Rabu, 31 Oktober 2012

Sony Vaio Duo 11 Hadir dengan Fitur Lengkap

WINDOWS 8 makin menjanjikan. Saat ini Sony pun sudah memiliki produk hibrida yang bisa mengoperasikan sistem operasi buatan Microsoft itu melalui model Vaio Duo 11. Sesuai jenisnya, Duo 11 dapat dijadikan komputer tablet atau laptop. Bisa menjadi laptop ketika penggunanya membuka dan mendudukkan layar seperti pada umumnya. Namun akan menjadi komputer tablet saat layarnya yang berukuran diagonal 11,6 inci ditutup. Untuk menunjang performa, Duo 11 dilengkapi dengan mesin Inte Core i5 berkecepatan 1,7Ghz yang juga digunakan di beberapa ultrabook serta RAM 8 GB. Kemudian data-data bisa disimpan di SSD yang memiliki kapasitas 128 GB. Sementara untuk fitur pelengkapnya, bisa dibilang cukup banyak. Tengok saja konektivitasnya yang terdiri dari dua selot USB 3,0. Salah satunya bisa digunakan sebagai pengisi ulang baterai ponsel pintar atau komputer tablet. Kemudian ada selot kartu SD dan MS, LAN, HDMI, VGA, dan audio 3,5 mm. Untuk konektivitas nirkabelnya tersedia Bluetooth 4,0 dan wi-fi 802,11n. Tidak lupa kamera depan dan belakang yang masing-masing memiliki resolusi 2,4 MP. Duo 11 dipastikan akan muncul setelah Microsoft meluncurkan Windows 8 pada akhir Oktober nanti. Sedangkan harganya sudah diumumkan dengan kisaran Rp10,4 juta. Budi Ernanto

Baca selengkapnya...

Selasa, 30 Oktober 2012

Kisah Seorang Pemuda di Gerbong Kereta

Di sebuah gerbong kereta api yang penuh, seorang pemuda berusia kira-kira 24 tahun melepaskan pandangannya melalui jendela. Ia begitu takjub melihat pemandangan sekitarnya. Dengan girang, ia berteriak dan berkata kepada ayahnya: ”Ayah, coba lihat, pohon-pohon itu… mereka berjalan menyusul kita”. Sang ayah hanya tersenyum sambil menganggukkan kepala dengan wajah yang tidak kurang cerianya. Ia begitu bahagia mendengar celoteh putranya itu. Di samping pemuda itu ada sepasang suami-istri yang mengamati tingkah pemuda yang kekanak-kanakan itu. Mereka berdua merasa sangat risih. Kereta terus berlalu. Tidak lama pemuda itu kembali berteriak: “Ayah, lihat itu, itu awan kan…? lihat… mereka ikut berjalan bersama kita juga…”. Ayahnya tersenyum lagi menunjukkan kebahagiaan. Dua orang suami-istri di samping pemuda itu tidak mampu menahan diri, akhirnya mereka berkata kepada ayah pemuda itu: “Kenapa anda tidak membawa anak anda ini ke dokter jiwa?” Sejenak, ayah pemuda itu terdiam. Lalu ia menjawab: “Kami baru saja kembali dari rumah sakit, anakku ini menderita kebutaan semenjak lahir. ia baru dioperasi, dan hari ini adalah hari pertama dia bisa melihat dunia dengan mata kepalanya”. Pasangan suami itu pun terdiam seribu bahasa. Setiap orang mempunyai cerita hidup masing-masing, oleh karena itu jangan memvonis seseorang dengan apa yg anda lihat saja. Barangkali saja bila anda mengetahui kondisi sebenarnya anda akan tercengang. Maka kita PERLU BERPIKIR SEBELUM BICARA...

Baca selengkapnya...

