Selasa, 21 Januari 2014

Mempersiapkan Dana Pensiun

“Siapa yang menanam, dia-lah yang akan menuai.” Peribahasa ini nampaknya sesuai untuk menggambarkan bagaimana kualitas kehidupan pensiun setiap orang nantinya. Semakin dini Anda mempersiapkan dana pensiun, semakin siap Anda menghadapi masa pensiun. 

Jangan Tunggu Sampai Terlambat 

Masa pensiun merupakan fase perubahan yang besar dalam hidup Anda. Jika dulu Anda terbiasa disibukkan dengan berbagai aktivitas di kantor, maka sekarang Anda memiliki lebih banyak waktu luang dan tentu saja Anda tidak lagi mendapati rekening Anda terisi oleh sejumlah nominal gaji yang biasa Anda terima dari kantor. Bagi sebagian orang, terkadang kondisi seperti ini menjadi kurang menyenangkan karena jika ternyata uang pensiun yang Anda terima jauh berbeda dari gaji Anda, maka mau tidak mau Anda harus mengubah gaya hidup Anda secara drastis. Tentu Anda tidak ingin hal ini terjadi pada Anda, bukan? 

Rencanakan Sejak Dini 

Meskipun masa pensiun Anda masih lama, jangan ragu untuk mulai membuat perencanaan dana pensiun mulai dari sekarang. Langkah pertama yang harus Anda lakukan adalah menghitung besarnya kebutuhan selama masa pensiun Anda di masa depan. Anda pun bisa menentukan gaya hidup seperti apa yang Anda inginkan saat pensiun nanti. 

Langkah kedua adalah menentukan strategi yang tepat untuk mencapai target dana pensiun tersebut. Jika masa pensiun Anda masih lima tahun lagi atau lebih, sebaiknya tempatkan dana Anda di instrumen-instrumen investasi. Namun, jika masa pensiun Anda sudah di bawah lima tahun, jangan paksakan diri untuk melakukan investasi. Jika Anda mengikuti iuran pensiun di kantor Anda, masukkan juga nilainya ke dalam perhitungan dana pensiun Anda. 

Jangan ragu untuk membuat janji dengan perencana keuangan independen untuk berkonsultasi seputar perencanaan pensiun Anda.Semua orang pasti menginginkan kehidupan pensiun yang bahagia. Dengan mempersiapkan pensiun sejak dini, bukan tidak mungkin Anda memiliki kemandirian finansial di masa tua nanti sehingga tidak menjadi beban bagi keluarga Anda. Anda pun tak sekadar bisa membiayai kebutuhan pensiun, tetapi juga menjadi kakek-nenek yang bisa memanjakan cucu-cucu Anda. 


Ratih Nurmalasari

Baca selengkapnya...

Kamis, 16 Januari 2014

Ini 6 Poin untuk Jaga Stabilitas Perekonomian 2014

Berikut ini 6 poin penting yang menjadi fokus utama pemerintah untuk menjaga stabilitas pertumbuhan perekonomian nasional pada 2014. 

Keenam pon itu yaitu kualitas belanja negara, daya beli masyarakat, investasi, daya saing produk dalam negeri, pengelolaan impor, dan perdagangan dalam negeri. 

Hal itu dikemukakan Menko bidang Perekonomian Hatta Rajasa usai mengikuti rapat kabinet paripurna pertama pada 2014 bersama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Kantor Presiden, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (16/1/2014). 

Menurut Hatta, menjaga kualitas belanja negara sangat penting untuk menstimulasi pertumbuhan ekonomi. "Selalu harus ada ruang fiskal di 2014 ini untuk belanja modal," katanya. Dia menuturkan sebagian besar belanja modal adalah untuk keperluan infrastruktur. Pada 2014, ujarnya, terjadi kenaikan belanja modal sebesar 6,7% menjadi Rp206 triliun. "Perlu reformasi birokrasi untuk mengembalikan agar belanja yang lebih berkualitas ini jadi sangat penting," katanya. 

Hatta melanjutkan fokus kedua pemerintah yaitu menjaga daya beli masyarakat dengan mengendalikan laju inflasi. Pemerintah, lanjutnya, sudah bertekad untuk mengendalikan inflasi pada angka 4,5% plus minus 1%. 

Fokus ketiga, ujarnya, mendorong pertumbuhan investasi karena hal itu berkaitan dengan ketersediaan lapangan kerja. "Penting menjaga seluruh investasi yang ada di Tanah Air untuk tidak kolaps apalagi pindah karena suatu alasan," katanya. 

Fokus keempat, lanjut Hatta, peningkat daya saing, terutama untuk produk nonmigas yang diekspor ke luar negeri. Pemerintah, ujarnya, berkomitmen meningkatkan diversifikasi pasar tujuan ekspor dengan meningkatkan keberagaman dan kualitas produk. "Saudara tahu, kebijakan mineral dan batu bara kita cukup baik direspon pasar. Kita bertekad untuk tidak lagi mengekspor bahan mentah," ujar Hatta. 

Fokus kelima, lanjut Hatta, mengendalikan impor produk-produk yang berpotensi menurunkan daya saing produk domestik di pasar dalam negeri sambil memperluas pasar domestik. 

