Minggu, 22 Januari 2012

Facebook

Telepon berita kecelakaan, Polisi : " Maaf .. Apa benar ini dengan Bapak SOLEH..? Kami dari kepolisian .. Apa benar Bapak memiliki saudara bernama Jumirin... Dia korban Tabrak Lari .. Dan sekarang tidak sadarkan diri..."

SOLEH : " Benar Pak....?"

Polisi : Kami mohon Bapak Ke Rumah Sakit Umum sekarang untuk memastikan bahwa memang benar itu saudara Bapak ....."

SOLEH. : Waduh .. Maaf Pak Saya lagi di Luar kota, tapi Bapak punya akun Pesbuk nggak ??"

Polisi : " Punya..Kenapa..??"

SOLEH. : " Gini aja Pak .. Bapak Foto aja orang tersebut ..Kemudian Bapak Upload fotonya .. Terus tag Nama Saya ..~ SOLEH Chayank Chemwa ~
Kalo betul itu foto sodara saya .. Nanti saya LIKE ..... Ok pak ya..."

Polisi ... ?? :/

Facebook so usefull.

Baca selengkapnya...

Jumat, 20 Januari 2012

Juru Cicip

Juru cicip minuman diperusahaan anggur baru saja meninggal. Boss besar langsung cari penggantinya. Datang satu orang pamabuk bernama Toing, berbaju robek-robek dan kotor untuk melamar.

Boss besar langsung cari cara untuk tidak menerima Toing dengan cara test satu gelas anggur merah.

Toing : (habis minum anggur) Hmm.. anggur merah, usia tiga tahun, pegunungan lokal, simpan di tong kayu.

Boss: Betul..coba ini lagi! (Boss langsung kasih satu gelas yang lain).

Toing : Hmm.. anggur merah, usia delapan tahun, asal italia, simpan di tong baja.

Boss: Boleh juga? Betul itu, satu lagi!

Boss heran, tapi tetap tidak mau terima si Toing. Dia langsung main mata dengan sekertarisnya dan si sekertaris pergi ke toilet menampung kencingnya di gelas untuk diberikan ke Toing.

Boss: Kali ini pasti ngak bakalan bisa (dia ambil gelasnya dan diberikan ke Toing).

Toing : (langsung minum dan bicara) Hmm.. rambut hitam panjang, kulit putih, tinggi 168, umur 24 tahun, asal Jawa Barat, hamil tiga bulan....Awas kalau saya tidak diterima pekerjaan ini saya beri tahu siapa bapaknya !!

Boss: : Ok...ok...ok... Kamu saya terima!

Baca selengkapnya...

Kamis, 19 Januari 2012

Berubah

Di dalam selokan yang gelap hiduplah dua ekor tikus. Suatu hari kedua ekor tikus ini melihat sekerat roti keju di sebuah lubang selokan. Mereka ingin sekali memakannya, tetapi lubang selokan itu tertutup oleh jeruji besi yang sangat kuat. Keduanya lalu berusaha sekuat tenaga menghancurkan jeruji besi itu dengan gigi mereka yang tajam. Tetapi gigi mereka mulai rusak karena jeruji besi itu terlalu keras. Karena kelelahan mereka berhenti sejenak.

Tikus pertama berkata dalam hati, "Aku tidak akan menyerah, setelah ini aku akan kembali menghancurkan jeruji besi itu sampai hancur."

Tikus kedua berpikiran lain, "Aku akan kehilangan semua gigiku jika aku terus menggigit jeruji itu. Lebih baik aku mengambil jalan lain untuk mendapatkan roti keju itu."

Lalu tikus pertama mulai menggigit lagi jeruji besi, sedang tikus kedua mencari jalan lain. Akhirnya, tikus kedua berhasil memperoleh jalan ke tempat roti keju itu dan bisa memakannya. Sedangkan tikus pertama, tetap berada di tempatnya karena tidak bisa mematahkan jeruji besi tersebut. Bahkan semua giginya hancur.

Ketekunan dan keuletan memang perlu ada dalam hidup kita, karena tanpa hal itu kesuksesan akan sulit kita bangun. Namun bukan berarti kita melakukan sesuatu terus dan terus tanpa perhitungan sama sekali bukan??

Confusius berkata, "Jika target tampak tidak bisa dicapai, jangan ubah targetnya, tetapi ubahlah cara mencapainya."

Seperti tikus kedua, ia tidak mengubah keinginannya untuk memakan kue keju, namun yang ia ubah adalah cara mendapatkannya.

Jika selama ini kita merasa sulit sekali mencapai apa yang kita rindukan, mari ubahlah jalan, strategi, dan cara meraihnya. Janganlah bertahan dengan cara - cara yang hanya membuat kita kehilangan tenaga dan menimbulkan kerugian bagi kita. Namun carilah cara yang lebih efisien dan menguntungkan kita.

Baca selengkapnya...

Rabu, 18 Januari 2012

Arti Kemenangan

Seekor belalang yang lompatannya paling tinggi dan seekor anjing terbaik, suatu hari melakukan perlombaan.

Perlombaan pertama melompati sebuah pagar. Dengan mudah si anjing melakukannya, sementara si belalang hanya mampu mencapai 3/4 dari tinggi pagar. Berulang-ulang dilakukan tetap saja si belalang gagal.

Si Anjing mengejek si belalang dengan penuh kesombongan. Namun si belalang menantang si anjing untuk melakukan perlombaan kedua untuk siapa diantara mereka yang lompatannya paling tinggi, namun di ukur dari panjang tubuhnya. Si anjing setuju karena dia yakin lompatannya pasti lebih tinggi dari si belalang.

