal tahun 2012 lalu, bursa Indonesia masih menempati peringkat kedua. Saat ini, IHSG masih di bawah Thailand sebagai jawara bursa regional dengan kenaikan 28,5%. Sementara itu, bursa India melaju 20%; dan indeks Hongkong, Hangseng naik 18,6%. Dengan anggota bursa yang sudah mencapai 460 pada November ini, regulator bursa berharap kontribusi investor domestik akan meningkat. Dengan demikian, jika terjadi gejolak di pasar modal dan penarikan dana besar-besaran (redemption) global, IHSG memiliki kekuatan untuk tidak jatuh terlalu banyak dan tidak kolaps sehingga tidak menggoyangkan perekonomian. Otoritas bursa tidak terlalu mengharapkan investor domestik bisa mendominasi kepemilikan saham. Setidaknya selisih antara investor asing dan domestik tidak terlalu lebar. Secara sektoral, saham perbankan, consumer goods, konstruksi dan transportasi akan menjadi incaran pemodal sepanjang minggu ini. Kebijakan perbankan dan fiscal yang hati-hati juga menjadi katalis potensi penguatan IHSG pada kisaran 4.330-4.380 minggu ini. Business News

Baca selengkapnya...

Jumat, 23 November 2012

WISATA BALI: INILAH LOKASI FOTO TERFAVORIT DI BALI

Inilah lokasi pemotretan yang paling disukai wisatawan domestik maupun mancanegara selama berada di Bali. Berdasarkan pengamatan Bisnis.com di sejumlah buku tentang Bali dan situs jejaring media sosial, tempat berikut merupakan kekayaan alam dan ada pula destinasi baru buatan manusia. Bagi Anda yang sedang berakhir pekan atau merencanakan kunjungan ke Bali, tak ada salahnya menjadwalkan ke tempat ini. Praktisi pariwisata Made Susila mengatakan Pantai Kuta menjadi salah satu destinasi yang paling dituju wisatawan untuk berfoto. “Anda belum pernah ke Bali kalau belum mampir dan berfoto di Pantai Kuta,” katanya, Sabtu (3/11). Berikut ini gambaran tentang Pantai Kuta dan lokasi lain yang tak dilewatkan wisatawan sebagai latar belakang pemotretan untuk kenang-kenangan usai berlibur di Bali: Pantai Kuta, Badung: Pantai berpasir putih ini paling ramai dikunjungi wisatawan menjelang matahari terbenam (sunset). Selain menikmati panorama indah dan merasakan kelembutan pasir putih, mereka berfoto dengan latar belakang matahari dengan sinar teja yang elok. Ada pula yang berpose seolah menggenggam ataupun mencium matahari. Tanah Lot, Tabanan: Wisatawan sangat menyukai berfoto di depan pura yang berada di atas batu cadas di pinggir pantai itu. Mereka menjepret bertepatan dengan ombak besar menabrak batu karang yang membuncahkan air laut dengan begitu indah. Garuda Wisnu Kencana Park (GWK), Badung Selain lanskap irisan batu kapur dan panorama yang memukau, lokasi ini memiliki patung kepala garuda dan kepala Wisnu yang dijadikan objek pemotretan. Ada yang menjulurkan tangan seolah-olah masuk ke paruh sang burung, atau berpose agar foto yang dihasilkan membuat si wisatawan seakan bersandar di patung kepala Wisnu. Sayangnya, patung yang digagas seniman Nyoman Nuarta itu belum rampung. Kelak jika sudah selesai utuh bakal mengalahkan tinggi patung Liberty di Manhattan, Amerika Serikat. Danau Beratan, Bedugul, Tabanan: Di danau ini terdapat pura yang tampak seperti mengapung. Jutaan orang telah mengambil gambar dengan latar belakang pura dan danau indah ini. Mereka yang memiliki nyali besar memilih berfoto sambil naik perahu ke tengah danau sehingga memiliki sudut pandang yang lebih berbeda. Kintamani, Bangli: Wisatawan yang berfoto di lokasi ini bisa mengambil posisi di daerah Penelokan agar Gunung Batur dan Danau Batur berada dalam satu bidikan. Kawasan gunung berapi kaldera Batur yang belum lama ini ditetapkan Unesco sebagai geopark dunia. Pura Besakih, Karangasem: Ini merupakan pura terbesar di Bali yang menjadi pusat upacara Hindu terbesar di Bali. Wisatawan suka berfoto di depan pura, apalagi saat cuaca cerah tampak Gunung Agung yang anggun di kejauhan. Taman Ayun, Mengwi, Badung: Pura yang dikitari kolam yang sekaligus berfungsi sebagai pengairan sawah ini merupakan bagian dari sistem subak yang kini menjadi warisan budaya dunia. Kebanyakan wisatawan justru berfoto dari samping atau belakang pura yang memperlihatkan jajaran meru kuno di tempat persembahyangan ini. Persawahan Jatiluwih, Tabanan: Kawasan persawahan bertingkat-tingkat ini bukan hanya digemarti wisatawna untuk berpotret, tetapi juga lokasi yang bagus untuk foto pre-wedding dan beberapa kali digunakan sebagai lokasi pegambilan gambar iklan dan videoklip. Bajra Sandhi, Monumen Perjuangan Rakyat Bali, Denpasar: Lokasi in tergolong baru, karena dibangun pada 1990-an. Karena lokasinya berada dalam kawasan city tour karena berada di jantung kota Denpasar, banyak pula warga setempat yang berfoto di sana sambil olahraga. Pada hari Minggu, jalan di seputaran Bajra Sandhi di kawasan Renon itu tertutup bagi kendaraan bermotor. Nah, sekarang tinggal pilih, di mana Anda akan berpose untuk kenang-kenangan perjalanan di Bali. Dan, persiapkan gaya terbagus untuk diunggah ke jejaring media sosial. Bisnis.com

Baca selengkapnya...

Selasa, 20 November 2012

EKSODUS PERTANIAN

Menurunnya jumlah pekerja di sektor pertanian sebetulnya bukan realitas baru di Indonesia. Penurunan semacam itu terjadi setiap tahun dengan ber­bagai penyebab. Apakah penurunan tersebut menjadi bukti sahih bahwa profesi tani makin tidak menarik bagi warga perdesaan? Kita dapat menyebut penurunan pekerja pertanian itu sebagai eksodus, disengaja atau terpaksa. BPS belum lama ini merilis data terbaru tentang penurunan jumlah tenaga kerja di sektor pertanian. Disebutkan, jumlah pekerja di sektor pertanian atau petani menurun sebesar 1,4 persen dari 39,33 juta orang pada Agustus 2011 menjadi 38,88 juta orang pada Agustus 2012. Meskipun BPS mengatakan penurunan tersebut terjadi karena bersamaan dengan bulan puasa, bagaimanapun penurunan itu sama sekali tidak bisa dianggap kejadian biasa. Sektor pertanian kita memang sedang me­ngalami masalah serius. Meski sumbangannya pada pertumbuhan ekonomi nasional dikatakan meningkat, peningkatan itu sebetulnya sangat jauh dari harapan. Politik pertanian yang tidak sepenuhnya memihak kepada petani merupakan salah satu penyebab menurunnya daya tarik pertanian. Politik pertanian yang kehilangan roh keagrarisan (mengingat Indonesia masih sering disebut-sebut negara agraris) rupanya berdampak buruk pada produktivitas pertanian. Itulah me­ngapa hampir 65 persen kebutuhan pangan di dalam negeri masih harus dipenuhi dari impor. Realitas impor yang menyerbu hingga ke pasar-pasar tradisional di berbagai daerah terpencil sekalipun, merupakan sebuah pukulan yang menyurutkan semangat para pe­tani untuk terus bertahan di sektor yang telah mereka geluti secara turun-temurun. Di sejumlah daerah yang pernah dikunjungi, sebagian tukang ojek merupakan mantan petani. Profesi tukang ojek menjadi pilihan karena daya tampung sektor industri sangat terbatas, atau tidak tersedia sama sekali, sementara pertanian tidak lagi dapat diandalkan menopang ekonomi ke­luarga. Profesi tukang ojek juga menjadi pilihan yang paling mudah karena terbantu kemudahan dalam pemilikan sepeda motor. Pada kasus ini, eksodus pertanian rupanya difasilitasi pula oleh buruknya kebijakan transportasi. Data lain menunjukkan bahwa pertumbuhan sektor pertanian terus menurun. Antara tahun 2008 hingga 2010 umpama, pertumbuhan sektor pertanian hanya 4,8 persen, lalu menurun menjadi 4,1 per­sen (2009), dan 2,9 persen (2010). Pada saat yang sama, peran pertanian sebagai sumber pertumbuhan PDB juga menurun, dari 0,6 persen (2008) menjadi 0,5 persen (2009), dan 0,4 persen (2010). Banyak pihak menduga bahwa menurunnya daya tarik pertanian merupakan akibat dari politik pertanian yang timpang dan pengembangan pertanian hanya dimaknai sebagai peningkatan produksi. Sementara faktor produksi utama (baca: petani) kurang mendapat perhatian. Padahal, tata cara pengolahan pertanian Indonesia hingga kini masih bersifat padat karya. Oleh sebab itu, mengabaikan kesejahteraan petani merupakan langkah sistematis melumpuhkan ke­kuatan penopang sektor pertanian. Eksodus pekerja sektor pertanian bukanlah sebuah fenomena pertanian semata. Kejadian ini sekaligus pula merupakan persoalan politik, sosial, bahkan budaya. Salah satu dampak eksodus yang kini dirasakan ialah terjadinya gelombang urbanisasi yang tidak berkualitas. Bagi kota-kota besar, eksodus pertanian menambah beban pemerintah kota dan memicu aneka masalah sosial di perkotaan. Pertanian bukan hanya soal kemandirian pangan, apalagi swasembada beras. Pertanian merupakan fondasi terpenting dan strategis kemandirian bangsa. Pertanian bahkan juga merupakan ponopang terpenting bagi industrialisasi. Dapat dipastikan eksodus pertanian bukanlah peristiwa yang berdiri sendiri. Maka, eksodus pertanian (terutama yang bersifat permanen) mesti dicegah dengan kebijakan pertanian yang komprehensif mulai dari hulu hingga hilir dan pro-petani. BusinessNews

Baca selengkapnya...