Senin, 29 Oktober 2012

Membangun Lobi Tidak Sekadar Makan Siang

Suatu hari sebelas tahun silam, seorang pria berusia 36 tahun yang baru selesai studi doktor hukum duduk di sebuah lobi hotel bintang lima. Melintas usahawan Sofjan Wanandi. Sofjan pernah kenal pemuda itu saat berkunjung ke Washington DC, Amerika Serikat, sehingga ia menyapa akrab pemuda tersebut. Keduanya lantas terlibat dalam percakapan. Derai tawa acap terdengar di antara mereka. Si pemuda lantas pamit karena hendak ke dokter. Dia juga akan melanjutkan pengobatannya ke Malaysia. Spontan Sofjan menyatakan ingin menemani pemuda tadi ke Malaysia. Dan itu benar dilakukannya. Ia tidak sekadar menemani anak muda itu, tetapi menunggui sampai sehat dan kembali ke Jakarta. Sampai hari ini, pemuda tersebut tidak bisa mengerti mengapa ia diperlakukan sangat baik oleh Sofjan. Padahal, ketika itu dia ”bukan siapa-siapa”. Ia hanya bekerja membantu sebuah firma hukum. Tetapi seperti ungkapan, untung dan malang siapa yang tahu, anak muda ini rupanya cemerlang. Ia menjadi pejabat negara dan bahkan menjadi menteri. Keduanya kini menjadi sahabat dekat, tetapi Sofjan tidak pernah memanfaatkan posisi anak muda tadi. Dalam peta politik dan ekonomi Indonesia, Sofjan memang terkenal pandai bergaul dan setia kawan. Kemampuan lobinya merupakan salah satu yang terbaik di Asia Tenggara. Temannya tersebar di lima benua. Apa yang ia lakukan terhadap anak muda itu tidak sekadar menunjukkan kualitas setia kawan yang tinggi, tetapi juga betapa tajam penciuman Sofjan terhadap seseorang yang potensial. Keengganan Sofjan ”memanfaatkan jasa” yang pernah ia lakukan justru menunjukkan kualitas lobi yang hebat. Ia bukan pelobi murahan. Beberapa kali menghadiri jamuan makan malam di beberapa kota di Amerika Serikat, di antaranya Washington DC, New York, dan Chicago, nama Sofjan sungguh wangi. Belasan orang yang ditemui langsung bertanya, ”Oh, apakah Anda kenal Sofjan Wanandi? Salam saya untuknya,” ujar Ketua Kamar Dagang Amerika Serikar Tom Donohoe. Ada sejumlah anak muda dan kaum senior di negeri ini yang ahli lobi, bahkan sekualitas Sofjan. Mereka memiliki jaringan lobi dan bisnis yang mencengangkan. Mereka adalah orang-orang yang sangat sabar membangun relasi. Kuat menahan keinginan, pandai menyembunyikan perasaan yang bergolak, dan bisa tetap tersenyum ramah kendati disindir. Membangun lobi harus dengan kesabaran yang tidak lumrah karena ia harus sangat toleran, memahami orang lain. Membangun lobi pun tidak boleh kampungan, misalnya memuji berlebihan atau menyalah-nyalahkan orang lain demi menyenangkan orang yang dilobi. Pelobi yang baik selalu bicara terukur. Boleh memuji, tetapi dengan bahasa yang cerdas. Sebagian di antara usahawan dan politisi Indonesia kerap terkesan kurang sabar. Acapkali tanpa disadari mereka melobi dengan gaya dagang sapi. Lobi juga kerap disederhanakan dengan makan siang atau makan malam bersama saja. Padahal, makan siang atau makan malam hanya satu dari begitu banyak kriteria lobi. Kalau sudah begini, bukan lobi lagi namanya, tetapi membangun kesulitan. Kita sadar bahwa salah satu esensi lobi adalah mengalah, jauh lebih banyak memberi daripada diberi, atau bergaul dengan menekankan seni. Melobi, baik dalam bisnis maupun politik, memang membutuhkan seni tersendiri. Seni itu tidak mudah diajarkan sebab banyak mengandalkan watak yang halus, berbudi pekerti baik, suka mengalah. Kalau lobi atas seseorang sudah mengakar dalam, pelobi akan dengan mudah ”memasukkan” keinginannya. Para usahawan Indonesia patut belajar membangun lobi yang hebat. Jaringan kian luas, bisnis akan lancar. Bintang Anda semakin cemerlang dengan lobi yang dahsyat. Abun Sanda

Baca selengkapnya...

Senin, 22 Oktober 2012

Labu Kembar

Alkisah di China, terdapat dua orang kakak beradik yang berbeda ibu. Ibu si kakak sudah lama meninggal. Kini dia tinggal bersama ayah, ibu tiri & adik tirinya. Sang kakak menanam pohon labu dan dengan rajin memeliharanya hingga tumbuh besar. Suatu hari mereka mendengar kabar bahwa raja sedang sakit parah, tabib istana mengatakan bahwa labu kembar dapat menyembuhkan penyakit raja. Maka di adakan sayembara, barangsiapa yang memiliki labu kembar akan mendapat satu peti emas. Sang kakak segera memberitahu pada keluarganya. Pada hari keberangkatan sang kakak ke ibukota, ibu memanggil si adik ke dalam dapur, "Ada dua potong kue, yang polos dan bergambar bunga. Berilah kakakmu kue yang bergambar bunga, sebab ibu telah memberi racun di dalamnya." "Kenapa ibu ingin membunuh kakak? Bukankah ibu juga menyayangi kakak?" "Ibu memang menyayanginya, tapi kamu adalah anakku dan ibu tidak rela bila kakakmu mendapatkan emas itu, maka biarlah dia memakan kue beracun ini." Kemudian si adik membawa kue itu ke kakaknya, "Adikku, tunggu kakak ya, kakak janji akan segera pulang dan membeli banyak oleh-oleh untukmu dari kota dan uang emas hadiahnya untuk kita bersama !!" Sang adik terdiam, kemudian berkata pada kakaknya, "Kakak, ibu memberi kita berdua kue, makanlah tapi aku ingin kue yang bergambar bunga." Setelah itu si adik dengan lahap memakan kue beracun itu. Setelah kepergian kakaknya, dia berkata pada ibunya, "Ibu, kue beracun itu telah kumakan, kakak sangat baik kepadaku, mana mungkin aku tega membunuhnya. Setelah aku mati, sayangilah dia seperti ibu menyayangiku..." Ibunya yang mendengarnya kemudian memeluknya, "Anak bodoh, tidak ada racun sama sekali di kue bergambar bunga itu. Ibu hanya menguji rasa sayangmu pada kakakmu, ibu kuatir kamu menjadi iri dengan kemujuran kakakmu..." Pesan Moral, "Sebab di mana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri di situ ada kekacauan dan segala macam perbuatan jahat."

Baca selengkapnya...

Kamis, 18 Oktober 2012

Bungkusan atau Isi ????

Hidup akan sangat melelahkan, sia-sia dan menjemukan bila hanya menguras pikiran untuk mengurus BUNGKUSAN-nya saja dan mengabaikan ISINYA. Bedakanlah apa itu Bungkusan dan apa itu Isinya!! Rumah yang indah hanya bungkusan, Keluarga Bahagia itu isinya. Pesta nikah hanya bungkusan, Cinta kasih, Pengertian dan Tanggung jawab itu isinya. Kecantikan hanya bungkusan, Kepribadian itu isinya. Jabatan hanya bungkusan, Pengabdian dan pelayanan itu isinya. Pergi ke tempat Ibadah itu bungkusan, Melakukan Firman Tuhan dalam hidup itu isinya. "Utamakanlah ISINYA...namun Rawatlah BUNGKUSNYA

Baca selengkapnya...