Merekapun melompat setinggi-tingginya. Si anjing melompat sangat tinggi, sementara si belalang hanya mencapai setengah dari lompatan si anjing.

Siapakah pemenangnya ???

Si anjing hanya melompat 3 x panjang tubuhnya, sementara si belalang melompat 10 x panjang tubuhnya.

Kita semua punya potensi dan standar yang berbeda tentang Kemenangan. Tidaklah bijaksana membandingkan potensi kita dengan potensi yang dimiliki orang lain. Kemenangan sejati adalah ketika dengan potensi yang dimiliki, kita mampu melampaui standar kita sendiri.

Baca selengkapnya...

Selasa, 17 Januari 2012

Indonesia 2012

Pada akhir Desember 2011, dua koran terdepan di Indonesia memuat sebuah iklan besar tentang Keluarga BUMN, dengan judul 'Indonesia Itu Mengecewakan'.

Terinspirasi dari humor sarkastik Chatib Basri, salah satu ekonom muda paling cerdas di Indonesia, iklan tersebut adalah sebuah satir dari kritik atas perekonomian Indonesia, yang tumbuh sebesar 6,5% di tahun 2011.

Iklan ini menyatakan, pertumbuhan yang "mengecewakan" itu bagi orang yang optimis (yang merasa bahwa Indonesia sebenarnya bisa mencapai lebih baik lagi), dan juga yang pesimis (yang berharap perekonomian Indonesia akan merosot).

Kemudian iklan ini menyimpulkan dengan pernyataan bahwa Indonesia hanya mengecewakan bagi yang "hobinya dikecewakan".

Walaupun lucu dan membuat tersenyum, iklan ini menandai sebuah persimpangan jalan bagi Indonesia di tahun yang baru ini. Tidak ada yang bisa menyangkal bahwa Indonesia telah berhasil melalui masa krisis dengan sukses.

Hampir 15 tahun sejak krisis ekonomi Asia dan lengsernya Suharto, raksasa Asia Tenggara telah menunjukkan pemulihan yang mencengangkan, yang ditandai dengan dua hal.

Yang pertama, peninjau rating internasional Fitch Ratings, pertengahan Desember lalu, telah menaikkan ratingutang Indonesia dari BBB- ke BB+, menandakan kembalinya Indonesia ke dalam investment grade, setelah kehilangan pada 1997.

Selanjutnya, Produk Domestik Bruto per kapita telah melampaui USD3000 per tahun.

Walaupun perkembangan ini menggembirakan, ekonomi bukanlah disiplin yang mudah ditebak, dan keberhasilan Indonesia saat ini bukanlah jaminan kemakmuran di masa depan.

Cepatnya laju kemerosotan Eropa dan Amerika Serikat adalah bukti bagaimana roda keberuntungan bisa begitu cepat berputar, dan betapa pentingnya perencanaan matang ke depan.

Dalam hal ini, kegagalan kebijakan Barat yang sudah lama terjadi: diperkenalkannya mata uang Euro tanpa penjagaan politik yang cukup untuk memastikan kesinambungannya, serta borosnya Amerika Serikat - yang berujung pada utang yang parah - telah kembali untuk menghantui bangsa-bangsa ini.

Lebih jauh lagi, semakin jelas terlihat bagaimana negara-negara ini telah merusak etos kerja dan mengubah dinamika sosial mereka.

Saat ini, Indonesia sedang dihadapkan pada pilihan yang mirip secara fundamental. Para pemimpinnya punya kesempatan untuk merencanakan kelangsungan Indonesia dalam jangka panjang dan/atau membiarkan kesempatan ini lewat. Apa yang sebenarnya sedang dipertaruhkan?

Pertama, harus ditekankan bahwa perekonomian Indonesia akan terus tumbuh. Ironisnya, Indonesia sedang menikmati keuntungan dari rendahnya investasi di masa lalu, tapi juga dividen demografis (dengan sekitar 29% dari populasi sebesar 240 juta jiwa berada di bawah usia 14 tahun), dan persediaan sumber daya alam yang kaya, dengan demand yang semakin tinggi dari China dan India.

Tapi Indonesia harus tetap bertanya pada diri sendiri apakah ia memanfaatkan critical mass yang sedang terjadi ini, untuk meletakkan dasar dari pertumbuhan dan kemakmuran di masa depan, atau hanya menciptakan sebuah gelembung besar yang sewaktu-waktu dapat meletus. Walaupun menjanjikan, perekonomian Indonesia masih menghadapi dua rintangan besar.

Di satu sisi, perekonomian yang semata-mata didorong oleh sumber daya alam sulit untuk dipertahankan dalam jangka panjang. Harga yang harus dibayar oleh lingkungan hidup Indonesia mungkin akan terlalu mahal.

Lebih jauh lagi, bila Indonesia terlalu menggantungkan diri pada kekayaan mineral, ini akan membuat kita malas berinovasi atau meningkatkan nilai tambah. Pertumbuhan Indonesia tidak dapat dipertahankan bila mereka tidak mendiversifikasi pasar ekspornya. Indonesia sedang mempertimbangkan pembatasan ekspor sumber daya alamnya seperti batu bara dan gas alam demi memenuhi kebutuhan dalam negeri dan meningkatkan industri arus bawahnya.

Kemudian ada masalah pasar domestik yang sangat luas. Sekali lagi, yang menjadi tantangan di sini adalah bagaimana mengembangkan sektor industri yang kompetitif di kancah global, berhadapan dengan para raksasa dari Asia Timur.