Senin, 12 November 2012

Berbisnis Itu Sederhana

Bagaimana cara berbisnis yang efisien dan efektif? Pertanyaan ini diajukan spontan seorang mahasiswa kepada usahawan Sudono Salim (Liem Sioe Liong) di sebuah acara rileks di Hotel Grand Hyatt tahun 1996. Oom Liem, sapaan akrab usahawan itu, hanya tertawa, tetapi kemudian hanya terdiam. Om Liem, yang hari Minggu, 10 Juni lalu, meninggal dunia di Singapura, tetap diam seribu bahasa sekalipun terus dipancing untuk berbicara. Oom Liem memang dikenal tidak suka banyak bicara. Dua temannya yang hadir di sana, usahawan Eka Tjipta Widjaja dan Sukanta Tanudjaja dari PT Sinar Sahabat, juga diam saja. Namun, akhirnya ketika melihat mahasiswa tadi masih duduk, Oom Liem pun tidak tega. ”Saya ini orang lapangan, mana mengerti pertanyaan seperti itu,” ujarnya. Ia mengatakan, berbisnis itu pada intinya meraih untung. Kalau tidak laba, bukan dagang namanya. Namun, laba di sini tidak asal laba, tetapi dengan cara benar. Tidak menabrak aturan, tidak merugikan atau mengganggu orang lain. Ia menambahkan, hal penting yang harus digenggam erat adalah ”menjaga nama” (reputasi). Jangan menipu, dan kalau berutang, bayarlah utang itu. Jangan sampai tidak bayar utang. Tak baik itu. ”Sekali dua, kamu masih bisa menipu. Tetapi, pada kesempatan berikutnya, tidak ada lagi yang percaya kepada kamu. Itu celaka namanya!” Oom Liem lalu bercakap-cakap akrab dengan Eka dan Sukanta. Usia mereka tidak berselisih jauh. Saat itu, Oom Liem berusia 81 tahun, Eka Tjipta 75 tahun, dan Sukanta 68 tahun. Usahawan Tong Djoe, sahabat baik Oom Liem, pada kesempatan lain mengatakan, apa yang disampaikan Oom Liem adalah pokok-pokok berbisnis yang benar. Tong mengatakan, berbisnis pada intinya memang untuk meraih profit. Namun, para pebisnis harus memahami bahwa meraih profit di sini dalam konteks mengail keuntungan dengan jalan lurus. Tidak menipu, tidak mengelabui, tidak membohongi, tidak curang. Jangan menjual barang kedaluwarsa. Stok barang masih sangat banyak, tetapi dibilang habis. Hanya untuk meraih untung ketika barang langka. Sebab, harga otomatis naik saat permintaan lebih tinggi dibandingkan dengan suplai. Menjaga nama baik juga digarisbawahi Tong Djoe. Ia mengatakan, dulu ketika generasi pertama masih aktif berdagang, kepercayaan menjadi sendi bisnis yang amat memesona. Pinjaman ratusan juta rupiah (amat besar pada awal 1970-an) bisa diberikan begitu saja tanpa tanda terima. Saat utang dikembalikan dengan bunga, yang meminjami tidak bersedia menerima bunga. Ia hanya mau menerima pokok utang. Menerima bunga berarti mencederai pertemanan dalam bisnis. Ini membuat yang tadinya berutang merasa berkewajiban menjaga perangai. Jangan sampai melakukan tindakan tidak patut. Ia pun mesti melakukan hal yang sama kepada usahawan lain yang membutuhkan. Jadilah bisnis dengan sistem kepercayaan itu berjalan mulus dan damai. Dalam era kini, utang-piutang berjumlah besar selalu butuh saksi, tanda terima, pakai akta notaris, dan jaminan berlapis, tetapi kerap masih dibayangi masalah. Bagi Tong, itu mencederai filosofi bisnis yang baik dan benar. Mestinya, kata Tong, langgam kita berbisnis kembali ke masa lalu yang penuh damai, persahabatan tulus, persaingan sehat, dan setia kawan yang dalam. Abun Sanda

Baca selengkapnya...

Senin, 05 November 2012

Kesombongan Datang Mendahului Kejatuhan

Ungkapan ini kerap digunakan para usahawan generasi pertama Indonesia. Bagi mereka, terutama yang merintis usaha dari titik nol, kesombongan itu sungguh celaka. "Engkau ingin berbisnis tetapi sombong? Ha-ha-ha-ha, sudah, pulang tidur saja, engkau tidak berbakat bisnis," ucap usahawan besar Eka Tjipta Widjaja ketika masih berada di panggung bisnis internasional, beberapa waktu lalu. Eka, pendiri sekaligus generasi pertama Grup Sinar Mas, menyadari betul bahwa seorang usahawan memang harus punya sikap, jujur, dan reputasi tinggi.Namun, hukum bisnis yang sangat keras adalah pengusaha dilarang sombong. Untuk memberi gambaran riil, ia menyatakan, sombong, apalagi sok tahu, hanya akan mencelakakan si pengusaha. Eka menuturkan, ia pernah menemukan seorang usahawan "baru berkembang" mengajari seorang usahawan besar tentang strategi bisnis dan arah bisnis ke depan. "Saya diam saja, dan usahawan yang diajari itu juga diam saja. Maklum, ia sangat rendah hati. Namun, saya terkesima, mengapa anak muda itu memiliki perangai seperti itu. Saya bergegas pergi dan membatin, apa tidak salah ya, ada anak ayam hendak mengajari burung garuda terbang?" Kepada anak dan cucunya, Eka suka menekankan peristiwa ini sebagai contoh, "Jangan coba-coba sombong kalau ingin menjadi pebisnis hebat." Sombong atau bangga yang berlebihan hanya akan menjauhkan usahawan dari rezeki. Pelanggan, konsumen, atau klien akan menjauh. Mereka akan mencari usahawan yang lebih enak diajak bekerja sama, lebih asyik dijadikan mitra bisnis. Sinar Mas tidak main-main dengan impiannya menjadi perusahaan besar dunia. Dua produknya, minyak sawit mentah (CPO) dan bubur kertas (pulp and paper), masuk elite dunia. Hal yang menarik, raksasa bisnis ini tetap rendah hati. Mereka tahu bahwa para rival terus mengejar mereka, kalau perlu mendahului mereka. Oleh karena itu, perusahaan tersebut tidak pernah berhenti berkreasi. Usahawan properti Trihatma Kusuma Haliman juga menekankan pentingnya rendah hati. "Hochmut kommt vor dem fall (kesombongan datang mendahului kejatuhan)," ujar Trihatma, pekan lalu. Ungkapan Jerman ini kerap diajarkan kepada anak-anak Jerman agar tidak berlebihan. Rendah hati tidak menyurutkan gengsi dan reputasi. Justru rendah hati membuat seorang usahawan dipandang amat tinggi oleh usahawan lain. Urusan rendah hati ini "hanya" satu unsur kecil dari begitu banyak formula dalam berbisnis. Untuk menjadi pebisnis besar, seorang saudagar tidak hanya dituntut harus rajin, ulet tiada tara, sabar, atau reputasi, tetapi juga cerdas melihat peluang, visi bisnis yang jauh ke depan, kreasi, dan inovasi tiada henti. Bill Gates ataupun Steve Jobs, sekadar menyebut contoh, dipandang amat tinggi karena selalu berlari jauh lebih cepat dibandingkan para kompetitornya. Mereka tidak sekadar satu langkah di depan kompetitor, tetapi dua sampai tiga langkah. Banyak contoh lain tentang aspek ini. Samsung kini menjadi raksasa produk elektronik dunia, meninggalkan Sony. Adapun produk Korea lainnya, Hyundai, kini menjadi produsen mobil keempat besar di dunia. Bayangkan, tujuh tahun silam siapa yang memandang Hyundai? Namun, kini produk raksasa ini menyusup jauh ke pedalaman raksasa-raksasa ekonomi dunia. Suka tidak suka, harus diakui, Hyundai sukses menerobos panggung elite otomotif dunia. Mereka unggul atas produsen mobil Italia, Inggris, Swedia, dan Perancis. Hyundai hanya kalah dari produsen Jepang, Amerika Serikat, dan Jerman. Mukiat, salah seorang eksekutif Hyundai Indonesia, menyatakan, produk tersebut mampu menjadi empat besar dunia bukan hanya karena teknologi yang sangat maju, bukan pula sekadar kreasi yang sangat tinggi, melainkan karena sikap rendah hati, tidak merasa lebih dari produsen lain. Para eksekutif papan atas Hyundai tidak pernah merasa puas. Seorang eksekutif otomotif di Jakarta menyatakan, jangan pernah lengah. Lihat bagaimana nasib Nokia. Produk telepon genggam asal Finlandia itu demikian gagah perkasa, seolah tak ada yang mampu mengejarnya. Namun, ketika datang Blackberry, Nokia langsung terpengaruh. Abun Sanda

Baca selengkapnya...

Kamis, 01 November 2012

Tujuh 'Dosa Besar' dalam Berinvestasi

Sebagai seorang investor, siapakah musuh terbesar Anda? Jawabannya, diri Anda sendiri. Mengapa? Karena Anda mudah tergoda dan jatuh ke dalam godaan. Entah Anda itu termasuk investor yang terlalu sering bertransaksi, atau investor yang underperform dalam pengelolaan dana investasi. Disiplin diri dalam berinvestasi merupakan aset terbaik, sebaliknya kekurangan disiplin diri merupakan resiko terbesar Anda. Ada tujuh dosa dalam berinvestasi dan mungkin Anda pernah melakukan ketujuhnya. Anda ingin berubah jadi investor yang lebih baik di masa depan? Inilah tujuh hal yang harus Anda hindari menurut penulis Motley Fool - Harvey Jones, dilansir dari Sydney Morning Herald, Rabu (25/4/2012). 1. Kemarahan Emosi menutup kejernihan penilaian. Saat marah, Anda tidak bisa melihat hal lain dengan jernih. Banyak alasan dan penyebab investor emosi. Mungkin Anda baru saja mengalami perceraian yang mahal, membeli produk investasi terburuk atau melewatkan kesempatan bagus. Anda marah dan untuk menutupi kerugian, Anda memutuskan lebih agresif. Jadi Anda melakukan hal-hal gila seperti trading valas, logam mulia atau mempertaruhkan uang Anda untuk penambang spekulatif beresiko tinggi. Selalu ada waktu dan tempat untuk investasi agresif, tapi ingat segalanya harus dilakukan dengan kepala dingin. 2. Serakah Inilah dosa terberat investor. Serakah membuat Anda melepaskan investasi jangka panjang dengan imbal hasil layak untuk sebuah investasi saham fluktuatif. Keserakahan membuat beban investasi Anda semakin berat dengan berbagai potongan dan pajak karena Anda 'lari-lari' ke berbagai sektor investasi dan jenis saham. Serakah itu tidak baik dan sejarah jadi bukti bahayanya keserakahan. Anda harus mampu mengekang insting manusia paling dasar ini jika ingin jadi investor sukses jangka panjang. 3. Lamban Mungkin lamban merupakan salah satu dosa yang paling ringan. Investor lamban punya beberapa keuntungan. Mereka bisa menghemat biaya perantara dan pajak. Mereka menghindari membuat keputusan yang tergesa-gesa, misalnya menjual atau membeli saham buru-buru. Tapi lamban berinvestasi bukan strategi pintar jika Anda tidak memanfaatkan waktu itu untuk riset baik buruknya produk investasi sebelum membeli. Atau terlalu malas hingga pengelolaan dana Anda terus-terusan underperform. Mau tetap lamban atau tumbuh, pilihan ada di tangan Anda. 4. Angkuh Jika Anda pikir keberuntungan mengalir di dalam darah Anda, punya rahasia untuk kaya raya dari modal receh atau bisa menaklukkan pasar setiap tahunnya tanpa kegagalan, bersiaplah untuk terpuruk. Pasar modal itu kejam, tidak ada orang yang tahu segalanya. Jadi apa yang membuat Anda spesial dan merasa paling hebat? 5. Nafsu Pasti Anda pernah merasakan ini ketika mendengar investasi yang menjanjikan pertumbuhan 10%, saham yang sedang ngetren, tambang emas baru atau dana yang bisa menghasilkan imbal dua kali lipat. Berinvestasilah dengan cerdas. Ingat, itu hanya nafsu sesaat. 6. Iri Memangnya kenapa jika ada orang yang bisa membeli emas seharga US$ 600 per ons atau untung banyak karena sahamnya sedang naik? Setiap orang harus bisa mendapat penghasilan dari investasinya. Tunggu saja jika belum berhasil, kali ini bukan giliran Anda. Sabar, jangan iri atau buru-buru mengikuti strategi mereka. Nanti juga akan tiba giliran Anda. 7. Rakus Pasar modal menawarkan berbagai pilihan yang menggiurkan. Dari yang menjanjikan imbal hasil tinggi, eksotisnya minyak, hingga logam mulia yang menyilaukan. Anda harus memilih dengan cermat. Pilih yang sesuai dengan selera investasi Anda dan yang benar-benar Anda mengerti. Lalu tinggal fokus untuk mengembangkannya. Tidak ada yang suka dengan orang rakus. Metta Pranata

