Senin, 12 Maret 2012

Seperti Akar

Sebuah AKAR tidak akan menanyakan: "Kapan aku menjadi daun yang hijau?" | "Kapan aku menjadi bunga yang indah?" | "Kapan aku menjadi..?"

Karena dia adalah tonggak utama sebuah pohon meski tak terlihat.

Akar tidak menonjolkan diri. Akar tidak pernah mendapatkan pujian sekalipun akar yang bekerja terus dan mengabdikan diri demi batang, daun dan bunga.

Tanpa adanya akar, maka tidak akan ada batang yang kokoh, dahan yang rindang, daun yang hijau, bunga yang indah ataupun buah yang ranum. Semua ini ada karena adanya akar yang selalu siap bekerja. Bekerja tanpa pamrih. Bekerja tanpa menuntut pengakuan. Sekalipun penuh dengan kebaikan, akar tempat berada di dalam tanah, di tempat yang paling rendah dan menyembunyikan dirinya.

Batang, bunga, daun dan bagian pohon lainnya, akhirnya akan sadar. Bahwa selama ini mereka ada atas kerja keras akar. Akar akan mati dengan kebanggaan, bahwa selama ini dia tidak menggantungkan hidupnya pada yang lain.

Sahabat yang bijaksana,
Ingatlah kesalahan yang pernah kita perbuat dan ingatlah kebaikan orang tehadap kita. Tetapi, lupakan kesalahan orang lain terhadap kita dan lupakan kebaikan kita terhadap orang lain. Seperti akar, mari tetap berbuat baik meski tidak semua orang dapat melihat kebaikan kita.

Kebaikan tanpa pamrih, tanpa menuntut imbalan, tanpa menginginkan balas jasa, tanpa menuntut pengakuan orang, dan bebas diskriminasi; adalah kebaikan yang bersumber dari keterbangkitan hati nurani. Hanya kebaikan seperti inilah yang akan mendatangkan kebahagiaan, sukacita dan kedamaian hati.

Mari belajar tetap mengamalkan kebaikan, belajar memberikan kebaikan, dan membangkitkan jiwa kasih azali kita.