Walaupun harga adalah faktor penting, ada juga faktor selera konsumen yang harus dipertimbangkan oleh para pembuat kebijakan. Masih banyak lagi yang harus dilakukan untuk membuat rakyat Indonesia sadar akan pentingnya mendukung produk dan perangkat dalam negeri.

Kita dapat mendeteksi adanya usaha di Eropa, Amerika Serikat dan Jepang, untuk kembali pada produksi skala kecil di bidang consumer goods yang juga memberi penekanan pada lokasi, desain dan komponen etika (yaitu "jual beli secara jujur" dan "organik").

Kita hanya perlu melihat seberapa menguntungkannya pasar bagi produk-produk ciri khas Perancis - seperti sampanye, foie gras, dan brandy Armagnac - untuk mengerti potensi dari pendekatan itu.

Untungnya, Indonesia tampak ada kemajuan dalam hal ini, seperti gerakan "100% Cinta Indonesia"yang digagas Kementrian Perdagangan di tahun 2009. Menariknya, gerakan ini juga menyebar ke area Indonesia lainnya.

Walikota Solo, Joko Widodo (Jokowi) telah menggalakkan industri skala kecil dan menengah untuk mempromosikan merk-merk lokal di kotanya. Contohnya, dia mendukung Batik Keris dan Danar Hadi yang terkenal dari Solo (juga produsen skala kecil) untuk berkompetisi dengan merk tekstil luar negeri.

Indonesia - seperti yang sudah saya katakan tadi - sedang berada di persimpangan jalan. Bisa saja ini hanya gembar-gembor yang lama-lama akan memudar.

Tapi, dengan keberanian, pemikiran ke depan, dan yang paling penting - daya imajinasi - Indonesia bisa mendapatkan tempatnya di garis depan untuk mengubah dunia.


Oleh: Karim Raslan

Baca selengkapnya...

Efisiensi Harus Pada Semua Sektor Ekonomi

Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution mengatakan bahwa efisiensi harus dilakukan pada semua sektor ekonomi agar masyarakat mendapat manfaat lebih besar dari kegiatan ekonomi yang berjalan di negara ini.

"Kita perlu melakukan pengelolaan ekonomi kita lebih efisien, seperti di sektor riil. Jadi bukan cuma di perbankan. Namun ini bagian dari proses dan semua bertahap serta memerlukan waktu. Namun yang penting harus jelas arahnya," kata Darmin usai peresmian penggabungan jaringan ATM BCA dan Bank Mandiri di Jakarta, Senin.

Penggabungan jaringan ATM kedua bank besar ini merupakan upaya BI meningkatkan efisiensi di sistem pembayaran dan di perbankan.

Menurutnya selama ini, BI memang aktif mendorong peningkatan efisiensi di sistem pembayaran dan perbankan yang diharapkan dapat meningkatkan kemudahan dan kenyamanan bagi masyarakat serta mendorong tingkat persaingan di dunia perbankan.

Namun, lanjutnya efisiensi di sektor ekonomi juga sangat dibutuhkan seperti persoalan perijinan, pengadaan lahan, kelistrikan, dan infrastruktur seperti pelabuhan.

"Di pelabuhan kan banyak yang harus dibetulkan efisiensinya. Selama ini kita lakukan itu dan menyampaikannya secara terbuka sekaligus mengundang otoritas-otoritas lain supaya melakukan hal yang sama," katanya.

Sebelumnya, Darmin juga menilai industri perbankan belum efisien sehingga suku bunga kredit masih tinggi dan sangat lambat turun meski BI rate telah berada dalam posisi terendah selama ini 6 persen.

Penggabungan jaringan ATM BCA dan Bank Mandiri merupakan salah satu upaya BI agar industri perbankan terus meningkatkan efisiensinya.


ANTARA News

Baca selengkapnya...

Senin, 16 Januari 2012

Benarkah Indonesia Terancam Oleh Pemanasan Ekonomi ?

Perekonomian nasional yang tetap stabil dan positif di tengah gejolak global perlu diwaspadai. Laju pertumbuhan berpotensi melaju lebih kencang dari yang diperkirakan hingga menimbulkan kepanasan (overheating). Itulah peringatan dini yang disampaikan oleh ekonom Deutsche Bank, Taimur Baig, tentang ekonomi Indonesia selama tahun 2011 yang ditutup dengan berbagai sentimen positif.

Indikator utama yang bisa dilihat antara lain kuatnya stabilitas makroekonomi, inflasi yang berada di bawah tren serta pasar komoditas yang positif. Kinerja ekonomi tersebut cukup mengesankan lantaran terjadi saat ekonomi negara-negara maju tengah melemah. Kondisi ini diperkirakan masih akan terus berlangsung pada tahun ini.

Dengan kata lain, Indonesia berpotensi tumbuh lebih cepat dan lebih tinggi dari perkiraan yang sudah ditetapkan pemerintah dalam asumsi makro Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2012 sebesar 6,7%.

Namun diingatkan, kinerja ekonomi yang lebih baik di satu sisi merupakan tantangan bagi ekonomi nasional. Kekuatan ekonomi Indonesia yang mengandalkan tingginya permintaan masyarakat dan besarnya pasar domestik akan mempercepat ekonomi tumbuh tinggi.

Risiko saat ini adalah pertumbuhan ekonomi terlalu cepat (overheating), sejalan dengan inflasi yang juga diperkirakan tinggi. Deutsche Bank memprediksi inflasi akan mencapai 6% sampai akhir tahun ini. Penyebab lain yang menjadi faktor pendorong ekonomi kepanasan adalah suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate) dan suku bunga pinjaman yang rendah.