Baca selengkapnya...

Rabu, 31 Oktober 2012

Sony Vaio Duo 11 Hadir dengan Fitur Lengkap

WINDOWS 8 makin menjanjikan. Saat ini Sony pun sudah memiliki produk hibrida yang bisa mengoperasikan sistem operasi buatan Microsoft itu melalui model Vaio Duo 11. Sesuai jenisnya, Duo 11 dapat dijadikan komputer tablet atau laptop. Bisa menjadi laptop ketika penggunanya membuka dan mendudukkan layar seperti pada umumnya. Namun akan menjadi komputer tablet saat layarnya yang berukuran diagonal 11,6 inci ditutup. Untuk menunjang performa, Duo 11 dilengkapi dengan mesin Inte Core i5 berkecepatan 1,7Ghz yang juga digunakan di beberapa ultrabook serta RAM 8 GB. Kemudian data-data bisa disimpan di SSD yang memiliki kapasitas 128 GB. Sementara untuk fitur pelengkapnya, bisa dibilang cukup banyak. Tengok saja konektivitasnya yang terdiri dari dua selot USB 3,0. Salah satunya bisa digunakan sebagai pengisi ulang baterai ponsel pintar atau komputer tablet. Kemudian ada selot kartu SD dan MS, LAN, HDMI, VGA, dan audio 3,5 mm. Untuk konektivitas nirkabelnya tersedia Bluetooth 4,0 dan wi-fi 802,11n. Tidak lupa kamera depan dan belakang yang masing-masing memiliki resolusi 2,4 MP. Duo 11 dipastikan akan muncul setelah Microsoft meluncurkan Windows 8 pada akhir Oktober nanti. Sedangkan harganya sudah diumumkan dengan kisaran Rp10,4 juta. Budi Ernanto

Baca selengkapnya...

Selasa, 30 Oktober 2012

Kisah Seorang Pemuda di Gerbong Kereta

Di sebuah gerbong kereta api yang penuh, seorang pemuda berusia kira-kira 24 tahun melepaskan pandangannya melalui jendela. Ia begitu takjub melihat pemandangan sekitarnya. Dengan girang, ia berteriak dan berkata kepada ayahnya: ”Ayah, coba lihat, pohon-pohon itu… mereka berjalan menyusul kita”. Sang ayah hanya tersenyum sambil menganggukkan kepala dengan wajah yang tidak kurang cerianya. Ia begitu bahagia mendengar celoteh putranya itu. Di samping pemuda itu ada sepasang suami-istri yang mengamati tingkah pemuda yang kekanak-kanakan itu. Mereka berdua merasa sangat risih. Kereta terus berlalu. Tidak lama pemuda itu kembali berteriak: “Ayah, lihat itu, itu awan kan…? lihat… mereka ikut berjalan bersama kita juga…”. Ayahnya tersenyum lagi menunjukkan kebahagiaan. Dua orang suami-istri di samping pemuda itu tidak mampu menahan diri, akhirnya mereka berkata kepada ayah pemuda itu: “Kenapa anda tidak membawa anak anda ini ke dokter jiwa?” Sejenak, ayah pemuda itu terdiam. Lalu ia menjawab: “Kami baru saja kembali dari rumah sakit, anakku ini menderita kebutaan semenjak lahir. ia baru dioperasi, dan hari ini adalah hari pertama dia bisa melihat dunia dengan mata kepalanya”. Pasangan suami itu pun terdiam seribu bahasa. Setiap orang mempunyai cerita hidup masing-masing, oleh karena itu jangan memvonis seseorang dengan apa yg anda lihat saja. Barangkali saja bila anda mengetahui kondisi sebenarnya anda akan tercengang. Maka kita PERLU BERPIKIR SEBELUM BICARA...

Baca selengkapnya...

Senin, 29 Oktober 2012

Membangun Lobi Tidak Sekadar Makan Siang

Suatu hari sebelas tahun silam, seorang pria berusia 36 tahun yang baru selesai studi doktor hukum duduk di sebuah lobi hotel bintang lima. Melintas usahawan Sofjan Wanandi. Sofjan pernah kenal pemuda itu saat berkunjung ke Washington DC, Amerika Serikat, sehingga ia menyapa akrab pemuda tersebut. Keduanya lantas terlibat dalam percakapan. Derai tawa acap terdengar di antara mereka. Si pemuda lantas pamit karena hendak ke dokter. Dia juga akan melanjutkan pengobatannya ke Malaysia. Spontan Sofjan menyatakan ingin menemani pemuda tadi ke Malaysia. Dan itu benar dilakukannya. Ia tidak sekadar menemani anak muda itu, tetapi menunggui sampai sehat dan kembali ke Jakarta. Sampai hari ini, pemuda tersebut tidak bisa mengerti mengapa ia diperlakukan sangat baik oleh Sofjan. Padahal, ketika itu dia ”bukan siapa-siapa”. Ia hanya bekerja membantu sebuah firma hukum. Tetapi seperti ungkapan, untung dan malang siapa yang tahu, anak muda ini rupanya cemerlang. Ia menjadi pejabat negara dan bahkan menjadi menteri. Keduanya kini menjadi sahabat dekat, tetapi Sofjan tidak pernah memanfaatkan posisi anak muda tadi. Dalam peta politik dan ekonomi Indonesia, Sofjan memang terkenal pandai bergaul dan setia kawan. Kemampuan lobinya merupakan salah satu yang terbaik di Asia Tenggara. Temannya tersebar di lima benua. Apa yang ia lakukan terhadap anak muda itu tidak sekadar menunjukkan kualitas setia kawan yang tinggi, tetapi juga betapa tajam penciuman Sofjan terhadap seseorang yang potensial. Keengganan Sofjan ”memanfaatkan jasa” yang pernah ia lakukan justru menunjukkan kualitas lobi yang hebat. Ia bukan pelobi murahan. Beberapa kali menghadiri jamuan makan malam di beberapa kota di Amerika Serikat, di antaranya Washington DC, New York, dan Chicago, nama Sofjan sungguh wangi. Belasan orang yang ditemui langsung bertanya, ”Oh, apakah Anda kenal Sofjan Wanandi? Salam saya untuknya,” ujar Ketua Kamar Dagang Amerika Serikar Tom Donohoe. Ada sejumlah anak muda dan kaum senior di negeri ini yang ahli lobi, bahkan sekualitas Sofjan. Mereka memiliki jaringan lobi dan bisnis yang mencengangkan. Mereka adalah orang-orang yang sangat sabar membangun relasi. Kuat menahan keinginan, pandai menyembunyikan perasaan yang bergolak, dan bisa tetap tersenyum ramah kendati disindir. Membangun lobi harus dengan kesabaran yang tidak lumrah karena ia harus sangat toleran, memahami orang lain. Membangun lobi pun tidak boleh kampungan, misalnya memuji berlebihan atau menyalah-nyalahkan orang lain demi menyenangkan orang yang dilobi. Pelobi yang baik selalu bicara terukur. Boleh memuji, tetapi dengan bahasa yang cerdas. Sebagian di antara usahawan dan politisi Indonesia kerap terkesan kurang sabar. Acapkali tanpa disadari mereka melobi dengan gaya dagang sapi. Lobi juga kerap disederhanakan dengan makan siang atau makan malam bersama saja. Padahal, makan siang atau makan malam hanya satu dari begitu banyak kriteria lobi. Kalau sudah begini, bukan lobi lagi namanya, tetapi membangun kesulitan. Kita sadar bahwa salah satu esensi lobi adalah mengalah, jauh lebih banyak memberi daripada diberi, atau bergaul dengan menekankan seni. Melobi, baik dalam bisnis maupun politik, memang membutuhkan seni tersendiri. Seni itu tidak mudah diajarkan sebab banyak mengandalkan watak yang halus, berbudi pekerti baik, suka mengalah. Kalau lobi atas seseorang sudah mengakar dalam, pelobi akan dengan mudah ”memasukkan” keinginannya. Para usahawan Indonesia patut belajar membangun lobi yang hebat. Jaringan kian luas, bisnis akan lancar. Bintang Anda semakin cemerlang dengan lobi yang dahsyat. Abun Sanda

Baca selengkapnya...

