Sabtu, 04 Januari 2014

Sudut Pandang

Di sebuah kantor Anne dan Stella terlibat dalam pembicaraan berikut: 

Anne: Hi Stella, apa kabar? Kemarin merupakan malam yang sempurna bagi saya bagaimana dengan dikau sahabatku? 

Stella: Aduh Anne, semalam itu bencana. Suami saya telat pulang kerja, makan malam terburu-buru dan dua menit kemudian dia tertidur di depan TV. Bagaimana dengan kamu Anne? 

Anne: Wah kalo saya sih semalam mengalami pengalaman yang luar biasa. Suami saya pulang kerja lalu mengajak saya keluar untuk makan malam yang romantis. Setelah makan malam, kita berjalan selama sejam. Ketika pulang dia nyalakan lilin-lilin di sekeliling rumah. Sungguh seperti cerita di dongeng. 

Disaat yang bersamaan suami mereka juga terlibat dalam pembicaraan. 

Suami Anne: Hi Steve, apa kabar? Gimana keadaanmu semalam? 

Suami Stella: Luar biasa Andy. Kemarin malam setibanya saya di rumah, makan malam sudah tersedia di meja makan, saya makan dengan lahapnya lalu jatuh tertidur sesudah itu. Kalo kamu gimana? 

Suami Anne: Malapetaka Steve. Ketika pulang, tidak ada makan malam, PLN memutuskan listrik rumah saya karena saya lupa membayarnya. Jadi saya ajak Anne makan diluar yang ternyata harganya mahal sekali sehingga uang saya tidak cukup untuk bayar taxi pulang. Kami pulang jalan kaki kurang lebih sejam. Ketika tiba di rumah karena tidak ada listrik, saya terpaksa harus menyalakan lilin di semua sudut rumah. Huh sungguh pengalaman yang buruk. 

Kejadian yang sama dikisahkan dua orang yang berbeda menghasilkan dua cerita berbeda. Tergantung bagaimana sudut pandang kita terhadap suatu masalah atau hal tersebut. 

Sudut pandang kita akan menentukan komunikasi kita. Komunikasi bisa positif dan bisa juga negatif, itu tergantung bagaimana kita memutuskan kemana sudut pandang kita akan membawa kita.