Dalam hal ini, bisa dilihat potensi overheating melalui sektor properti seperti yang terjadi di China. Terkait potensi bahaya itu, disarankan pemerintah perlu mengeluarkan kebijakan untuk mengontrol momentum ini. Jadi diperlukan mitigasi dan antisipasi pertumbuhan ekonomi yang terlalu cepat. Tentu gambaran ini bukan sebagai ancaman, melainkan diharapkan dapat menjaga stabilitas ekonomi berkelanjutan.

Sebenarnya jauh-jauh hari sebelumnya Menteri Keuangan (Menkeu) Agus Martowardojo, sudah mengingatkan adanya gejala pemanasan ekonomi (overheating) yang mungkin terjadi di negara-negara berkembang dengan tingkat perekonomian baik seperti Indonesia.

Kalau di negara-negara berkembang yang sedang tumbuh secara umum tantangannya adalah overheating, asset bubble dan juga inflasi khususnya karena harga pangan dan energi terus meningkat. Itulah pandangan Menkeu saat ditemui pada Forum Ekonomi Dunia-Asia Timur (World Economic Forum on East Asia / WEF-EA) di Jakarta pada April 2011 lalu.

Potensi overheating itu lebih disebabkan masuknya arus modal di negara-negara berkembang akibat pemulihan ekonomi melambat di negara-negara maju. Diingatkan pula kemungkinan adanya ledakan kredit (credit boom) akibat ekspansi kredit yang berlebihan seperti pemberian kredit pemilikan rumah yang membuat individu menjadi terlilit utang, seperti yang terjadi di China.

Menurut Menkeu, berbagai kendala tersebut dapat diatasi dengan koordinasi yang intensif antara otoritas moneter dan otoritas fiskal dalam menjaga stabilitas ekonomi makro. Pemerintah saat ini sudah menyelesaikan penyusunan krisis manajemen protokol sebagai upaya pencegahan terhadap gejala pemanasan ekonomi serta menjaga surplus neraca pembayaran, asumsi makro dan defisit anggaran.

Pemerintah juga berupaya agar tidak terjadi defisit neraca perdagangan karena saat ini kondisi ekspor dan impor Indonesia masih terlihat sehat kendati kecenderungannya tampak menurun.

Sejauh ini pula kondisi perbankan nasional menunjukkan perkembangan yang baik dengan pertumbuhan kredit 25%, rasio kecukupan modal (CAR) berkisar 17% dan kredit bermasalah (NPL) 2,6%. Atas dasar inilah, diyakini prospek ekonomi Indonesia 2012 akan terjaga dengan baik dan mampu bertahan dari potensi pemanasan ekonomi serta tingginya risiko laju inflasi.

Merespon peringatan dini dari ekonom Deutsche Bank di atas, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Hatta Rajasa menilai, potensi overheating tidak terlalu jelas. Sektor dalam negeri tumbuh cukup ekspansif semisal sektor manufaktur yang tumbuh 6,7% hingga kuartal III/2012 dan akan berlanjut pada tahun 2012. Pertumbuhan sektor lain juga akan terjadi seiring peningkatan investasi. Jadi dia tidak melihat potensi pemanasan ekonomi itu.

Barangkali signal pemanasan ekonomi Indonesia terlalu dini untuk disampaikan. Pasalnya, Direktur Riset dan Kebijakan Moneter Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan, risiko overheating ekonomi kemungkinan bisa terjadi baru pada 2013, saat kapasitas ekonomi tidak mampu mengimbangi pertumbuhan ekonomi yang terus meningkat.

Intinya, overheating itu terjadi karena pertumbuhan ekonomi melebihi kapasitas ekonomi, yang terlihat dari indikator tingginya kenaikan harga terutama inflasi inti, kesenjangan output dan defisit transaksi berjalan.

Saat ini pemerintah sedang mendorong percepatan kapasitas ekonomi dengan kebijakan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Indonesia (MP3EI) 2011-2025 yang diharapkan bisa mencegah terjadinya overheating perekonomian nasional. Kalau kebijakan dalam MP3EI berjalan baik, maka kapasitas ekonomi akan menjadi lebih besar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

Sebelumnya dari penelitian The Economist, Indonesia termasuk negara yang mendapat nilai 80 – 90 atau hampir menuju titik maksimum 100. Dana Moneter Internasional (IMF) juga menilai risiko akan overheating dapat terlihat dari inflasi tinggi yang membayangi kuatnya pertumbuhan ekonomi sejumlah negara di Asia.
Untuk Indonesia, risiko tersebut ada meski saat ini keseimbangan ekonomi masih terjaga. Dari tiga indikator overheating, dari angka inflasi inti yang sudah mencapai 4,3% bisa diperkirakan gejala ini mulai terlihat, meski dari kesenjangan output dan defisit transaksi berjalan masih rendah.

Di samping itu, cadangan devisa yang saat ini telah mencapai USD111 miliar, merupakan jumlah yang cukup untuk menjamin perekonomian dari kejadian krisis seperti yang terjadi pada tahun 2008-2009. Krisis ekonomi bisa terjadi jika ada sudden reversal atau penarikan dana-dana asing yang ada di Indonesia seperti yang ditanam di Surat Berharga Negara (SBN). Kalau yang di instrumen Sertifikat Bank Indonesia (SBI) relatif aman karena sudah dipagari dengan kebijakan six month holding period.