Senin, 15 Oktober 2012

Terungkap, Cara Apple Menjaga Ketat Rahasia Perusahaan

Caranya pun membuat pegawai tak nyaman. Apple merupakan perusahaan yang paling bernilai saat ini. Sebagai raksasa teknologi yang sering menghadirkan produk inovatif, ternyata Apple menyimpan rahasianya rapat-rapat. Terkadang ini membuat stres para pegawainya. Hal ini terungkap dari buku yang ditulis wartawan Fortune, Adam Lashinsky. Buku yang akan segera dirilis itu berjudul "Inside Apple: How America's Most Admired — and Secretive — Company Really Works." Mengutip laman Fortune, Lashinksy menjelaskan, pegawai Apple tahu akan ada sesuatu yang besar yang sedang dipersiapkan perusahaan ketika tukang bangunan datang ke gedung mereka. Tukang bangunan itu hanya pertanda, sebab tak lama kemudian tembok baru pun segera berdiri. Pintu ditambahkan, dan protokol keamanan baru pun muncul. Jendela yang tadinya transparan mulai tak terlihat. Bahkan, banyak ruangan yang tak memiliki jendela untuk bisa melihat ke dalam ruangan. Kerahasiaan di Apple ada dua bagian: eksternal dan internal. Apple berusaha melindungi produknya dan aktivitas yang terjadi di dalamnya dari para pesaing mereka. Untuk perusahaan teknologi, ini bisa dibilang wajar. Sebab, mereka tak ingin inovasinya bocor sebelum dirilis. Sayangnya, pegawai Apple sering menjadi "korban" kerahasiaan itu. Ketika orang berkunjung ke Apple Campus yang merupakan markas Apple, hanya ada satu suvenir yang dijual. Suvenir itu adalah T-shirt dengan tulisan "I VISITED APPLE CAMPUS. BUT THAT'S ALL I'M ALLOWED TO SAY". Ini jelas berbeda dengan markas Google, yaitu Googleplex. Sebab, begitu banyak informasi, bahkan foto yang mengungkap aktivitas para pekerja Google. Umpan Produk Palsu Tapi, tak hanya itu, di buku itu juga mengungkap betapa beratnya pegawai Apple mengemban kerahasiaan Apple. Bahkan, mereka tak diizinkan membicarakan apa yang mereka kerjakan kepada anak dan istri mereka. Seorang mantan pekerja pernah bercerita kalau pegawai Apple mengembangkan suatu produk, yang ternyata itu adalah produk palsu yang tak sedang dikembangkan Apple. "Dia bekerja atau pernah bekerja kembangkan produk palsu, yang saya yakin terjadi di awal kariernya, juga terus dilakukan wawancara selama 9 bulan. Itu dilakukan secara intens," demikian pengakuan mantan pegawai Apple di buku Lashinsky, dikutip dari laman Gizmodo. Produk palsu itu sengaja "diumpankan" Apple untuk menguji pegawainya. Jadi, ketika produk palsu itu bocor ke publik, Apple langsung tahu siapa yang membocorkannya. Dengan strategi yang dijalankan itu, Apple berhasil mengejutkan pasar saat menghadirkan produk inovatif seperti iPod, iPhone, juga iPad. Tak heran jika pendiri Apple, Steve Jobs, sangat marah saat pertama kali mengenal sistem operasi Android. Merasa idenya dicuri, Steve Jobs pun pernah mengancam akan melakukan perang nuklir melawan Android. Meski kini, Apple belum melakukan gugatan sengketa paten terhadap Google, dan "hanya" berani melawan Samsung. (art) VIVAnews

Baca selengkapnya...

