Kamis, 05 September 2013

Kera dan Ikan

Pada suatu masa hiduplah 2 makhluk bersahabat, seekor kera dan seekor ikan. Sang kera hidup di atas sebatang pohon yang tumbuh di pinggir sungai, tempat hidup si ikan. Mereka sering meluangkan waktu untuk ngobrol dan bertukar pikiran bersama-sama. Sungguh persahabatan yang indah. 

Hingga pada suatu saat, kera melihat sesuatu di kejauhan. Ya! Banjir bandang di hulu sungai dan siap segera menerjang ke tempat yang lebih rendah! Tempat tinggal kera dan ikan! 

Segera sang kera melompat ke bawah, memanggil sang ikan seraya bekata, “Hoi ikan!! Dimana kau?” “Aku di sini kera”, jawab sang ikan. “Cepat kemari… Banjir bandang melanda dari hulu sungai sana. Cepatlah kau ikut aku. Biar kuselamatkan kau. Akan kuamankan kau bersamaku di puncak dahan tertinggi pohon ini”. 

“Tapi kera…” Jawab sang ikan… “Sudahlah!! Tak ada waktu untuk berdebat! Yang penting kau aman,” tegas sang kera tanpa menunggu penjelasan ikan. 

Tak lama, banjir bandang mendera semua benda di permukaan rendah di seputar sungai satu jam lamanya. Sampai akhirnya banjir surut. Selama itu pula kera memeluk erat ikan sahabatnya. 

Setelah reda, sang kera melompat kembali ke bawah, hendak mengembalikan sang ikan ke sungai. “Hai ikan, bangun!” serunya. Tapi ikan tetap diam, "Ikan… Ikan… bangunlah! Banjir bandang sudah berlalu. “IKAN!!!… IKAN!!” Kera berseru keras. 

Tersadarlah ia bahwa… Ikan telah mati. Mati akibat pelukannya. Manalah ada ikan biasa yang bisa hidup di luar air? Tapi kera tak memberi kesempatan sang ikan menjelaskan. Dengan cara pandangnya sendiri, ia hendak menyelamatkan ikan. Namun bukannya selamat, malah sang ikan malah mati kekeringan. 

Seringkali dalam kehidupan ini kita gegabah menentukan sesuatu yang terbaik bagi orang lain. Apa yang menurut kita baik, belum tentu baik untuk orang lain. Mencoba menolong orang lain jika dilakukan dengan cara yang salah justru bisa menghancurkan orang yang kita tolong.