Lantas, bagaimana upaya mencegah pemanasan ekonomi tersebut? Salah satunya adalah dengan mendorong perusahaan-perusahaan masuk ke bursa saham melalui penjualan saham perdana (IPO). Jika banyak perusahaan yang IPO, likuiditas yang mengalir ke Indonesia akan dapat terserap. Dengan demikian, sektor riil juga bisa bergerak lebih baik.

Selain mendorong perusahaan swasta dan BUMN untuk IPO, program MP3eI yang bertumpu pada pembangunan infrastruktur dasar juga bisa mencegah pemanasan ekonomi. Dengan infrastruktur dasar yang baik, kegiatan ekonomi menjadi lebih efisien sehingga inflasi lebih bisa dikendalikan.

Pertumbuhan ekonomi menjadi lebih tinggi dengan kualitas yang lebih baik. Pada gilirannya kurs rupiah menguat dan stabil karena kepercayaan investor terjaga dengan kuat. Arus modal asing dalam bentuk foreign direct investment (FDI) juga makin besar.

Ketika pertumbuhan ekonomi tinggi, laju inflasi terkendali, kurs rupiah stabil dan ekonomi berjalan efisien dan efektif, gejala pemanasan ekonomi akan dapat dihindarkan. Juga tidak akan terjadi gelembung ekonomi di sektor properti, otomotif atau sektor konsumsi lainnya, karena sisi permintaan dapat diseimbangkan oleh sisi pasokan.


Business News

Baca selengkapnya...

Selasa, 10 Januari 2012

Arti Penting Selat Hormuz Bagi Indonesia

Iran mengancam akan memblokade Selat Hormuz sebagai balasan ancaman embargo minyak negeri Para Mullah itu. Inilah arti pentingnya bagi Indonesia.

Pengamat perminyakan Kurtubi mengatakan, jika embargo itu hanya berupa ancaman, bisa menjadi alasan harga minyak West Texas Intermediate (WTI) merambat naik hingga US$110-115 per barel. Sedangkan untuk minyak Indonesia bisa mencapai US$120 per barel.

Tapi, kata Kurtubi, jika ancaman embargo itu direalisasikan dan Iran memblokade Selat Hormuz, dalam waktu singkat harga minyak bisa melambung ke level US$150 per barel. “Karena itu, dampak negatifnya ke Indonesia akan sangat parah,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, akhir pekan ini.

Pasalnya, minyak yang diolah pada kilang Cilacap, Jawa Tengah diimpor dari Middle East dan didatangkan melalui selat Hormuz. Karena itu, jika selat Hormuz ditutup oleh Iran, otomatis, minyak yang akan diolah pada kilang Cilacap, tidak terpenuhi sehingga kilang tersebut tidak beroperasi.

Celakanya, kata dia, kilang Cilacap merupakan kilang terbesar di Indonesia. Jika ini yang terjadi, Indonesia akan kekurangan Bahan Bakar Minyak (BBM) lebih dari 30%. “Artinya, Indonesia akan kehilangan 1/3 BBM di pasar dalam negeri,” paparnya.

Akibatnya, ekonomi Indonesia pun bisa kolaps karena banyak kendaran tidak bisa beroperasi dan orang akan mengantre panjang BBM berhari-hari. Menurutnya, produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia bisa menurun akibat produksi dari pabrik-pabrik pun yang menurun.

Karena itu, Kurtubi menegaskan, tensi geopolitik di Selat Hormus akan sangat negatif ke Indonesia. Pemerintah harus mengantisipasi hal itu ke depan agar tidak terjadi chaos seiring kelangkaan BBM.

Selat Hormuz, adalah selat yang memisahkan Iran dengan Uni Emirat Arab. Selat ini terletak antara Teluk Oman dan Teluk Persia. Pada titik tersempit, lebar Selat Hormuz hanya mencapai 54 km. Selat ini merupakan satu-satunya jalur untuk mengirim minyak keluar Teluk Persia. Menurut U.S. Energy Information Administration, setiap hari 15 kapal tanker yang membawa 16,5 hingga 17 juta barel minyak bumi melalui selat ini.


INILAH.COM

Baca selengkapnya...

Senin, 09 Januari 2012

Mencermati Langkah Kuda China Yang Taktis

Krisis utang yang banyak dikhawatirkan para pemimpin negara akhirnya dirasakan juga oleh China. Data terkini menunjukkan, produksi manufaktur di negara dengan pertumbuhan paling pesat di dunia itu anjlok untuk pertama kalinya dalam tiga tahun terakhir.

Indeks Belanja Manajer (Purchasing Managers Index/ PMI) China memperlihatkan penurunan 1,4 poin menjadi 49 untuk bulan November. Indeks di bawah 50 menandakan terjadinya kontraksi, sementara indeks di atas 50 menandakan adanya ekspansi di sektor manufaktur.

Federasi Logistik dan Pembelian China (China Federation of Logistics and Purchasing/ CFLP) menyatakan, subindeks untuk pesanan ekspor baru mengalami penyusutan ke 45,6 pada November dari 48,6 pada Oktober. CFLP juga menyoroti perlambatan pertumbuhan ekonomi telah membantu tekanan harga di mana subindeks harga resmi PMI pada November turun ke level 44,4 dari sebelumnya 46,2 pada Oktober.

Hal itu berimbas pada menurunnya inflasi konsumen tahunan China menjadi hanya 5,5% pada Oktober dibanding bulan sebelumnya 6,1%. Penurunan PMI pada November lalu menunjukkan bahwa laju pertumbuhan ekonomi akan terus melemah di masa depan. Namun para analis dan ekonom masih mengesampingkan kejatuhan ekonomi yang besar dalam kekuatan Asia karena masih tingginya investasi domestik dan konsumsi.