Senin, 22 Oktober 2012

Labu Kembar

Alkisah di China, terdapat dua orang kakak beradik yang berbeda ibu. Ibu si kakak sudah lama meninggal. Kini dia tinggal bersama ayah, ibu tiri & adik tirinya. Sang kakak menanam pohon labu dan dengan rajin memeliharanya hingga tumbuh besar. Suatu hari mereka mendengar kabar bahwa raja sedang sakit parah, tabib istana mengatakan bahwa labu kembar dapat menyembuhkan penyakit raja. Maka di adakan sayembara, barangsiapa yang memiliki labu kembar akan mendapat satu peti emas. Sang kakak segera memberitahu pada keluarganya. Pada hari keberangkatan sang kakak ke ibukota, ibu memanggil si adik ke dalam dapur, "Ada dua potong kue, yang polos dan bergambar bunga. Berilah kakakmu kue yang bergambar bunga, sebab ibu telah memberi racun di dalamnya." "Kenapa ibu ingin membunuh kakak? Bukankah ibu juga menyayangi kakak?" "Ibu memang menyayanginya, tapi kamu adalah anakku dan ibu tidak rela bila kakakmu mendapatkan emas itu, maka biarlah dia memakan kue beracun ini." Kemudian si adik membawa kue itu ke kakaknya, "Adikku, tunggu kakak ya, kakak janji akan segera pulang dan membeli banyak oleh-oleh untukmu dari kota dan uang emas hadiahnya untuk kita bersama !!" Sang adik terdiam, kemudian berkata pada kakaknya, "Kakak, ibu memberi kita berdua kue, makanlah tapi aku ingin kue yang bergambar bunga." Setelah itu si adik dengan lahap memakan kue beracun itu. Setelah kepergian kakaknya, dia berkata pada ibunya, "Ibu, kue beracun itu telah kumakan, kakak sangat baik kepadaku, mana mungkin aku tega membunuhnya. Setelah aku mati, sayangilah dia seperti ibu menyayangiku..." Ibunya yang mendengarnya kemudian memeluknya, "Anak bodoh, tidak ada racun sama sekali di kue bergambar bunga itu. Ibu hanya menguji rasa sayangmu pada kakakmu, ibu kuatir kamu menjadi iri dengan kemujuran kakakmu..." Pesan Moral, "Sebab di mana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri di situ ada kekacauan dan segala macam perbuatan jahat."

Baca selengkapnya...

Kamis, 18 Oktober 2012

Bungkusan atau Isi ????

Hidup akan sangat melelahkan, sia-sia dan menjemukan bila hanya menguras pikiran untuk mengurus BUNGKUSAN-nya saja dan mengabaikan ISINYA. Bedakanlah apa itu Bungkusan dan apa itu Isinya!! Rumah yang indah hanya bungkusan, Keluarga Bahagia itu isinya. Pesta nikah hanya bungkusan, Cinta kasih, Pengertian dan Tanggung jawab itu isinya. Kecantikan hanya bungkusan, Kepribadian itu isinya. Jabatan hanya bungkusan, Pengabdian dan pelayanan itu isinya. Pergi ke tempat Ibadah itu bungkusan, Melakukan Firman Tuhan dalam hidup itu isinya. "Utamakanlah ISINYA...namun Rawatlah BUNGKUSNYA

Baca selengkapnya...

Senin, 15 Oktober 2012

Terungkap, Cara Apple Menjaga Ketat Rahasia Perusahaan

Caranya pun membuat pegawai tak nyaman. Apple merupakan perusahaan yang paling bernilai saat ini. Sebagai raksasa teknologi yang sering menghadirkan produk inovatif, ternyata Apple menyimpan rahasianya rapat-rapat. Terkadang ini membuat stres para pegawainya. Hal ini terungkap dari buku yang ditulis wartawan Fortune, Adam Lashinsky. Buku yang akan segera dirilis itu berjudul "Inside Apple: How America's Most Admired — and Secretive — Company Really Works." Mengutip laman Fortune, Lashinksy menjelaskan, pegawai Apple tahu akan ada sesuatu yang besar yang sedang dipersiapkan perusahaan ketika tukang bangunan datang ke gedung mereka. Tukang bangunan itu hanya pertanda, sebab tak lama kemudian tembok baru pun segera berdiri. Pintu ditambahkan, dan protokol keamanan baru pun muncul. Jendela yang tadinya transparan mulai tak terlihat. Bahkan, banyak ruangan yang tak memiliki jendela untuk bisa melihat ke dalam ruangan. Kerahasiaan di Apple ada dua bagian: eksternal dan internal. Apple berusaha melindungi produknya dan aktivitas yang terjadi di dalamnya dari para pesaing mereka. Untuk perusahaan teknologi, ini bisa dibilang wajar. Sebab, mereka tak ingin inovasinya bocor sebelum dirilis. Sayangnya, pegawai Apple sering menjadi "korban" kerahasiaan itu. Ketika orang berkunjung ke Apple Campus yang merupakan markas Apple, hanya ada satu suvenir yang dijual. Suvenir itu adalah T-shirt dengan tulisan "I VISITED APPLE CAMPUS. BUT THAT'S ALL I'M ALLOWED TO SAY". Ini jelas berbeda dengan markas Google, yaitu Googleplex. Sebab, begitu banyak informasi, bahkan foto yang mengungkap aktivitas para pekerja Google. Umpan Produk Palsu Tapi, tak hanya itu, di buku itu juga mengungkap betapa beratnya pegawai Apple mengemban kerahasiaan Apple. Bahkan, mereka tak diizinkan membicarakan apa yang mereka kerjakan kepada anak dan istri mereka. Seorang mantan pekerja pernah bercerita kalau pegawai Apple mengembangkan suatu produk, yang ternyata itu adalah produk palsu yang tak sedang dikembangkan Apple. "Dia bekerja atau pernah bekerja kembangkan produk palsu, yang saya yakin terjadi di awal kariernya, juga terus dilakukan wawancara selama 9 bulan. Itu dilakukan secara intens," demikian pengakuan mantan pegawai Apple di buku Lashinsky, dikutip dari laman Gizmodo. Produk palsu itu sengaja "diumpankan" Apple untuk menguji pegawainya. Jadi, ketika produk palsu itu bocor ke publik, Apple langsung tahu siapa yang membocorkannya. Dengan strategi yang dijalankan itu, Apple berhasil mengejutkan pasar saat menghadirkan produk inovatif seperti iPod, iPhone, juga iPad. Tak heran jika pendiri Apple, Steve Jobs, sangat marah saat pertama kali mengenal sistem operasi Android. Merasa idenya dicuri, Steve Jobs pun pernah mengancam akan melakukan perang nuklir melawan Android. Meski kini, Apple belum melakukan gugatan sengketa paten terhadap Google, dan "hanya" berani melawan Samsung. (art) VIVAnews

Baca selengkapnya...

Sabtu, 13 Oktober 2012

Panduan Jumlah Uang Tip di Seluruh Dunia

Saat melancong, menikmati kuliner khas di restoran suatu negara kadang menjadi petualangan tersendiri. Setiap negara pasti memiliki restoran yang menjadi andalannya. Namun, urusan memberi tip bisa jadi membingungkan untuk setiap negara di dunia. Apalagi untuk pelancong orang Indonesia. Kesulitan ini kerap dialami, sebab pada dasarnya Indonesia tidak memiliki tradisi memberi uang tip. Kebiasaan memberikan uang tip sudah mulai menjamur di Indonesia sebagai tumbuhnya pariwisata di negara ini. “Sangat lumrah bagi orang-orang yang melakukan perjalanan ke area-area baru di dunia dan tidak terlalu memerhatikan perbedaan budaya dalam berbagai situasi,” demikian tertulis pada Visual.ly, sebuah situs infografis yang menampilkan data mengenai perbedaan uang tip. Enter Jadon Stewart dan infografis miliknya mendokumentasikan kebiasaan memberikan uang tip di seluruh dunia. Seperti di Amerika Utara, kebiasaan memberikan tip sebesar 15 hingga 20 persen diharapkan dari tamu terutama jika biaya pelayanan tidak termasuk dalam tagihan. Sementara, petugas yang membawa bagasi biasa mengharapkan satu sampai dua dollar AS per tas. Sedangkan uang tip untuk supir taksi biasanya sekitar 10 persen dari ongkos taksi. Berbeda lagi dengan negara China dan Jepang. Di kedua negara ini, pelancong tidak diharapkan untuk memberikan tip sama sekali kepada supir taksi maupun petugas pembawa tas. Namun, beda dengan Hongkong walaupun masuk dalam China. Di Hongkong terbiasa memberikan tip sebesar 10 persen. Jika bingung saat menentukan berapa uang tip yang harus diberikan, cukup lebihkan uang bayaran Anda dari tagihan yang tertera. Lalu katakan pada pelayan untuk menyimpan kembaliannya. Berikut panduan singkat mengenai uang tip di kontinen-kontinen dunia. Asia. Urusan restoran, di India berikan tip sebesar 10 persen dari tagihan jika biaya pelayanan (service charge) tak masuk dalam tagihan. Sementara di Jepang dan China, kecuali Hongkong, pemberian tip dianggap tak lazim untuk di restoran. Sedangkan Hongkong dan negara-negara lain bisa memberikan tip sebesar 10 persen dari tagihan. Untuk hotel, di India biasanya memberikan uang tip sekitar 1 dollar AS per tas untuk petugas yang membawakan tas. Sementara di Hongkong uang tip sekitar 10 dollar Hongkong. Pemberian uang tip untuk supir taksi di India tidak ada aturan baku, cukup lebihkan uang dari ongkos taksi dan katakan supir untuk menyimpan kembaliannya. Sama halnya dengan negara-negara lain di Asia, bulatkan saja tagihannya dan minta supir untuk menyimpan kembalian. Namun, jangan memberikan uang tip pada supir taksi di Jepang dan China. Australia dan Selandia Baru. Untuk restoran di Australia, berikan uang tip sebesar 10 persen dari tagihan. Ini berlaku untuk restoran mewah. Sementara di Selandia Baru, tak perlu memberikan uang tip karena mereka tak mengharapkannya. Untuk hotel, baik Australia dan Selandia Baru, biasanya menerima 1 sampai 2 dollar AS per tas. Sedangkan untuk taksi di Australia, bulatkan ongkos taksi dan minta supir menyimpan kembalian. Di Selandia Baru, supir taksi biasa mendapatkan tip sebesar 10 persen dari ongkos taksi. Eropa. Restoran di negara-negara di Eropa biasanya terbiasa menerima uang tip sebesar 10 persen dari tagihan. Sedangkan di hotel, petugas pembawa tas biasa menerima 1 sampai 2 euro per tas. Untuk supir taksi, cukup lebihkan saat membayar ongkos taksi dan minta supir menyimpan kembalian. Amerika Selatan. Untuk restoran, tambahkan 10 persen dari tagihan sebagai uang tip, jika biaya pelayanan tidak termasuk dalam tagihan. Sedangkan untuk hotel, kisaran uang tip adalah 1 dolar AS untuk petugas hotel. Sementara supir taksi tak perlu diberikan uang tip, cukup bulatkan tagihan. Amerika Utara. Untuk restoran, uang tip biasa diberikan sekitar 15-20 persen dari tagihan terutama jika tak ada tambahan biaya pelayanan. Tambahan satu sampai dua dollar AS per minuman untuk bartender. Sedangkan untuk hotel, kisaran uang tip antara 1 sampai 2 dollar AS per tas untuk petugas pembawa tas. Sementara supir taksi biasa mendapatkan uang tip sebesar 10 persen dari ongkos taksi. Timur Tengah. Untuk restoran, tambahkan 10 persen dari tagihan untuk uang tip, terutama jika tak ada biaya pelayanan di dalam tagihan. Tambahkan lagi 5 persen jika berada di negara Qatar dan Uni Emirat Arab. Sedangkan untuk hotel, petugas pembawa tas biasa mendapatkan 1 sampai 2 dollar AS. Sementara supir taksi tak mengharapkan uang tip. Afrika. Pelayan restoran biasa mendapatkan 10 persen dari tagihan, terutama bila tidak ada biaya pelayanan dalam tagihan. Tambahkan 5 persen jika makan di restoran di negara Afrika Selatan. Sementara untuk petugas pembawa tas di hotel, biasa mendapatkan uang tip sebesar 1 dollar AS per tas. Untuk supir taksi, berikan 10 persen dari ongkos taksi. KOMPAS.com

Baca selengkapnya...