Sabtu, 13 Oktober 2012

Panduan Jumlah Uang Tip di Seluruh Dunia

Saat melancong, menikmati kuliner khas di restoran suatu negara kadang menjadi petualangan tersendiri. Setiap negara pasti memiliki restoran yang menjadi andalannya. Namun, urusan memberi tip bisa jadi membingungkan untuk setiap negara di dunia. Apalagi untuk pelancong orang Indonesia. Kesulitan ini kerap dialami, sebab pada dasarnya Indonesia tidak memiliki tradisi memberi uang tip. Kebiasaan memberikan uang tip sudah mulai menjamur di Indonesia sebagai tumbuhnya pariwisata di negara ini. “Sangat lumrah bagi orang-orang yang melakukan perjalanan ke area-area baru di dunia dan tidak terlalu memerhatikan perbedaan budaya dalam berbagai situasi,” demikian tertulis pada Visual.ly, sebuah situs infografis yang menampilkan data mengenai perbedaan uang tip. Enter Jadon Stewart dan infografis miliknya mendokumentasikan kebiasaan memberikan uang tip di seluruh dunia. Seperti di Amerika Utara, kebiasaan memberikan tip sebesar 15 hingga 20 persen diharapkan dari tamu terutama jika biaya pelayanan tidak termasuk dalam tagihan. Sementara, petugas yang membawa bagasi biasa mengharapkan satu sampai dua dollar AS per tas. Sedangkan uang tip untuk supir taksi biasanya sekitar 10 persen dari ongkos taksi. Berbeda lagi dengan negara China dan Jepang. Di kedua negara ini, pelancong tidak diharapkan untuk memberikan tip sama sekali kepada supir taksi maupun petugas pembawa tas. Namun, beda dengan Hongkong walaupun masuk dalam China. Di Hongkong terbiasa memberikan tip sebesar 10 persen. Jika bingung saat menentukan berapa uang tip yang harus diberikan, cukup lebihkan uang bayaran Anda dari tagihan yang tertera. Lalu katakan pada pelayan untuk menyimpan kembaliannya. Berikut panduan singkat mengenai uang tip di kontinen-kontinen dunia. Asia. Urusan restoran, di India berikan tip sebesar 10 persen dari tagihan jika biaya pelayanan (service charge) tak masuk dalam tagihan. Sementara di Jepang dan China, kecuali Hongkong, pemberian tip dianggap tak lazim untuk di restoran. Sedangkan Hongkong dan negara-negara lain bisa memberikan tip sebesar 10 persen dari tagihan. Untuk hotel, di India biasanya memberikan uang tip sekitar 1 dollar AS per tas untuk petugas yang membawakan tas. Sementara di Hongkong uang tip sekitar 10 dollar Hongkong. Pemberian uang tip untuk supir taksi di India tidak ada aturan baku, cukup lebihkan uang dari ongkos taksi dan katakan supir untuk menyimpan kembaliannya. Sama halnya dengan negara-negara lain di Asia, bulatkan saja tagihannya dan minta supir untuk menyimpan kembalian. Namun, jangan memberikan uang tip pada supir taksi di Jepang dan China. Australia dan Selandia Baru. Untuk restoran di Australia, berikan uang tip sebesar 10 persen dari tagihan. Ini berlaku untuk restoran mewah. Sementara di Selandia Baru, tak perlu memberikan uang tip karena mereka tak mengharapkannya. Untuk hotel, baik Australia dan Selandia Baru, biasanya menerima 1 sampai 2 dollar AS per tas. Sedangkan untuk taksi di Australia, bulatkan ongkos taksi dan minta supir menyimpan kembalian. Di Selandia Baru, supir taksi biasa mendapatkan tip sebesar 10 persen dari ongkos taksi. Eropa. Restoran di negara-negara di Eropa biasanya terbiasa menerima uang tip sebesar 10 persen dari tagihan. Sedangkan di hotel, petugas pembawa tas biasa menerima 1 sampai 2 euro per tas. Untuk supir taksi, cukup lebihkan saat membayar ongkos taksi dan minta supir menyimpan kembalian. Amerika Selatan. Untuk restoran, tambahkan 10 persen dari tagihan sebagai uang tip, jika biaya pelayanan tidak termasuk dalam tagihan. Sedangkan untuk hotel, kisaran uang tip adalah 1 dolar AS untuk petugas hotel. Sementara supir taksi tak perlu diberikan uang tip, cukup bulatkan tagihan. Amerika Utara. Untuk restoran, uang tip biasa diberikan sekitar 15-20 persen dari tagihan terutama jika tak ada tambahan biaya pelayanan. Tambahan satu sampai dua dollar AS per minuman untuk bartender. Sedangkan untuk hotel, kisaran uang tip antara 1 sampai 2 dollar AS per tas untuk petugas pembawa tas. Sementara supir taksi biasa mendapatkan uang tip sebesar 10 persen dari ongkos taksi. Timur Tengah. Untuk restoran, tambahkan 10 persen dari tagihan untuk uang tip, terutama jika tak ada biaya pelayanan di dalam tagihan. Tambahkan lagi 5 persen jika berada di negara Qatar dan Uni Emirat Arab. Sedangkan untuk hotel, petugas pembawa tas biasa mendapatkan 1 sampai 2 dollar AS. Sementara supir taksi tak mengharapkan uang tip. Afrika. Pelayan restoran biasa mendapatkan 10 persen dari tagihan, terutama bila tidak ada biaya pelayanan dalam tagihan. Tambahkan 5 persen jika makan di restoran di negara Afrika Selatan. Sementara untuk petugas pembawa tas di hotel, biasa mendapatkan uang tip sebesar 1 dollar AS per tas. Untuk supir taksi, berikan 10 persen dari ongkos taksi. KOMPAS.com

Baca selengkapnya...

Rabu, 10 Oktober 2012

Kehidupan

Dalam hidup, kadang yang kita rencanakan bahkan impikan berjalan tidak seperti apa yang kita harapkan. Itulah kehidupan, kehidupan yang mengajarkan bagaimana kita menjadikan semua ini menjadi kebaikan bukan kesedihan … Saat tekanan datang, katakan pada hatimu “setelah ini, aku bisa lebih baik lagi”.. Setiap masalah di bumi ini semata-mata untuk menguatkan jiwamu menjadi sosok yang baik, bijak, dan teduh ... Berani mati tidaklah luar biasa.. Namun, berani tetap hidup pada saat tidak ada lagi yang kita miliki.. … itu baru luar biasa!. Hidup itu indah, dan masih akan banyak hal luar biasa yang belum kita temukan dalam hidup kita.... Jangan memandang rendah dan remeh orang lain, hanya karena tak lebih pintar, tak lebih kaya, tak lebih beruntung, dan tak mempunyai pangkat sepertimu.... Kadangkala batubara yang legam terlihat… lebih berkilau dibanding dengan permata yang mahal harganya ... Hidup adalah sebuah proses yang singkat. Penghuni bumi ini selalu saja berganti “hidup itu cuma sekedar mampir minum”. Seperti pengembara di perjalanan panjang ... Ia akan berhenti sejenak untuk minum sebelum Kembali melanjutkan langkahnya.. Gunakan proses hidup yg kita lalui ini dengan sebaik baiknya. Karna tidak ada yang menjamin bahwa kita bisa hidup sampai berapa lama didunia ini….

Baca selengkapnya...