Yang pasti, pelemahan manufaktur merupakan pukulan telak bagi industri China. Pasalnya, selama ini produksi pabrik di China menyumbang 40% dari produk domestic bruto (PDB). Meski demikian, beruntung manufaktur China pada sepuluh bulan pertama 2011 berekspansi rata-rata sebesar 14,1%.

Alhasil, perekonomian China sepanjang 2011 melemah ditandai dengan pertumbuhan yang hanya 9,1% pada kuartal III/2011. Angka tersebut lebih rendah dibanding 9,5% pada kuartal kedua dan 9,7% pada kuartal pertama. Penurunan tersebut sangat jelas memperlambat ekonomi lebih cepat dari yang diharapkan.

Sektor Perbankan
Di tengah ancaman krisis utang Eropa yang berpotensi mengimbas ke perekonomian China dari sisi permintaan atau ekspor, sektor perbankan bakal dijadikan tumpuan. Tercatat penyaluran kredit baru dari empat bank besar milik pemerintah China mencapai 140 miliar yuan (122,1 miliar dolar AS) untuk periode 1 hingga 28 November.
Total pinjaman baru dalam mata uang yuan di seluruh lembaga keuangan China bulan November mencapai 500 miliar yuan, turun tajam dari perkiraan pasar sebelumnya sebesar 600 miliar yuan. Keempat bank besar ditargetkan dapat menyalurkan kredit baru 160 miliar yuan, turun dibandingkan dengan prediksi di bulan Oktober yang mencapai 240 miliar yuan.

Penyaluran kredit baru perbankan China di bulan Oktober lalu mencapai 586 miliar, meningkat dari posisi bulan sebelumnya senilai 470 miliar yuan. Keempat bank besar milik pemerintah tersebut adalah Agricultural Bank of China Ltd, Industrial and Commercial Bank of China Ltd, Bank of China, serta China Construction Bank Corp.

Sebelumnya pemerintah China sudah menurunkan cadangan persyaratan bank sebesar 50 basis point untuk meningkatkan penyaluran kredit. Tidak lama kemudian data aktivitas pabrik dan kondisi bisnis China yang dirilis menunjukkan geliat penguatan. Hal itu mengindikasikan pemerintah Negeri Tirai Bambu bereaksi cepat terhadap pelambatan pertumbuhan karena angka pengangguran semakin membesar dan harus diselesaikan segara agar tidak terjadi gejolak sosial.

Orientasi Investasi
Di samping itu, pemerintah China sepertinya lebih memilih berinvestasi di sektor infrastruktur ketimbang sektor keuangan di Eropa guna membantu menggerakkan kembali pertumbuhan ekonomi di Benua Biru. Untuk itu, Beijing melalui kementerian perdagangan akan mengirimkan delegasi investasi ke Eropa tahun 2012. Sejumlah negara Eropa kini tengah menghadapi krisis utang dan berharap akan menjual aset-aset mereka. Delegasi China akan memantau perkembangan itu.

Komitmen tersebut sejalan dengan strategi China Investment Corporations (CIC) yang akan membidik investasi di sektor infrastruktur di Eropa, khususnya di Inggris. China juga ingin terlibat langsung dalam pengembangan infrastruktur di Amerika Serikat (AS) yang kini butuh banyak investasi.

Sektor infrastruktur yang dibidik meliputi pembangunan fasilitas energi, air, transportasi, komunikasi digital, dan pengolahan limbah. Sayangnya, CIC tidak mengungkapkan besaran investasi yang dibutuhkan untuk menggarap proyek tersebut.

Namun, sejumlah analis di Eropa dan China menilai Beijing perlu menggunakan cadangan devisa yang kini mencapai USD3,2 triliun untuk investasi tersebut.
Keputusan Beijing untuk membidik sektor infrastruktur di Eropa cukup beralasan. Ini dilakukan Beijing untuk meningkatkan kembali sektor perdagangan antara China dan Eropa. Seperti diketahui, krisis utang di zona euro selama ini telah menggerus aktivitas perdagangan China-Eropa. Ini juga salah satu komitmen China untuk membantu pemulihan kembali perekonomian di kawasan Eropa.

China ingin mengimpor lebih banyak lagi barang-barang dari Eropa dan mendorong perluasan investasi luar negeri seiring dengan melemahnya nilai tukar dolar AS dalam periode cukup lama. Namun, China akan menyerang balik jika ada negara lain yang menggunakan kebijakan proteksionisme di sektor perdagangan untuk menghalangi pembelian aset di Eropa. Maklum, belum lama ini, perusahaan pengapalan berpelat merah dari China, COSCO, membenamkan investasi untuk pembangunan pelabuhan Piraeus di Yunani.

Pada awal tahun 2011 lalu, Kementerian Perdagangan China telah mendorong sejumlah perusahaan China untuk membeli merek global. Desakan ini timbul setelah para birokrat di China meminta perusahaan lokal untuk membangun merek sendiri supaya dapat memperoleh keuntungan yang lebih baik atas penjualan produk mereka.
Dalam pada itu, diakui bahwa China berpotensi terkena imbas ekonomi global. Ekonomi China pada tahun 2012 diperkirakan akan melambat. Tahun 2011 ini saja, inflasi China sekitar 5,5% secara tahunan. Inflasi itu meleset dari target pemerintah sebesar 4%. Sampai tahun 2012, inflasi masih akan terus menghantui perekonomian China.