Rabu, 10 Oktober 2012

Kehidupan

Dalam hidup, kadang yang kita rencanakan bahkan impikan berjalan tidak seperti apa yang kita harapkan. Itulah kehidupan, kehidupan yang mengajarkan bagaimana kita menjadikan semua ini menjadi kebaikan bukan kesedihan … Saat tekanan datang, katakan pada hatimu “setelah ini, aku bisa lebih baik lagi”.. Setiap masalah di bumi ini semata-mata untuk menguatkan jiwamu menjadi sosok yang baik, bijak, dan teduh ... Berani mati tidaklah luar biasa.. Namun, berani tetap hidup pada saat tidak ada lagi yang kita miliki.. … itu baru luar biasa!. Hidup itu indah, dan masih akan banyak hal luar biasa yang belum kita temukan dalam hidup kita.... Jangan memandang rendah dan remeh orang lain, hanya karena tak lebih pintar, tak lebih kaya, tak lebih beruntung, dan tak mempunyai pangkat sepertimu.... Kadangkala batubara yang legam terlihat… lebih berkilau dibanding dengan permata yang mahal harganya ... Hidup adalah sebuah proses yang singkat. Penghuni bumi ini selalu saja berganti “hidup itu cuma sekedar mampir minum”. Seperti pengembara di perjalanan panjang ... Ia akan berhenti sejenak untuk minum sebelum Kembali melanjutkan langkahnya.. Gunakan proses hidup yg kita lalui ini dengan sebaik baiknya. Karna tidak ada yang menjamin bahwa kita bisa hidup sampai berapa lama didunia ini….

Baca selengkapnya...

Senin, 08 Oktober 2012

Selayang Pandang Withholding Tax di Indonesia

Salah satu sistem pemungutan pajak yang diterapkan di Indonesia adalah Withholding Tax system (pemotongan/ pemungutan pajak). Dalam sistem Withholding Tax, pihak ketiga diberikan kepercayaan untuk melaksanakan kewajiban memotong atau memungut pajak atas penghasilan yang dibayarkan kepada penerima penghasilan sekaligus menyetorkannya ke kas Negara. Di akhir tahun pajak, pajak yang telah dipotong atau dipungut dan telah disetorkan ke kas negara itu akan menjadi pengurang pajak atau kredit pajak bagi pihak yang dipotong dengan melampirkan bukti pemotongan atau pemungutan. Sistem Withholding Tax di Indonesia diterapkan pada mekanisme pemotongan/pemungutan Pajak Penghasilan (PPh). Istilah pemotongan dimaksudkan untuk menyatakan jumlah pajak yang dipotong oleh pemberi penghasilan atas jumlah penghasilan yang diberikan kepada penerima penghasilan sehingga menyebabkan berkurangnya jumlah penghasilan yang diterimanya (misal: PPh Pasal 21 dan PPh Pasal 23). Sedangkan yang dimaksud dengan pemungutan adalah jumlah pajak yang dipungut atas sejumlah pembayaran yang berpotensi menimbulkan penghasilan kepada penerima pembayaran (misal: PPh Pasal 22). Pemotongan PPh Pasal 21 PPh Pasal 21 adalah Pajak yang dipotong dari penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan oleh Wajib Pajak (WP) Orang Pribadi Dalam Negeri, yaitu penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan, serta pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apapun. Pemungutan PPh Pasal 22 PPh Pasal 22 adalah Pajak yang dipungut oleh: 1. Bendahara pemerintah terkait dengan pembayaran atas penyerahan barang yang berasal dari dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN); 2. Badan-badan tertentu terkait dengan penghasilan dari kegiatan di bidang impor atau kegiatan usaha di bidang lain; dan 3. WP Badan tertentu terkait pembayaran dari pembeli atas penjualan barang yang tergolong sangat mewah. Pemotongan PPh Pasal 23 PPh Pasal 23 adalah pajak yang dipotong dari penghasilan WP Dalam Negeri dan Bentuk Usaha Tetap (BUT) yang berasal dari pemanfaatan modal (dividen, bunga, dan royalti), pemberian jasa (sewa, imbalan jasa), atau penyelenggaraan kegiatan (hadiah, penghargaan, dan bonus) selain yang dipotong PPh Pasal 21. Pemotongan PPh Pasal 26 PPh Pasal 26 adalah pajak yang dipotong dari penghasilan WP Luar Negeri atas penghasilan yang tidak berasal dari menjalankan usaha atau kegiatan melalui BUT yang bersumber dari Indonesia. Pemotongan PPh Pasal 26 bersifat final (tidak dapat digunakan sebagai kredit pajak), kecuali ditentukan lain. Pemotongan PPh Pasal 4 ayat (2) PPh Pasal 4 ayat (2) adalah pajak yang dipotong dari penghasilan dengan perlakuan tersendiri yang diatur melalui peraturan pemerintah dan bersifat final. Penghasilan yang dipotong PPh Pasal 4 (2) antara lain: penghasilan berupa bunga deposito dan tabungan/jasa giro, dan diskonto Sertifikat Bank Indonesia, penghasilan dari transaksi penjualan saham di bursa efek, penghasilan berupa bunga dan diskonto obligasi yang dijual di pasar modal, penghasilan berupa bunga simpanan yang dibayarkan kepada anggota koperasi (WP Orang Pribadi), penghasilan modal ventura dari transaksi penjualan saham/pengalihan penyertaan modal perusahaan pasangan usahanya, persewaan tanah dan/atau bangunan, pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan, penghasilan usaha jasa konstruksi, serta penghasilan atas diskonto Surat Perbendaharaan Negara. Pemotongan PPh Pasal 15 PPh Pasal 15 adalah pajak yang dipotong dari penghasilan yang menggunakan norma penghitungan khusus untuk golongan WP tertentu, agar memudahkan WP tersebut dalam melakukan kewajiban perpajakannya, seperti: perusahaan pelayaran atau penerbangan internasional; perusahaan asuransi luar negeri; perusahaan pengeboran minyak, gas dan panas bumi; perusahaan dagang asing; serta perusahaan yang melakukan investasi dalam bentuk bangun-guna-serah (build, operate, and transfer). Untuk menghitung besarnya penghasilan kena pajak bagi golongan WP tertentu tersebut, Menteri Keuangan diberi wewenang untuk menetapkan Norma Penghitungan Khusus guna menghitung besarnya penghasilan netto dari WP tertentu tersebut. Penerimaan Withholding Tax pada 2010 adalah sebesar Rp587,65 triliun, meningkat menjadi Rp730,418 triliun pada tahun 2011, dan ditargetkan menjadi Rp849,706 triliun untuk tahun 2012 atau 83,61 persen dari total target penerimaan pajak 2012 sebesar Rp1.016,237 triliun. Mengingat pentingnya peranan Withholding Tax dalam dalam mengamankan penerimaan negara dari sektor perpajakan, maka Ditjen Pajak mewajibkan seluruh pemotong dan pemungut pajak untuk menyetorkan dan melaporkan kewajiban perpajakannya sesuai ketentuan yang berlaku. Bangga bayar pajak! (//ad Okezone

Baca selengkapnya...

Sabtu, 06 Oktober 2012

Ini Ekonomi Kepulauan, Bung!