Senin, 08 Oktober 2012

Selayang Pandang Withholding Tax di Indonesia

Salah satu sistem pemungutan pajak yang diterapkan di Indonesia adalah Withholding Tax system (pemotongan/ pemungutan pajak). Dalam sistem Withholding Tax, pihak ketiga diberikan kepercayaan untuk melaksanakan kewajiban memotong atau memungut pajak atas penghasilan yang dibayarkan kepada penerima penghasilan sekaligus menyetorkannya ke kas Negara. Di akhir tahun pajak, pajak yang telah dipotong atau dipungut dan telah disetorkan ke kas negara itu akan menjadi pengurang pajak atau kredit pajak bagi pihak yang dipotong dengan melampirkan bukti pemotongan atau pemungutan. Sistem Withholding Tax di Indonesia diterapkan pada mekanisme pemotongan/pemungutan Pajak Penghasilan (PPh). Istilah pemotongan dimaksudkan untuk menyatakan jumlah pajak yang dipotong oleh pemberi penghasilan atas jumlah penghasilan yang diberikan kepada penerima penghasilan sehingga menyebabkan berkurangnya jumlah penghasilan yang diterimanya (misal: PPh Pasal 21 dan PPh Pasal 23). Sedangkan yang dimaksud dengan pemungutan adalah jumlah pajak yang dipungut atas sejumlah pembayaran yang berpotensi menimbulkan penghasilan kepada penerima pembayaran (misal: PPh Pasal 22). Pemotongan PPh Pasal 21 PPh Pasal 21 adalah Pajak yang dipotong dari penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan oleh Wajib Pajak (WP) Orang Pribadi Dalam Negeri, yaitu penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan, serta pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apapun. Pemungutan PPh Pasal 22 PPh Pasal 22 adalah Pajak yang dipungut oleh: 1. Bendahara pemerintah terkait dengan pembayaran atas penyerahan barang yang berasal dari dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN); 2. Badan-badan tertentu terkait dengan penghasilan dari kegiatan di bidang impor atau kegiatan usaha di bidang lain; dan 3. WP Badan tertentu terkait pembayaran dari pembeli atas penjualan barang yang tergolong sangat mewah. Pemotongan PPh Pasal 23 PPh Pasal 23 adalah pajak yang dipotong dari penghasilan WP Dalam Negeri dan Bentuk Usaha Tetap (BUT) yang berasal dari pemanfaatan modal (dividen, bunga, dan royalti), pemberian jasa (sewa, imbalan jasa), atau penyelenggaraan kegiatan (hadiah, penghargaan, dan bonus) selain yang dipotong PPh Pasal 21. Pemotongan PPh Pasal 26 PPh Pasal 26 adalah pajak yang dipotong dari penghasilan WP Luar Negeri atas penghasilan yang tidak berasal dari menjalankan usaha atau kegiatan melalui BUT yang bersumber dari Indonesia. Pemotongan PPh Pasal 26 bersifat final (tidak dapat digunakan sebagai kredit pajak), kecuali ditentukan lain. Pemotongan PPh Pasal 4 ayat (2) PPh Pasal 4 ayat (2) adalah pajak yang dipotong dari penghasilan dengan perlakuan tersendiri yang diatur melalui peraturan pemerintah dan bersifat final. Penghasilan yang dipotong PPh Pasal 4 (2) antara lain: penghasilan berupa bunga deposito dan tabungan/jasa giro, dan diskonto Sertifikat Bank Indonesia, penghasilan dari transaksi penjualan saham di bursa efek, penghasilan berupa bunga dan diskonto obligasi yang dijual di pasar modal, penghasilan berupa bunga simpanan yang dibayarkan kepada anggota koperasi (WP Orang Pribadi), penghasilan modal ventura dari transaksi penjualan saham/pengalihan penyertaan modal perusahaan pasangan usahanya, persewaan tanah dan/atau bangunan, pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan, penghasilan usaha jasa konstruksi, serta penghasilan atas diskonto Surat Perbendaharaan Negara. Pemotongan PPh Pasal 15 PPh Pasal 15 adalah pajak yang dipotong dari penghasilan yang menggunakan norma penghitungan khusus untuk golongan WP tertentu, agar memudahkan WP tersebut dalam melakukan kewajiban perpajakannya, seperti: perusahaan pelayaran atau penerbangan internasional; perusahaan asuransi luar negeri; perusahaan pengeboran minyak, gas dan panas bumi; perusahaan dagang asing; serta perusahaan yang melakukan investasi dalam bentuk bangun-guna-serah (build, operate, and transfer). Untuk menghitung besarnya penghasilan kena pajak bagi golongan WP tertentu tersebut, Menteri Keuangan diberi wewenang untuk menetapkan Norma Penghitungan Khusus guna menghitung besarnya penghasilan netto dari WP tertentu tersebut. Penerimaan Withholding Tax pada 2010 adalah sebesar Rp587,65 triliun, meningkat menjadi Rp730,418 triliun pada tahun 2011, dan ditargetkan menjadi Rp849,706 triliun untuk tahun 2012 atau 83,61 persen dari total target penerimaan pajak 2012 sebesar Rp1.016,237 triliun. Mengingat pentingnya peranan Withholding Tax dalam dalam mengamankan penerimaan negara dari sektor perpajakan, maka Ditjen Pajak mewajibkan seluruh pemotong dan pemungut pajak untuk menyetorkan dan melaporkan kewajiban perpajakannya sesuai ketentuan yang berlaku. Bangga bayar pajak! (//ad Okezone

Baca selengkapnya...

Sabtu, 06 Oktober 2012

Ini Ekonomi Kepulauan, Bung!