Menggerakkan Ekspor Global dan Investasi
Para pemimpin China juga mulai dibuat cemas ketika nilai ekspor terus merosot. Padahal, selama ini ekspor China cukup diandalkan sebagai motor penggerak pertumbuhan ekonomi. Gejolak keuangan global telah menggerus permintaan eksternal bagi negara ekonomi terbesar nomor dua di dunia.

Untuk itu, Pemerintah China berjanji siap turun tangan untuk mempercepat kembali aktivitas di sektor ekspor. Pemerintah akan membantu sejumlah perusahaan China meningkatkan kekuatan ekspor di tengah lesunya permintaan, terutama dari Amerika Serikat (AS) dan Eropa akibat krisis keuangan.

Situasi ekonomi dunia sekarang ini keras dan sangat komplek dan menurunnya permintaan merupakan risiko yang tidak terhindarkan. Bagi sektor ekspor China sendiri, permintaan global sekarang sangat tidak cukup. Apalagi daya tangkap domestik China terhadap produknya sendiri makin terbatas.

Untuk menjaga ekspor, pemerintah China mendesak agar perusahaan di China menghasilkan produk yang lebih kompetitif dibandingkan barang dari negara lain. Pemerintah China juga akan mempertimbangkan untuk mengurangi pajak bagi para eksportir dan menawarkan bantuan keuangan, khususnya bagi Usaha Kecil Menengah (UKM).

Secara year-on-year (yoy), pada Oktober lalu, nilai ekspor China melonjak 15,9% menjadi USD157,49 miliar. Namun, angka tersebut lebih rendah dibandingkan pencapaian secara yoy pada September yang sebesar USD169,7 miliar. Penurunan nilai ekspor China itu dikarenakan imbas dari turbulensi ekonomi di Eropa dan AS.

Anjloknya ekspor mengimbas ke aktivitas manufaktur China hang pada November lalu terkontraksi untuk pertama kalinya dala 3 tahun terakhir. Anjloknya manufaktur China itu, telah menimbulkan kekhawatiran China sebagai simbol kekuatan Asia mulai kehilangan kekuatannya.

Untuk pertama kalinya dalam tiga tahun terakhir, Beijing terpaksa menurunkan cadangan devisa perbankan lalu. Langkah itu dilakukan untuk mendorong pengucuran kredit dan memancing pertumbuhan ekonomi menyusul pertumbuhan domestik yang juga mulai melambat.

Di samping menggenjot ekspor, pemerintah China juga mempercepat penambahan kuota investor institusi asing. Sejak Oktober, pemerintah mengabulkan hampir USD1 miliar kuota institusi asing untuk berinvestasi di pasar modal China.

Total kuota yang bisa masuk ke pasar modal Tiongkok di sepanjang tahun 2011 dengan menggunakan skema Qualified Foreign Institutional Investor (QFII) mencapai USD1,92 miliar. Angka ini terendah sejak tahun 2007. Rendahnya angka kuota ini terutama karena pemerintah menghentikan pemberian izin antara Mei hingga Oktober. Negeri tembok raksasa ini meluncurkan QFII tahun 2003 silam. Tujuannya, agar para investor asing bisa membeli saham dan obligasi. Dalam delapan tahun, pemerintah mengizinkan total kuota USD21,6 miliar.

Beberapa analis memperkirakan, penundaan izin setengah tahun merupakan niat pemerintah mengurangi tekanan penguatan nilai tukar yuan. Namun, arah kebijakan berubah tiba-tiba bulan Oktober, ketika pasar khawatir kondisi ekonomi global dan menarik dana mereka, melemahkan nilai tukar yuan terhadap dolar AS di pasar lokal.

Pada umumnya, ketika yuan menghadapi tekanan menguat, pemerintah melambatkan atau menghentikan persetujuan kuota. Menurut data State Administration of Foreign Exchange (SAFE), sepanjang bulan Desember saja, lima institusi asing, termasuk perusahaan asuransi Italia Assicurazioni Generali SpA dan bank Spanyol BBVA SA mendapatkan total kuota investasi USD500 juta.

Cina meloloskan masing-masing sebesar USD200 juta dan USD250 juta investasi asing di bulan Oktober dan November. Berdasarkan sistem China, CRSC memberi izin bagi institusi-institusi asing yang memenuhi syarat. Namun, SAFE yang menentukan kuota investasi.

Sementara badan perencanaan ekonomi China (National Development and Reform Commission/NDRC) meluncurkan informasi soal investasi asing langsung atau foreign direct investment (FDI) mana yang bakal didorong, dibatasi, dan dilarang sama sekali tahun 2012. Panduan yang berlaku efektif mulai 30 Januari 2012 merupakan dasar lingkup kebijakan bagi investor asing. Fokusnya mengoptimalisasi struktur investasi asing, mendorong inovasi teknologi dan pengembangan industri.

Investasi yang membawa teknologi baru dan bermanfaat bagi China, bisnis ramah lingkungan seperti daur ulang baterai akan diterima. Hingga November lalu, FDI ke China mencapai USD103,8 miliar atau naik 13,2% dibanding periode yang sama tahun lalu. Namun China masih membatasi investasi asing di sektor pengolahan energi.
Sebaliknya China mendorong partisipasi pengembangan sumber daya minyak dan gas baru.

Beberapa sektor yang dilarang bagi investasi asing antara lain pembangunan dan operasional penyulingan minyak dengan kapasitas distilasi kurang dari 200.000 barel per hari. Angka minimal ini naik dari batas sebelumnya 160.000 barel per hari.