Beberapa waktu lalu, saat menghadiri undangan Gala Dinner Asian Business Club, kelab eksekutif dan business owner yang sebagian besar mengenakan busana formal berdasi kupu-kupu, saya memperoleh satu keyakinan lagi tentang ekonomi Indonesia: terpatahkannya mitos-mitos lama. Ini menjadi menarik, sebab kebetulan banyak mitos yang "patah dengan mudah" belakangan ini. Coba deh, siapa yang nyangka Pak Jokowi, walikota dari kota kecil seperti Solo, bisa menang menjadi Gubernur DKI Jakarta tanpa banyak modal uang dan partai pendukung yang besar? Mitos bahwa pemilihan langsung adalah domain partai-partai politik besar dan politik uang, goyah sudah. Ternyata, personal selling jauh lebih penting ketika pemilih melek perubahan. Maka, seperti topik awal, mitos tentang ekonomi Indonesia malam itu dipatahkan oleh Raoul Oberman, direktur McKinsey & Company, yang berbicara pada Gala Dinner di hotel Shangri-La tersebut. Katanya, pertumbuhan yang cepat dialami Indonesia belakangan ini "bukanlah fenomena boom dan bust," tetapi peluang jangka panjang. Ia agaknya mendengar banyak anggapan bahwa potret kemajuan Indonesia saat ini sekadar gejala balon yang "menggelembung", untuk kemudian "kempes" lagi. Bukan begitu, ternyata. *** Asal tahu saja, dalam kamus besar bahasa Indonesia, istilah mitos berarti "cerita tertentu yang dibesar-besarkan", atau "keyakinan" dalam kamus Thesaurus, dan bisa jadi "isapan jempol" dalam pengertian global. Berdasarkan riset mereka, McKinsey menemukan sejumlah fakta yang membantah mitos-mitos yang ada. Dengan kata lain, anggapan yang berkembang selama ini cuma isapan jempol belaka. Sebut saja, misalnya, anggapan bahwa Indonesia adalah perekonomian yang tidak stabil (unstable economy). "Siapa bilang?" kata Raoul. Nyatanya, Indonesia dalam beberapa tahun terakhir tercatat sebagai negara yang paling stabil (nomor 1), menurut statistik OECD. OECD adalah organisasi yang mengurus kerjasama ekonomi dan pembangunan global. OECD adalah"agen" yang membantu pemerintahan menghadapi tantangan-tantangan ekonomi, sosial dan tatakelola di tengah dinamika globalisasi perekonomian. Tentu tidak berlebihan. Wong dalam hampir satu dekade terakhir pertumbuhan ekonomi Indonesia terus bergerak dari kisaran 4% hingga menjadi 6,5% dewasa ini. Raoul juga mematahkan anggapan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya terjadi di Jakarta dan Jawa. Nyatanya, riset McKinsey menemukan bahwa sebagian besar pertumbuhan ekonomi justru terjadi di luar Jawa. Raoul juga mematahkan mitos lainnya, yakni anggapan bahwa mesin pendorong pertumbuhan berasal dari ledakan ekspor komoditas. Ternyata, produk non-komoditas-lah yang menyetir ekspor Indonesia. Begitu pula adanya anggapan bahwa urbanisasi menjadi persoalan gawat di kota besar di Jawa terutama Jakarta. Ternyata, temuan McKinsey justru membentuk fakta baru bahwa urbanisasi adalah sumber pertumbuhan, yang berasal dari meningkatnya angkatan kerja. Dia malah membandingkan, angka urbanisasi di Jawa hanya tumbuh di bawah 5%, sebaliknya di kota-kota besar di uar Jawa (Sumatra, Kalimantan dan Sulawesi) bahkan tumbuh di atas 7%. Ini menunjukkan bahwa pertumbuhan pesat terjadi di luar Jawa. *** Saat berbincang dengan pemilik Grup Lippo James Riady di sela acara itu, ia bertanya kesan saya tentang pendapat Raoul tersebut. "Masuk akal," saya katakan, sembari bercerita tentang kepadatan lalulintas truk-truk besar bermuatan penuh saban malam di jalan tol Jakarta-Merak. Itu, sekadar contoh saja, yang buat saya adalah indikasi bahwa ekonomi bergerak dari Jawa ke Sumatra. Pergerakan orang lebih gila lagi. Bandara di kota-kota besar Indonesia kini tak pernah sepi. Kapasitas Soekarno-Hatta tahun lalu sudah terlewati nyaris tiga kali lipat dari daya tampung sebenarnya. Luar biasa, kalau tidak ingin menyebut "ini gila." Maka kata Raoul, Indonesia memiliki pertumbuhan yang produktif, inklusif dan "resilient". Apa maknanya? Pertumbuhan ekonomi Indonesia lentur, lenting, elastis. Tidak mudah patah. Karena sumber pertumbuhannya menyebar, banyak, tidak mudah goyah. Begitu kira-kira. *** Cuplikan cerita di atas sengaja saya ambil, untuk memberikan sudut pandang yang lain. Anda mungkin kerap mendengar celotehan, "Pemerintahan [Presiden] SBY itu pemerintahan autopilot." Setuju atau tidak, tentu tergantung cara melihatnya. Lantas, setelah mendengar ceramah singkat Raoul itu, ada pertanyaan yang justru datang sebaliknya. "Kalau begitu menurut Anda [Presiden] SBY bagus atau tidak?" Begitu kira-kira. Saya bilang: "Lumayan." Lho mengapa? SBY berhasil meletakkan landasan stabilitas politik dan keamanan. Maka modal dasar itu menjadi penting, sebagai landasan pertumbuhan ekonomi yang lebih leluasa. Dan hasilnya lumayan, pertumbuhan ekonomi terus merangkak naik, hingga 6,5% ekspektasi tahun ini. Maka, jikalau ekspektasi Anda lebih besar lagi, ya nggak apa. Setelah stabilitas, tentu butuh instrumen lain untuk memacu pertumbuhan, dan kemudian menyebarkan pemerataan pendapatan. Memang itulah teorinya, yang sekarang ini menjadi esensi Catur Sukses salah satu partai politik besar, dan dulu menjadi trilogi pembangunan Pak Harto. Nah, ekspektasi lebih inilah yang belum terpenuhi. Geliat perekonomian tidak banyak dihela oleh kebijakan pemerintah, namun lebih banyak didorong oleh aktivitas masyarakat serta pelaku usaha. Tapi jika Anda penasaran, coba deh dengar lagi pendapat Raoul. Perekonomian Indonesia bisa tumbuh di atas 7% per tahun seperti target pemerintah, jika mampu menggenjot produktivitas dua pertiga kali lebih besar dari level produktivitas saat ini. Lantas bagaimana dalam jangka panjang? Diyakini ekonomi berbasis konsumsi, yang menyumbang 60% pertumbuhan Indonesia, akan terus berlanjut hingga 2030 mendatang. Diperkirakan akan terdapat 90 juta tambahan kelas konsumen baru hingga tahun tersebut, dengan pendapatan bersih US$3.600 per tahun. Sektor bisnis berbasis konsumer diperkirakan akan terus melambung, dengan potensi bisnis US$1,8 triliun. Mobile banking akan meledak. Bakal tumbuh 30 juta petani dengan peningkatan pendapatan tiga kali lipat, yang memicu kapasitas peningkatan ekspor pangan hingga130 juta ton ke pasar internasional. Tentu peluang itu hanya akan terjadi jika pemerintah mampu membangun kapasitas: Meningkatkan kualitas guru, mengembangkan kurikulum berbasis permintaan (termasuk dari pertabian dan industri), sekaligus membangun kapasitas tenaga kerja yang berkeahlian. Ini adalah kunci pintu untuk bisa masuk lebih dalam memperkuat sektor konsumsi, pertanian, dan sumberdaya masa depan Indonesia. Kalau McKinsey begitu yakin, tentu ini karena karakteristik Indonesia yang selain didukung pasar yang besar, juga kekuatan geografis yang disebutnya sebagai archipelago economy. "Ini ekonomi kepulauan, Bung!" Begitu kira-kira. Karena kepulauan, mobilitas sumberdaya menjadi lebih tinggi, sumber pertumbuhan banyak dan tersebar; yang didorong oleh kekuatan konsumsi yang besar. Maka perekonomian lebih elastis, lentur, dan "tidak gampang patah". Nah, bagaimana menurut Anda? Arief Budisusilo

Baca selengkapnya...

Musim Dingin

Waktu itu musim gugur, seorang suku indian pada daerah terpencil bertanya pada kepala suku mereka yang baru. "Wala-wala chimo-ela suma totangka obuawachi?" yang artinya, "Kepala suku, apakah musim dingin kali ini akan sangat dingin atau seperti biasanya?". Karena kepala suku ini sudah modern, dia tidak pernah belajar meramal cuaca dengan cara-cara kuno lagi. Ketika melihat ke atas, ia tidak dapat mengatakan bagaimana nantinya keadaan cuaca. Meskipun begitu, supaya aman, ia mengatakan bahwa musim dingin nantinya akan terasa dingin, sehingga ia menyuruh warganya untuk mengumpulkan kayu bakar untuk persiapan musim dingin. Namun setelah beberapa hari, muncul idenya untuk menelepon Layanan Perkiraan Cuaca, dan menanyakan, "Apa musim dingin kali ini akan sangat dingin atau tidak?". "Kelihatannya musim dingin kali ini akan sangat dingin," kata petugas di Layanan Perkiraan Cuaca tersebut. Kemudian kepala suku kembali dan menyuruh warganya untuk mengumpulkan kayu lebih banyak lagi untuk persiapan. Seminggu kemudian dia menelepon kembali Layanan Perkiraan Cuaca. "Apa musim dingin kali ini akan sangat dingin?". "Ya," jawab orang di Layanan Perkiraan Cuaca tersebut, "Musim dingin kali ini akan sangaaat dingin!". Kepala suku kembali dan menyuruh warganya untuk mengumpulkan semua kayu dan ranting pohon yang mereka temukan. Dua minggu kemudian dia menelepon kembali dan bertanya, "Apa anda yakin bahwa musim dingin kali ini akan sangat dingin?". "Pasti," jawab orang di Layanan Perkiraan Cuaca tersebut, "kelihatannya akan jadi musim dingin yang paling dingin yang pernah ada." "Kenapa anda begitu yakin?" tanya kepala suku. Pria itu menjawab, "Karena para suku Indian sedang mengumpulkan kayu bakar dalam jumlah yang gila-gilaan!".

Baca selengkapnya...