Beberapa waktu lalu, saat menghadiri undangan Gala Dinner Asian Business Club, kelab eksekutif dan business owner yang sebagian besar mengenakan busana formal berdasi kupu-kupu, saya memperoleh satu keyakinan lagi tentang ekonomi Indonesia: terpatahkannya mitos-mitos lama. Ini menjadi menarik, sebab kebetulan banyak mitos yang "patah dengan mudah" belakangan ini. Coba deh, siapa yang nyangka Pak Jokowi, walikota dari kota kecil seperti Solo, bisa menang menjadi Gubernur DKI Jakarta tanpa banyak modal uang dan partai pendukung yang besar? Mitos bahwa pemilihan langsung adalah domain partai-partai politik besar dan politik uang, goyah sudah. Ternyata, personal selling jauh lebih penting ketika pemilih melek perubahan. Maka, seperti topik awal, mitos tentang ekonomi Indonesia malam itu dipatahkan oleh Raoul Oberman, direktur McKinsey & Company, yang berbicara pada Gala Dinner di hotel Shangri-La tersebut. Katanya, pertumbuhan yang cepat dialami Indonesia belakangan ini "bukanlah fenomena boom dan bust," tetapi peluang jangka panjang. Ia agaknya mendengar banyak anggapan bahwa potret kemajuan Indonesia saat ini sekadar gejala balon yang "menggelembung", untuk kemudian "kempes" lagi. Bukan begitu, ternyata. *** Asal tahu saja, dalam kamus besar bahasa Indonesia, istilah mitos berarti "cerita tertentu yang dibesar-besarkan", atau "keyakinan" dalam kamus Thesaurus, dan bisa jadi "isapan jempol" dalam pengertian global. Berdasarkan riset mereka, McKinsey menemukan sejumlah fakta yang membantah mitos-mitos yang ada. Dengan kata lain, anggapan yang berkembang selama ini cuma isapan jempol belaka. Sebut saja, misalnya, anggapan bahwa Indonesia adalah perekonomian yang tidak stabil (unstable economy). "Siapa bilang?" kata Raoul. Nyatanya, Indonesia dalam beberapa tahun terakhir tercatat sebagai negara yang paling stabil (nomor 1), menurut statistik OECD. OECD adalah organisasi yang mengurus kerjasama ekonomi dan pembangunan global. OECD adalah"agen" yang membantu pemerintahan menghadapi tantangan-tantangan ekonomi, sosial dan tatakelola di tengah dinamika globalisasi perekonomian. Tentu tidak berlebihan. Wong dalam hampir satu dekade terakhir pertumbuhan ekonomi Indonesia terus bergerak dari kisaran 4% hingga menjadi 6,5% dewasa ini. Raoul juga mematahkan anggapan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya terjadi di Jakarta dan Jawa. Nyatanya, riset McKinsey menemukan bahwa sebagian besar pertumbuhan ekonomi justru terjadi di luar Jawa. Raoul juga mematahkan mitos lainnya, yakni anggapan bahwa mesin pendorong pertumbuhan berasal dari ledakan ekspor komoditas. Ternyata, produk non-komoditas-lah yang menyetir ekspor Indonesia. Begitu pula adanya anggapan bahwa urbanisasi menjadi persoalan gawat di kota besar di Jawa terutama Jakarta. Ternyata, temuan McKinsey justru membentuk fakta baru bahwa urbanisasi adalah sumber pertumbuhan, yang berasal dari meningkatnya angkatan kerja. Dia malah membandingkan, angka urbanisasi di Jawa hanya tumbuh di bawah 5%, sebaliknya di kota-kota besar di uar Jawa (Sumatra, Kalimantan dan Sulawesi) bahkan tumbuh di atas 7%. Ini menunjukkan bahwa pertumbuhan pesat terjadi di luar Jawa. *** Saat berbincang dengan pemilik Grup Lippo James Riady di sela acara itu, ia bertanya kesan saya tentang pendapat Raoul tersebut. "Masuk akal," saya katakan, sembari bercerita tentang kepadatan lalulintas truk-truk besar bermuatan penuh saban malam di jalan tol Jakarta-Merak. Itu, sekadar contoh saja, yang buat saya adalah indikasi bahwa ekonomi bergerak dari Jawa ke Sumatra. Pergerakan orang lebih gila lagi. Bandara di kota-kota besar Indonesia kini tak pernah sepi. Kapasitas Soekarno-Hatta tahun lalu sudah terlewati nyaris tiga kali lipat dari daya tampung sebenarnya. Luar biasa, kalau tidak ingin menyebut "ini gila." Maka kata Raoul, Indonesia memiliki pertumbuhan yang produktif, inklusif dan "resilient". Apa maknanya? Pertumbuhan ekonomi Indonesia lentur, lenting, elastis. Tidak mudah patah. Karena sumber pertumbuhannya menyebar, banyak, tidak mudah goyah. Begitu kira-kira. *** Cuplikan cerita di atas sengaja saya ambil, untuk memberikan sudut pandang yang lain. Anda mungkin kerap mendengar celotehan, "Pemerintahan [Presiden] SBY itu pemerintahan autopilot." Setuju atau tidak, tentu tergantung cara melihatnya. Lantas, setelah mendengar ceramah singkat Raoul itu, ada pertanyaan yang justru datang sebaliknya. "Kalau begitu menurut Anda [Presiden] SBY bagus atau tidak?" Begitu kira-kira. Saya bilang: "Lumayan." Lho mengapa? SBY berhasil meletakkan landasan stabilitas politik dan keamanan. Maka modal dasar itu menjadi penting, sebagai landasan pertumbuhan ekonomi yang lebih leluasa. Dan hasilnya lumayan, pertumbuhan ekonomi terus merangkak naik, hingga 6,5% ekspektasi tahun ini. Maka, jikalau ekspektasi Anda lebih besar lagi, ya nggak apa. Setelah stabilitas, tentu butuh instrumen lain untuk memacu pertumbuhan, dan kemudian menyebarkan pemerataan pendapatan. Memang itulah teorinya, yang sekarang ini menjadi esensi Catur Sukses salah satu partai politik besar, dan dulu menjadi trilogi pembangunan Pak Harto. Nah, ekspektasi lebih inilah yang belum terpenuhi. Geliat perekonomian tidak banyak dihela oleh kebijakan pemerintah, namun lebih banyak didorong oleh aktivitas masyarakat serta pelaku usaha. Tapi jika Anda penasaran, coba deh dengar lagi pendapat Raoul. Perekonomian Indonesia bisa tumbuh di atas 7% per tahun seperti target pemerintah, jika mampu menggenjot produktivitas dua pertiga kali lebih besar dari level produktivitas saat ini. Lantas bagaimana dalam jangka panjang? Diyakini ekonomi berbasis konsumsi, yang menyumbang 60% pertumbuhan Indonesia, akan terus berlanjut hingga 2030 mendatang. Diperkirakan akan terdapat 90 juta tambahan kelas konsumen baru hingga tahun tersebut, dengan pendapatan bersih US$3.600 per tahun. Sektor bisnis berbasis konsumer diperkirakan akan terus melambung, dengan potensi bisnis US$1,8 triliun. Mobile banking akan meledak. Bakal tumbuh 30 juta petani dengan peningkatan pendapatan tiga kali lipat, yang memicu kapasitas peningkatan ekspor pangan hingga130 juta ton ke pasar internasional. Tentu peluang itu hanya akan terjadi jika pemerintah mampu membangun kapasitas: Meningkatkan kualitas guru, mengembangkan kurikulum berbasis permintaan (termasuk dari pertabian dan industri), sekaligus membangun kapasitas tenaga kerja yang berkeahlian. Ini adalah kunci pintu untuk bisa masuk lebih dalam memperkuat sektor konsumsi, pertanian, dan sumberdaya masa depan Indonesia. Kalau McKinsey begitu yakin, tentu ini karena karakteristik Indonesia yang selain didukung pasar yang besar, juga kekuatan geografis yang disebutnya sebagai archipelago economy. "Ini ekonomi kepulauan, Bung!" Begitu kira-kira. Karena kepulauan, mobilitas sumberdaya menjadi lebih tinggi, sumber pertumbuhan banyak dan tersebar; yang didorong oleh kekuatan konsumsi yang besar. Maka perekonomian lebih elastis, lentur, dan "tidak gampang patah". Nah, bagaimana menurut Anda? Arief Budisusilo