Adapun fokus keenam pemerintah yaitu memperkuat perdagangan dalam negeri karena sangat berpengaruh dalam menjaga kestabilan harga, kelancaran barang, dan menciptakan iklim usaha. "Dalam kaitan ini, maka sistem logistik nasional kita menjadi sangat penting," katanya. Dia menegaskan pemerintah telah berkomitmen untuk mempercepat seluruh hal-hal yang berkaitan dengan konektivitas seperti pelabuhan, bandara, dan moda transportasi, termasuk pembangunan double track, sejumlah ruas jalan tol, dan pembangkit listrik tambahan 49.000 mega watt. 

"Sehingga, walaupun kita perlu hati-hati karena faktor eksternal masih akan terasa, kami menghadapi 2014 dengan lebih optimis," ujarnya. 


Sumber : Bisnis Indonesia

Baca selengkapnya...

Selasa, 14 Januari 2014

Dunia Separuh Separuh...

Ya Chun pelajar di Tsung Lin University Fo Guang Shan tidak suka dengan dosen pembimbingnya. Dia selalu menolak instruksi dan nasehat gurunya itu. Suatu hari Master Hsing Yun, pimpinan universitas, memanggilnya. 

“Dengar-dengar kamu ada masalah dengan dosen pembimbingmu. Apakah yg membuatmu kurang puas terhadap beliau ?". 

Ya Chun tidak melewatkan kesempatan ini, setengah jam lamanya dia mengutarakan kejelekan dosennya. Master Hsing Yun mendengarkan dan tiada hentinya minta dibeberkan fakta kejelekan dosennya dan saran-sarannya. Setelah Ya Chun kehabisan ide tentang saran-saran perbaikan untuk sang dosen, akhirnya Master Hsing Yun berkata, “Kalau sudah selesai, sekarang ganti saya yang bicara, ya ?” Ya Chun manggut-manggut. 

Master Hsing Yun berkata, “Kamu ini adalah orang yang berkarakter membedakan hitam putih secara jelas, memandang perbuatan buruk layaknya musuh” Ya Chun mengangguk dan berkata dengan bangga, “Shifu, Anda benar. Saya memang orang seperti itu !” Master Hsing Yun melanjutkan, “Kamu tahu, dunia ini adalah dunia yang separuh separuh. Langit separuh, bumi separuh. lelaki separuh, perempuan separuh, bajik separuh, jahat separuh, jernih separuh, keruh separuh. Sangat disayangkan, apa yang kamu miliki adalah dunia yang tidak utuh”. 

Ya Chun tercengang sekian saat, lalu bertanya, “Kenapa Shifu mengatakan yang saya miliki adalah dunia yang tidak utuh ?". 

Master Hsing Yun menjawab, “Karena yg kamu cari adalah kesempurnaan, hanya bisa menerima sisi sempurna yg hanya separuh saja, tidak bisa menerima ketidak sempurnaan yg merupakan sisi separuhnya lagi. Oleh karena itu, yg kamu miliki adalah dunia yg tidak utuh, tidak akan pernah menjadi bulat utuh”.

Ya Chun seketika itu juga merasa limbung, tidak tahu harus bagaimana. Dia lalu bertanya, “Lantas, saya harus bagaimana ?”. 

Master Hsing Yun dengan welas asih menjawab, “Belajar toleran terhadap dunia yang tidak sempurna, maka kamu akan memiliki sebuah dunia yang utuh”.

Baca selengkapnya...

Sabtu, 04 Januari 2014

Sudut Pandang

Di sebuah kantor Anne dan Stella terlibat dalam pembicaraan berikut: 

Anne: Hi Stella, apa kabar? Kemarin merupakan malam yang sempurna bagi saya bagaimana dengan dikau sahabatku? 

Stella: Aduh Anne, semalam itu bencana. Suami saya telat pulang kerja, makan malam terburu-buru dan dua menit kemudian dia tertidur di depan TV. Bagaimana dengan kamu Anne? 

Anne: Wah kalo saya sih semalam mengalami pengalaman yang luar biasa. Suami saya pulang kerja lalu mengajak saya keluar untuk makan malam yang romantis. Setelah makan malam, kita berjalan selama sejam. Ketika pulang dia nyalakan lilin-lilin di sekeliling rumah. Sungguh seperti cerita di dongeng. 

Disaat yang bersamaan suami mereka juga terlibat dalam pembicaraan. 

Suami Anne: Hi Steve, apa kabar? Gimana keadaanmu semalam? 

Suami Stella: Luar biasa Andy. Kemarin malam setibanya saya di rumah, makan malam sudah tersedia di meja makan, saya makan dengan lahapnya lalu jatuh tertidur sesudah itu. Kalo kamu gimana? 

Suami Anne: Malapetaka Steve. Ketika pulang, tidak ada makan malam, PLN memutuskan listrik rumah saya karena saya lupa membayarnya. Jadi saya ajak Anne makan diluar yang ternyata harganya mahal sekali sehingga uang saya tidak cukup untuk bayar taxi pulang. Kami pulang jalan kaki kurang lebih sejam. Ketika tiba di rumah karena tidak ada listrik, saya terpaksa harus menyalakan lilin di semua sudut rumah. Huh sungguh pengalaman yang buruk. 

Kejadian yang sama dikisahkan dua orang yang berbeda menghasilkan dua cerita berbeda. Tergantung bagaimana sudut pandang kita terhadap suatu masalah atau hal tersebut. 

Sudut pandang kita akan menentukan komunikasi kita. Komunikasi bisa positif dan bisa juga negatif, itu tergantung bagaimana kita memutuskan kemana sudut pandang kita akan membawa kita.

Baca selengkapnya...