Kamis, 04 Oktober 2012

BERINVESTASI SECARA RASIONAL DAN SESUAI SELERA RISIKO

Modus penipuan berkedok investasi bodong yang menjanjikan keuntungan menggiurkan terus saja terjadi di negeri ini. Tidak hanya terjadi di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Medan dan sebagainya, namun juga sudah merambah ke kota-kota kecil. Dikabarkan telah terjadi aksi penipuan berkedok investasi yang memakan korban sebanyak 4.500 warga Kabupaten Wonosobo dan sekitarnya, yang memercayakan dana mereka di sebuah perseroan terbatas (sebut saja PT X). Konon Direktur Utama PT X yang menggondol dana nasabah hampir Rp104 miliar berhasil ditangkap. Orang ini terkesan sangat rapi dalam menjalankan perusahaannya, dengan membuatnya nampak lebih bonafid. Sesungguhnya PT X adalah perusahaan konsultan, dan tak memiliki izin perusahaan investasi. Jadi semacam perusahaan abal-abal. Perusahaan ini eksis beroperasi dari tahun 2010 hingga 2011. Pengelola menawarkan investasi dengan bunga 0,8% per hari atau 16% per bulan dari dana yang disetor. Nasabah bisa memilih kontrak investasi berjangka 3, 6, atau 9 bulan. Dengan investasi minimal Rp2,5 juta dijanjikan pula komisi bisa diambil harian, mingguan, atau bulanan. Semua penawaran menggiurkan ini tak pelak menarik minta warga untuk berinvestasi. PT X pun kebanjiran nasabah melalui 13 koordinator yang merupakan tokoh masyarakat. Tanpa pernah tahu istilah dan seluk beluk investasi dalam money trading, para investor dadakan ini benar-benar terbuai dengan janji-janji keuntungan besar yang ditawarkan. Apalagi PT X memberikan sertifikat sebagai bukti penyetoran dan kartu keanggotaan yang ditandatangani direktur utama. Seperti usaha-usaha investasi akal-akalan lain, pada mulanya pembayaran ke nasabah lancar-lancar saja. Namun memasuki bulan ketujuh pada Februari 2011, pembayaran komisi mulai macet. Rekening diblokir dan uang nasabah seratus miliar rupiah lebih digondol sang direktur utama. Petualang-petualang dunia keuangan seperti ini tampaknya selalu akan ada. Hal ini tak lepas dari keinginan masyarakat untuk memperoleh keuntungan yang cepat, besar dan tanpa susah payah. Janji keuntungan besar menjadi iming-iming yang di luar nalar sehat ternyata tetap saja manjur untuk memikat pemilik dana. Nasabah seolah tak peduli apakah ia memiliki informasi yang cukup atau tidak mengenai investasi jenis ini. Bagaimana pula bonafiditas perusahaan. Yang jadi perhatian, tanpa melakukan usaha apa pun, dananya bisa menjadi berlipat-lipat. Mereka tak mengukur risikonya seperti apa. Padahal, setiap jenis produk investasi tentu ada risiko. Kebanyakan dari mereka juga tidak tahu seberapa besar kemampuan mereka dalam mengantisipasi risiko kerugian atau malah kehilangan uang. Pastinya mereka tidak tahu persis risk appetite (selera risiko) mereka masing-masing. Pokoknya ada tawaran yang menggiurkan, tanpa pikir panjang, langsung dibeli. Yang mengenaskan, mereka tidak pernah memikirkan apakah imbal hasil yang diberikan itu masuk akal atau tidak. Mereka juga tidak berpikir, bagaimana pengelola dana publik itu memutar uangnya sehingga dapat memberikan keuntungan yang tidak wajar tadi. Terpikirkan pun tidak bagaimana perusahaan mengelola dana agar menghasilkan keuntungan lebih tinggi dari yang diberikan kepada para nasabah. Jika nasabah diberi bunga tinggi, maka dana harus diputar untuk usaha yang menghasilkan lebih tinggi. Nasabah perlu mempertanyakan usaha apa saja yang bisa memberikan keuntungan lebih dari 16% per bulan. Ketidaktahuan dan ketidakpedulian para nasabah inilah yang menjadi celah masuknya para petualang keuangan untuk menggaet uang mereka. Jadi, siapa yang harus disalahkan? Pengelola dana atau pemilik dana? Itulah sebabnya kini terjadi pergeseran dimana orang-orang pintar yang menipu ini sekarang beroperasi ke kota-kota kecil yang masyarakatnya belum begitu paham seluk beluk investasi. Mereka mudah diakali dengan janji-janji setinggi langit yang memabukkan karena pada dasarnya sebagian orang semakin malas bekerja keras dan lebih memilih cara hidup instan. Para penipu tadi sulit beroperasi di kota-kota besar karena gerak gerik mereka sudah terendus oleh pihak berwajib. Di samping itu, masyarakat kota besar juga lebih kritis dan rasional dalam melakukan investasi. Pemberitaan yang gencar terkait aksi-aksi penipuan juga mereka lihat dan dengar sehingga mereka makin paham sehingga tidak mudah dikibuli. Para pemilik uang di kota-kota kecil ini jelas tak memiliki informasi tentang investasi keuangan yang menyeluruh, sehingga sangat mudah terjerat tipu daya. Investasi yang diharapkan menghasilkan uang lebih banyak ternyata berbuah ketidakberuntungan alia skerugian. Bahkan dimungkinkan investasi pokok mereka tak kembali. Celakanya, karena perseroan abal-abal ini tidak terdaftar di otoritas keuangan, menjadi sulit bagi otoritas keuangan untuk mengatur, memantau, mengawasi dan mengendalikannya. Operasional mereka memang di luar domain otoritas keuangan. Jadi, langkah yang bisa ditempuh oleh otoritas keuangan adalah mengajak lembaga-lembaga keuangan seperti perbankan untuk proaktif melakukan program edukasi kepada masyarakat di daerah-daerah mengenai seluk beluk investasi. Dalam konteks pendalaman pasar keuangan (financial deepening), tentu baik dan bermanfaat apabila program edukasi tadi dilakukan secara terarah dan sistematis. Terkait dengan program inklusi keuangan (financial inclusion), yang diterjemahkan dengan “produk keuangan untuk semua”, menjadi berarti dan bermanfaat program edukasi dilakukan hingga pelosok-pelosok daerah dimana sebagian besar orang belum tersentuh oleh layanan lembaga keuangan formal seperti perbankan. Konon sekitar 50% masyarakat daerah belum memiliki akses ke lembaga keuangan. Kelompok ini tergolong ke dalam kategori “unbanked society” yang sangat membutuhkan edukasi mengenai lembaga keuangan. Potensi penggalian dana di kelompok ini cukup besar dan dapat memperkuat likuiditas perbankan serta disalurkan dalam bentuk kredit untuk menggerakkan sektor riil. Tentu semua itu tidak bisa dibebankan hanya kepada otoritas keuangan seperti Bank Indonesia dan lembaga perbankan saja, melainkan juga harus melibatkan seluruh komponen masyarakat dalam program edukasi keuangan dan investasi agar masyarakat semakin melek keuangan dan investasi. Ujung-ujungnya mereka tidak mudah tergiur denganm tawaran investasi yang aneh-aneh alias tidak masuk akal dan mereka terhindar dari kerugian. Business News

Baca selengkapnya...

Jumat, 28 September 2012

Sopan-santun Saat Memotret, Apa Itu?

Memotret merupakan kegiatan yang menyenangkan. Anda akan memperoleh kepuasan bila gambar yang dihasilkan sesuai dengan harapan. Nah, untuk memperoleh kepuasan tersebut, pada dasarnya ada sopan santun yang sudah menjadi semacam hukum tidak tertulis selama bertahun-tahun. 

Sopan santun ini mengacu pada etika tata krama pada umumnya, namun sering dilupakan karena 'saking bernafsunya' memotret. Apa itu? 

1. Patuhi peraturan setempat. Bila ada larangan tertulis untuk tidak mengambil gambar, ada baiknya mematuhi. Sebab, larangan itu biasanya terkait dengan kerahasiaan atau keamanan seseorang/lembaga seperti institusi militer. Bila tidak ada larangan tertulis namun diberitahu petugas bahwa dilarang memotret di tempat itu, tidak perlu ngotot. Masih banyak hal lain yang bisa diabadikan bukan? 

2. Saat memotret seseorang yang belum dikenal, tidak harus langsung jepret. Perlu meminta izin dulu karena tidak semua orang suka dipotret. Anda juga perlu menjelaskan tujuan memotret untuk keperluan pribadi ataukah komersial. Buat subjek foto Anda senyaman mungkin untuk difoto dengan diajak berkomunikasi. Sehingga hasil foto terlihat luwes dan tidak canggung. 

3. Pada sebuah acara, ikuti arahan panitia dengan seksama. Kalaupun ada petunjuk yang keberatan, usahakan dinegosiasikan dengan baik. Biasanya, kasus ini sering terjadi saat panitia belum terbiasa memahami kebutuhan fotografi secara utuh seperti penempatan tempat yang buruk untuk fotografer. 

4. Saat hendak memotret agenda yang kira-kira akan didatangi banyak fotografer, datanglah lebih cepat untuk memperoleh posisi terbaik. Jangan menutupi juru potret yang sudah berada di posisi siap siaga, apalagi nyelonong di depannya. 

5. Bila waktunya cukup lama dan ketika memperoleh posisi yang bagus, berikan kesempatan fotografer lain memotret dari spot tersebut. 5 hingga 10 frame sudah cukup membuatnya senang dan Anda dapat kembali ke posisi itu setelahnya tanpa perlu dianggap arogan. Sebab, pada dasarnya setiap fotografer mempunyai hak sama memperoleh gambar. Perilaku yang santun sesama fotografer akan membentuk rasa persaudaraan yang kuat. 

6. Pada pemotretan yang memerlukan setting tertentu dan dilakukan beramai-ramai, jangan mengganti set tanpa permisi terlebih dahulu kepada yang lain. 

7. Saat memotret agenda religius ataupun adat/ritual, tidak perlu bertingkah over acting ataupun bolak-balik bergeser posisi seperti setrikaan. Cukup sekali-dua kali bergeser posisi guna menjaga ritual berjalan khidmat. Jangan terlihat grasa-grusu dan membuat peserta ritual ilfill melihat tingkah laku fotografer. 

Dengan membawa diri sesopan mungkin dan tepat pada ukurannya, Anda sebagai fotografer akan dihormati. Pandai-pandai menempatkan diri, posisi dan bersosialisasi menjadi bekal sukses seorang fotografer.  


Kompas

Baca selengkapnya...

Senin, 24 September 2012

Menyogoklah dengan kejujuran

Mungkin Anda pernah dengar, ada seorang sopir taksi begitu gemetar ketika menemukan sekantung berlian senilai sekitar Rp2 miliar yang ditinggalkan secara tak sengaja oleh penumpangnya. 

Anda barangkali akan mengira, di tengah lunturnya nilai-nilai etika dan moral yang banyak dikeluhkan akhir-akhir ini, si sopir akan menyimpan barang itu sebagai rejeki nomplok. 

Dalam realitas kehidupan, mungkin komentar seperti ini yang akan muncul: "Ah, bego [bodoh] amat kalau dikembalikan." "Hari gini," begitu kita-kira, "Kapan lagi bisa dapat duit sebanyak itu tanpa harus capek kerja, atau jadi menantu orang kaya." 

Itulah probabilitas yang barangkali kerap terdengar dalam pembicaraan di sudut-sudut warung kopi pinggir jalan. Toh, banyak alasan yang bisa dibuat, jika penumpangnyma mencari kantung berlian itu. Misalnya saja, si supir bisa berdalih kantung berlian diambil penumpang lain yang dilayani berikutnya. Dan tahukah Anda, pengemudi taksi itu mengembalikan kantung berlian tersebut. 

Kebetulan ia bekerja di Blue Bird, operator taksi terbesar di Indonesia, yang kini mengelola lebih dari 25.000 armada, dengan lebih dari 28.000 sopir. Kini bisnis Blue Bird terus bertumbuh dengan pesat. Bahkan manajemen mengaku kewalahan untuk merekrut tenaga kerja yang kompeten karena pesatnya pertumbuhan bisnis yang tidak seiring dengan ketersediaan tenaga kerja yang mumpuni. 

Seperti dikisahkan Noni Purnomo, salah satu arsitek inovasi dan "otak perubahan" dalam manajemen Blue Bird, satu nilai dasar yang menjadi pondasi sukses perusahaan itu adalah Kejujuran. Di Blue Bird, kisah sekantung berlian itu hanyalah sepenggal cerita yang bisa jadi memperkuat keyakinan pelangganannya, bahwa perusahaan itu mempekerjakan profesional, yang benar-benar jujur. 

Sedikitnya 800 item barang yang tertinggal di taksi setiap bulan dalam berbagai bentuk, entah telepon genggam atau yang lain, dikembalikan sang pengemudi kepada penumpangnya. Maka, Jaya Suprana pernah menganugerahkan rekor Muri kepada operator taksi itu untuk rekor jumlah barang yang dikembalikan. 

Dalam budaya organisasi, nilai dasar yang dipegang individu-individu anggota organisasi, akan membentuk agregat nilai perusahaan yang disebut sebagai budaya perusahaan. Maka dalam industri jasa angkutan seperti taksi, hal itu tidak hanya termanifestasikan ke dalam kejujuran sang sopir dalam mengembalikan barang penumpang yang tertinggal, tetapi juga tercermin dalam seberapa akurat argometer mobil taksi yang dipasang oleh perusahaan. Ilustrasinya sederhana saja. Jika Anda naik taksi, tetapi argometer atau alat ukur ongkos taksi bergerak terlalu cepat dalam menghitung nilai rupiah yang harus dibayar, Anda tentu akan komplain besar. "Kok pakai "argo kuda" sih?" Begitu kira-kira. Dan cerita tentang argo kuda, sebagai olok-olok untuk sopir taksi --atau operator taksi-- yang memanipulasi mesin penghitung ongkos itu, beberapa tahun lalu kerap terdengar. 