Baca selengkapnya...

Musim Dingin

Waktu itu musim gugur, seorang suku indian pada daerah terpencil bertanya pada kepala suku mereka yang baru. "Wala-wala chimo-ela suma totangka obuawachi?" yang artinya, "Kepala suku, apakah musim dingin kali ini akan sangat dingin atau seperti biasanya?". Karena kepala suku ini sudah modern, dia tidak pernah belajar meramal cuaca dengan cara-cara kuno lagi. Ketika melihat ke atas, ia tidak dapat mengatakan bagaimana nantinya keadaan cuaca. Meskipun begitu, supaya aman, ia mengatakan bahwa musim dingin nantinya akan terasa dingin, sehingga ia menyuruh warganya untuk mengumpulkan kayu bakar untuk persiapan musim dingin. Namun setelah beberapa hari, muncul idenya untuk menelepon Layanan Perkiraan Cuaca, dan menanyakan, "Apa musim dingin kali ini akan sangat dingin atau tidak?". "Kelihatannya musim dingin kali ini akan sangat dingin," kata petugas di Layanan Perkiraan Cuaca tersebut. Kemudian kepala suku kembali dan menyuruh warganya untuk mengumpulkan kayu lebih banyak lagi untuk persiapan. Seminggu kemudian dia menelepon kembali Layanan Perkiraan Cuaca. "Apa musim dingin kali ini akan sangat dingin?". "Ya," jawab orang di Layanan Perkiraan Cuaca tersebut, "Musim dingin kali ini akan sangaaat dingin!". Kepala suku kembali dan menyuruh warganya untuk mengumpulkan semua kayu dan ranting pohon yang mereka temukan. Dua minggu kemudian dia menelepon kembali dan bertanya, "Apa anda yakin bahwa musim dingin kali ini akan sangat dingin?". "Pasti," jawab orang di Layanan Perkiraan Cuaca tersebut, "kelihatannya akan jadi musim dingin yang paling dingin yang pernah ada." "Kenapa anda begitu yakin?" tanya kepala suku. Pria itu menjawab, "Karena para suku Indian sedang mengumpulkan kayu bakar dalam jumlah yang gila-gilaan!".

Baca selengkapnya...