Business News

Baca selengkapnya...

Minggu, 08 Januari 2012

Handbook Health

Handbook Health01. Drink plenty of water.
02. Eat breakfast like a king, lunch like a prince and dinner like a beggar.
03. Live with the 3 E's--Energy, Enthusiasm and Empathy.
04. Make time to pray.
05. Play more games.
06. Read more books than you did in 2011.
07. Sit in silence for at least 10 minutes each day.
08. Sleep for 7 hours.
09. Take a 10-30 minutes walk daily. And while you walk, smile.

PERSONALITY :
10. Don't over do. Keep your limits.
11. Don't take yourself so seriously. No one else does.
12. Dream more while you are awake.
13. Envy is a waste of time. You already have all you need.
14. Forget issues of the past. Don't remind your partner with his/her mistakes of the past. That will ruin your present happiness.
15. Life is too short to waste time hating anyone. Don't hate others.
16. Make peace with your past so it won't spoil the present.
17. No one is in charge of your happiness except you.
18. Smile and laugh more.
19. You don't have to win every argument. Agree to disagree.

SOCIETY :
20. Call your family often.
21. Each day give something good to others.
22. Forgive everyone for everything.
23. Spend time with people over the age of 70 & under the age of 6.
24. Try to make at least three people smile each day.
25. What other people think of you is none of your business.

LIFE :
26. Do the right thing!
27. GOD heals everything.
28. However good or bad a situation is, it will change.
29. No matter how you feel, get up, dress up and show up.
30. The best is yet to come.
31. When awake in the morning, thank GOD for it.
32. Your Inner most is always happy. So, be happy.

Baca selengkapnya...

Minggu, 01 Januari 2012

Ini Dia 'Headline' Ekonomi Global 2012

Beberapa isu dan peristiwa besar dunia masih mengendalikan perekonomian global. Apa saja?

Kondisi Eropa terkait krisis utang dan potensi berlanjutnya ketegangan di Timur Tengah tampaknya akan mendominasi headline pasar finansial dan komoditas tahun depan. Pengamat pasar menyatakan, volatilitas tahun ini juga akan menjadi lanskap 2012.

Hal ini juga bisa diartikan, pelaku pasar sebaiknya bersiap terhadap segala kemungkinan jika terjadi peningkatan aktivitas di kawasan-kawasan tersebut di atas. Meski beberapa peristiwa memang terjadi mendadak dan tak disangkap, tak ada salahnya investor bersiap.

Kejatuhan kawasan Eropa karena krisis utang memiliki efek berkepanjangan bagi beberapa negara. Perdebatan apakah sejumlah anggota Uni Eropa akan default, menjadi perdebatan yang membuka 2012 mendatang.

“Waspadai negara-negara Eropa Tengah yang perekonomiannya bergantung pada Eropa Barat. Benua ini sedang di ujung tanduk,” ujar analis pasar dan penasihat komoditas Country Hedging, Sterling Smith.

Secara khusus, Smith mengawasai Hungaria, Ukraina dan Lithuania sebagai potensi sumber masalah jika Eropa Barat resesi. Meski tak kelihatan, Smith menyebut negara-negara itu juga memiliki masalah perbankan dan krisis utang.

Senada, Bob Siegel yang Presiden perusahaan manajeman dana, Cabot Capital Group menyatakan, Eropa merupakan isu yang paling menekan kondisi perekonomian dunia. Terutama karena arah perkembangannya masih belum diketahui.

“Hanya karena kita tahu apa yang terjadi, bukan berati itu tak berbahaya. Jika Eropa mulai bertindak seperti (Bank Sentral AS) The Fed, maka akan menolong. Skenario terburuknya, mereka tak menolong dan kita yang kelimpungan,” kata Siegel.

Kemungkinan pecahnya zona euro sudah tertanam di benak pelaku pasar. Namun tak ada yang tahu apakah benar memecah euro menjadi langkah selanjutnya. Presiden West Cooper Asset Management Rich DeFalco menyatakan, hal ini masih sulit dinilai sebagai kemungkinan.

Lebih mungkin yang terjadi, negara dengan perekonomian lemah seperti Yunani dikeluarkan daru Uni Eropa. Ia juga menyatakan ada kemungkinan Uni Eropa terbagi jadi dua blog, utara dan selatan. “Tak ada yang tahu. Jadi sebaiknya bersiap untuk hal baik dan buruk,” katanya.

Analis juga mengamati perkembangan situasi Timur Tengah yang sedang dilanda gelombang reformasi atau lebih dikenal sebagai ‘Arab Spring’. Pergantian kepemimpinan ini menentukan masa depan politik negara dan otomatis, kebijakan ekonominya.

Iran juga menjadi pusat perhatian, karena menghadapi kemungkinan sanksi tambahan terkait masalah nuklir. Segala macam aktivitas militer terkait Iran, mempengaruhi produksi minyak negara tersebut. Apalagi Uni Eropa berniat menghentikan pembelian 600 ribu barel, karena sanksi tersebut.

“Entah produksi dihentikan karena sanksi atau karena aksi militer, yang jelas akan lumpuh. Sulit menentukan seperti apa masa depan perdagangan minyak dengan Iran ini ke depannya,” ujar CEO IndexIQ Adam Patti.

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah kondisi perekonomian Amerika Serikat (AS). The Fed berencana mempertahankan suku bunga rendah setidaknya hingga 2013. Ini dinilai analis sebagai masalah pada permintaan kuat untuk obligasi ultra-low.


Oleh: Vina Ramitha

Baca selengkapnya...