Taksi argo kuda pun kini telah tiada, dan terpaksa mati-matian berusaha memoles citra, karena ditinggalkan pelanggannya. Intinya jelas, kejujuran memiliki korelasi kuat dengan kelangsungan bisnis jangka panjang. 

Saya ingat pesan ibu ketika minta doa restu hendak mencari pekerjaan begitu lepas kuliah sekitar tahun 1992 silam. "Mas, kowe [kamu] kerja apa saja silahkan. Yang penting jujur." Kakek saya serupa meski tak sama. "Mas, kamu jangan sekali-kali mencari pekerjaan dengan membayar [menyogok]." Begitu kurang lebih pesan yang terngiang sampai sekarang. Kakek saya benar. 

Apabila mencari kerja saja sudah nyogok, hampir dapat dipastikan akan sulit bekerja dengan jujur. Saya memaknainya dengan lebih jauh lagi: ada hak orang terhadap pekerjaan yang seharusnya didapatkan, tetapi diambil orang lain dengan cara paksa lewat mekanisme "sogokan". 

Anda tentu tahu, di musim rekrutmen pegawai negeri seperti bulan-bulan ini, mekanisme sogok-menyogok atau prinsip "orang terdekat" bukan "orang terbaik" masih [atau bahkan makin] marak terjadi. Maka, bagi yang menyogok untuk mendapatkan pekerjaan, kurang lebih telah menghilangkan kesempatan orang lain mendapatkan pekerjaan, alias menafkahi keluarganya seumur hidup. Itu sama saja dengan merampas kemakmuran orang lain! 

Itu filosofi moral, yang barangkali terdengar aneh bagi kebanyakan orang sekarang. Repotnya, perilaku menghalalkan segala cara tidak hanya merasuki jiwa individu, tetapi juga banyak organisasi. Ini tidak hanya organisasi bisnis, tetapi juga organisasi politik; bahkan yang mengklaim sebagai organsasi keagamaan. 

Maka, tidak heran jika "daftar tunggu" para tersangka di KPK atau komisi antikorupsi begitu panjang. Ada pejabat pemerintah yang sedang menunggu menjadi tertuduh kasus korupsi, atau pejabat partai politik yang diadili karena menjadi mafia proyek. Lalu ada lagi anggota DPR yang menjadi bandar anggaran, dan ada pula pelaku bisnis yang menjadi calon terdakwa. Sayangnya, itulah potret negeri ini. 

Kita belum sepenuhnya menjadi bangsa yang jujur. Padahal nilai kunci (key values) jujur, kerja keras dan disiplin, telah mengantarkan sukses tak hanyma korporasi tetapi juga negara. Tak perusahaan yang sudah tercatat di lantai bursa tetapi juga perusahaan keluarga. 

Di era modern sekarang, nilai dasar semacam itu banyak disebut sebagai prinsip good governance. Jiwanya adalah transparan dan akuntabel; patuh pada regulasi dan pajak, serta memiliki kepedulian dan tanggungjawab sosial yang tinggi.

Seandainya governance yang baik bisa menjadi gerakan nyata, saya percaya bangsa ini akan jauh lebih makmur dibandingkan dengan tingkat kemakmuran yang selalu dibangga-banggakan sekarang. Sebab masih banyak, dengan memakai analogi sopir taksi tadi, yang "tidak mengembalikan kantung berlian" kepada pemilik aslinya, atau bahkan "mengambil kantung berlian" milik orang lain secara sengaja. 

Masih banyak praktik sogok dan suap untuk mendapatkan pekerjaan, jabatan, proyek bisnis, yang pada gilirannya hanya mempertebal kantung segelintir orang yang punya jabatan atau otoritas yang mengambil keputusan atau membuat aturan. Itulah yang sesungguhnya mengancam "sustainabilitas" kita. Tentu tidak ada resep yang bisa menjadi penyembuh dengan cepat. Tetapi jika berkenan meresapi nasihat penggiat ekonomi syariah, Adiwarman A. Karim, barangkali ada manfaatnya. 

Izinkan saya mengutip tiga nasihat Karim sebagai pegangan profesional, birokrat ataupun pebisnis yang ingin sukses tanpa khawatir dicokok KPK. Pertama, keluarkan hal-hal yang buruk/ haram (jujur) dari kehidupan kita; lalu isi hidup dengan hal-hal yang baik alias proper dan ikuti aturan (cerdas), serta hiasi hidup dengan yang indah-indah (hubungan baik, jiwa besar, peduli). 

Kedengarannya puitis memang. Tetapi nasihat itu aplicable alias sangat bisa diterapkan jika Anda ingin berhasil, termasuk dalam menjalankan bisnis. Intinya, jujur saja tidak cukup, tetapi juga perlu lebih cerdas dan berhubungan secara baik dengan relasi kita. 

Maka seperti contoh kisah Blue Bird dan banyak perusahaan yang menjalankan filosofi itu, hasilnya Anda tidak hanya sukses "doing business", tetapi yang lebih penting adalah sukses "doing good business" yang berkesinambungan. Jadi, bolehlah Anda menyogok, tetapi sogoklah dengan kejujuran, kecerdasan, dan hubungan baik. Bukan dengan uang. Bagaimana menurut Anda? 


Arief Budisusilo

Baca selengkapnya...

Minggu, 23 September 2012

MENTERI AGUS, MENTERI DAHLAN, DAN MENTERI GITA

Apa persamaan ketiga menteri ini? Pertama, kelihatannya ketiga Menteri yang terhormat ini tidak punya kepentingan politik, paling tidak mereka tidak ngaku-ngaku anggota partai politik tertentu. Persamaan lainnya, ketiganya tidak pernah masuk birokrasi pemerintahan, kecuali Agus Martowardoyo, mantan Direktur Utama Bank Mandiri yang mayoritas dimiliki pemerintah Indonesia. Kedua, dari pemberitaan media, ketiga menteri ini paling moncer kinerjanya. Paling tidak kalau diukur dari pemberitaan, jarang mereka kena isu negatif, baik kinerja maupun perilaku menyimpang seperti tersangkut isu korupsi. 

Menteri Dahlan paling nyeleneh, bersih-bersih toilet airport, membuka pintu tol supaya kendaraan yang antri bisa masuk dengan cepat, tanpa harus bayar. Beliau pun ikut menjual kartu E-Toll Bank Mandiri, seakan menyindir si bos Bank kurang giat menjual dan mempromosikan kartu Toll tersebut. 

Menteri Agus lebih dari nyeleneh. Beliau ngotot membeli saham Newmont untuk pemerintah, membawa perkaranya ke Mahkamah Agung, dan menyatakan akan mundur kalau kalah dan tidak berhasil membeli saham tersebut. Pak Agus terakhir menggebrak meja karena kesal dengan para anggota MPR yang terhormat karena tidak selesai-selesai menyetujui asumsi RAPBN 2013, pembicaraan anggaran menjadi bertele-tele sementara diskusi substansi menjadi terhambat. 

Sebaliknya Pak Gita, jauh dari nyeleneh, malah sangat santun. Tapi beliau waktu menjadi Kepala BKPM sangat rajin promosi peluang usaha investasi di Indonesia, sampai-sampai bikin iklan yang tidak kalah bagusnya dengan iklan pariwisata Malaysia. 

Tetapi persamaan yang paling penting, ma­sing-masing punya sikap nothing to lose. Para menteri ini seakan tidak perduli, mau dipecat atau tidak, mereka jalankan saja tugasnya walau harus berlawanan dengan kehendak para partner legislatif, malah kadang-kadang menantang sikap para anggota legislatif yang dipandang tidak elok. 

Ini mungkin merupakan hasil tempaan me­reka selama bertahun-tahun. Pak Dahlan dan Pak Gita, dua-duanya pengusaha. Mereka terbiasa melakukan rencana kerja di awal periode, membuat kisi-kisi batasan kinerja, menaati rambu-rambu aturan bisnis, baik internal maupun eksternal. Mereka berdua berhasil membangun bisnisnya dengan sukses tanpa rente, Pak Dahlan dengan bisnis medianya, Pak Gita dengan bisnis keuangan. 

Pak Agus, merupakan figur paling konservatif dari menteri lainnya, pasalnya seorang banker pada dasarnya risk averse, menghindar risiko, karena bank pada intinya memberikan kredit pada usaha yang paling rendah risikonya. Jadi, kelakuannya sebagai Menteri seharusnya sudah menghitung semua risiko, termasuk di hujat dan di pecat. 

Pak Agus, Pak Dahlan, dan Pak Gita menjadi bukti nyata yang merubuhkan dogma bahwa Menteri non politik tidak akan efektif kinerjanya karena tidak mempunyai pondasi dukungan partai di lembaga legislatif. Walau mereka pilihan Presiden SBY, dan mendapat suara di parlemen dalam setiap debat ang­garan, Partai Demokrat tetap bukan pemilik suara mayoritas di parlemen yang cukup untuk mengaman­kan suara pemerintah di parlemen. 

Intinya bukan disitu. Para Menteri ini jelas bisa efektif karena setiap langkah mereka dapat diperkuat dengan argumentasi yang logis dan masuk akal, sama sekali jauh dari bisik-bisik dibelakang layar. Apalagi me­reka punya sikap nothing to lose, jabatan Menteri jauh dari usaha mencari harta, karena pendapatan mereka di sektor swasta jauh dari pada gaji Menteri plus fasilitasnya. Mereka berhenti menjadi Menteri, kapan saja me­reka bisa mencari nafkah lebih besar di sektor swasta. 

Kalau Wakil Presiden Boediono, dalam pidatonya di Universitas Gajah Mada baru-baru ini, me­ngatakan jabatan publik di pemerintahan adalah pe­ngabdian, bukan untuk mencari harta, maka ketiga Menteri ini bisa menjadi acuan. Mereka ini bekerja semata untuk pengabdian, memberikan sumbangan kepada negara, mencari pahala untuk rakyat. Dari contoh ketiga Menteri ini, seharusnya Presiden SBY cepat mengganti para Menterinya de­ngan kriteria yang tidak jauh dari ketiga Menteri ini. Apalagi sebentar lagi Menteri-Menteri titipan partai politik akan sibuk berkampanye untuk Pemilu 2014. Presiden seharusnya ikut terbawa dengan sikap no­thing to lose.  


Businessnews

Baca selengkapnya...