Kamis, 04 Oktober 2012

BERINVESTASI SECARA RASIONAL DAN SESUAI SELERA RISIKO

Modus penipuan berkedok investasi bodong yang menjanjikan keuntungan menggiurkan terus saja terjadi di negeri ini. Tidak hanya terjadi di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Medan dan sebagainya, namun juga sudah merambah ke kota-kota kecil. Dikabarkan telah terjadi aksi penipuan berkedok investasi yang memakan korban sebanyak 4.500 warga Kabupaten Wonosobo dan sekitarnya, yang memercayakan dana mereka di sebuah perseroan terbatas (sebut saja PT X). Konon Direktur Utama PT X yang menggondol dana nasabah hampir Rp104 miliar berhasil ditangkap. Orang ini terkesan sangat rapi dalam menjalankan perusahaannya, dengan membuatnya nampak lebih bonafid. Sesungguhnya PT X adalah perusahaan konsultan, dan tak memiliki izin perusahaan investasi. Jadi semacam perusahaan abal-abal. Perusahaan ini eksis beroperasi dari tahun 2010 hingga 2011. Pengelola menawarkan investasi dengan bunga 0,8% per hari atau 16% per bulan dari dana yang disetor. Nasabah bisa memilih kontrak investasi berjangka 3, 6, atau 9 bulan. Dengan investasi minimal Rp2,5 juta dijanjikan pula komisi bisa diambil harian, mingguan, atau bulanan. Semua penawaran menggiurkan ini tak pelak menarik minta warga untuk berinvestasi. PT X pun kebanjiran nasabah melalui 13 koordinator yang merupakan tokoh masyarakat. Tanpa pernah tahu istilah dan seluk beluk investasi dalam money trading, para investor dadakan ini benar-benar terbuai dengan janji-janji keuntungan besar yang ditawarkan. Apalagi PT X memberikan sertifikat sebagai bukti penyetoran dan kartu keanggotaan yang ditandatangani direktur utama. Seperti usaha-usaha investasi akal-akalan lain, pada mulanya pembayaran ke nasabah lancar-lancar saja. Namun memasuki bulan ketujuh pada Februari 2011, pembayaran komisi mulai macet. Rekening diblokir dan uang nasabah seratus miliar rupiah lebih digondol sang direktur utama. Petualang-petualang dunia keuangan seperti ini tampaknya selalu akan ada. Hal ini tak lepas dari keinginan masyarakat untuk memperoleh keuntungan yang cepat, besar dan tanpa susah payah. Janji keuntungan besar menjadi iming-iming yang di luar nalar sehat ternyata tetap saja manjur untuk memikat pemilik dana. Nasabah seolah tak peduli apakah ia memiliki informasi yang cukup atau tidak mengenai investasi jenis ini. Bagaimana pula bonafiditas perusahaan. Yang jadi perhatian, tanpa melakukan usaha apa pun, dananya bisa menjadi berlipat-lipat. Mereka tak mengukur risikonya seperti apa. Padahal, setiap jenis produk investasi tentu ada risiko. Kebanyakan dari mereka juga tidak tahu seberapa besar kemampuan mereka dalam mengantisipasi risiko kerugian atau malah kehilangan uang. Pastinya mereka tidak tahu persis risk appetite (selera risiko) mereka masing-masing. Pokoknya ada tawaran yang menggiurkan, tanpa pikir panjang, langsung dibeli. Yang mengenaskan, mereka tidak pernah memikirkan apakah imbal hasil yang diberikan itu masuk akal atau tidak. Mereka juga tidak berpikir, bagaimana pengelola dana publik itu memutar uangnya sehingga dapat memberikan keuntungan yang tidak wajar tadi. Terpikirkan pun tidak bagaimana perusahaan mengelola dana agar menghasilkan keuntungan lebih tinggi dari yang diberikan kepada para nasabah. Jika nasabah diberi bunga tinggi, maka dana harus diputar untuk usaha yang menghasilkan lebih tinggi. Nasabah perlu mempertanyakan usaha apa saja yang bisa memberikan keuntungan lebih dari 16% per bulan. Ketidaktahuan dan ketidakpedulian para nasabah inilah yang menjadi celah masuknya para petualang keuangan untuk menggaet uang mereka. Jadi, siapa yang harus disalahkan? Pengelola dana atau pemilik dana? Itulah sebabnya kini terjadi pergeseran dimana orang-orang pintar yang menipu ini sekarang beroperasi ke kota-kota kecil yang masyarakatnya belum begitu paham seluk beluk investasi. Mereka mudah diakali dengan janji-janji setinggi langit yang memabukkan karena pada dasarnya sebagian orang semakin malas bekerja keras dan lebih memilih cara hidup instan. Para penipu tadi sulit beroperasi di kota-kota besar karena gerak gerik mereka sudah terendus oleh pihak berwajib. Di samping itu, masyarakat kota besar juga lebih kritis dan rasional dalam melakukan investasi. Pemberitaan yang gencar terkait aksi-aksi penipuan juga mereka lihat dan dengar sehingga mereka makin paham sehingga tidak mudah dikibuli. Para pemilik uang di kota-kota kecil ini jelas tak memiliki informasi tentang investasi keuangan yang menyeluruh, sehingga sangat mudah terjerat tipu daya. Investasi yang diharapkan menghasilkan uang lebih banyak ternyata berbuah ketidakberuntungan alia skerugian. Bahkan dimungkinkan investasi pokok mereka tak kembali. Celakanya, karena perseroan abal-abal ini tidak terdaftar di otoritas keuangan, menjadi sulit bagi otoritas keuangan untuk mengatur, memantau, mengawasi dan mengendalikannya. Operasional mereka memang di luar domain otoritas keuangan. Jadi, langkah yang bisa ditempuh oleh otoritas keuangan adalah mengajak lembaga-lembaga keuangan seperti perbankan untuk proaktif melakukan program edukasi kepada masyarakat di daerah-daerah mengenai seluk beluk investasi. Dalam konteks pendalaman pasar keuangan (financial deepening), tentu baik dan bermanfaat apabila program edukasi tadi dilakukan secara terarah dan sistematis. Terkait dengan program inklusi keuangan (financial inclusion), yang diterjemahkan dengan “produk keuangan untuk semua”, menjadi berarti dan bermanfaat program edukasi dilakukan hingga pelosok-pelosok daerah dimana sebagian besar orang belum tersentuh oleh layanan lembaga keuangan formal seperti perbankan. Konon sekitar 50% masyarakat daerah belum memiliki akses ke lembaga keuangan. Kelompok ini tergolong ke dalam kategori “unbanked society” yang sangat membutuhkan edukasi mengenai lembaga keuangan. Potensi penggalian dana di kelompok ini cukup besar dan dapat memperkuat likuiditas perbankan serta disalurkan dalam bentuk kredit untuk menggerakkan sektor riil. Tentu semua itu tidak bisa dibebankan hanya kepada otoritas keuangan seperti Bank Indonesia dan lembaga perbankan saja, melainkan juga harus melibatkan seluruh komponen masyarakat dalam program edukasi keuangan dan investasi agar masyarakat semakin melek keuangan dan investasi. Ujung-ujungnya mereka tidak mudah tergiur denganm tawaran investasi yang aneh-aneh alias tidak masuk akal dan mereka terhindar dari kerugian. Business News

Baca selengkapnya...