Kamis, 05 Februari 2009

Berbagi Senyum

Senyum. Sebuah kata yang kini terasa amat mahal di kancah kehidupan Jakarta! Saya terkesan dengan salah satu ajakan yang pernah diluncurkan sebuah perusahaan milik negara melalui iklan televisi: “Sudahkah Anda Senyum Hari Ini?” Iklan layanan masyarakat yang menampilkan soft power perusahaan tersebut ditutup dengan ungkapan bijak “Senyum Mengawali Perubahan”.

Seorang pemimpin puncak sebuah bank swasta yang dibebani tugas memasyarakatkan senyum di kalangan karyawan, khususnya teller, resepsionis dan petugas keamanan, sempat heran: “Tersenyum kok sukar banget!”

Untuk menebar dan berbagi senyum, yang diperlukan hanyalah niat dan tekad nan tulus. Makna dan nilai kemaslahatannya sudah teruji. Baik dari segi kesehatan jasmani -- urat dan otot sekitar wajah langsung terenggangkan -- maupun dari aspek insani. Senyum menyejukkan hati bagi pemberi dan penerimanya, serta membuka titik awal komunikasi dua arah yang menyejukkan, bahkan mencerahkan. Senyum juga berpotensi menemukan solusi untuk menyelesaikan masalah pribadi. Smile is inspiring.

Pokoknya, senyum itu membahagiakan kita dan sesama. Bunda Teresa berpetuah, “Smile at each other, smile at your wife, smile at your husband, smile at your children -- it does not matter who it is -- and that will help you to grow up in greater love for each other.” Senyum hendaknya tulus -- demi kebahagiaan orang lain -- dan jujur, tanpa rasa terpaksa, agar melahirkan rasa damai dan nyaman. Alangkah indahnya hidup ini bila dengan berbagi senyum kita akan “... grow up in greater love for each other”.


#######


Indah nian hidup bila setiap orang rela berbagi senyum. Dengan senyum, kita akan makin dewasa merawat cinta kasih dalam diri pribadi untuk kemudian saling bebagi dengan sesama. Jack Canfield & Mark Victor Hansen dalam Chicken Soup for the Soul menulis: “Spread love everywhere you go: first of all in your own house. Give love to your children, to your wife or husband, to a next door neighbor ... Let no one ever come to you without leaving better and happier. Be the living expression of God's kindness; kindness in your face, kindness in your eyes, kindness in your smile, kindness in your warm greeting.” Dengan membagi kasih sayang kepada sesama, hidup terasa indah.

Yes, life is beautiful. Robert Benigni, sutradara dan aktor film La Vita `e Bella (Life is Beatiful) bertutur, “Just open your eyes. And see that life is beautiful.” Tataplah dunia ini dengan hati, Pak Truno menguatkan. Mengutip Ronggowarsito ia menatap hidup masa kini: “Kali ilang kedunge. Pasar ilang kumandange. Wong lanang-wadon ilang wirang.” Sungai hilang kedalamannya. Pasar hilang riuh rendahnya. Kaum lelaki dan perempuan tidak lagi menghiraukan martabatnya.

Olah batin memperkaya wawasan akan makna hidup. Senyum dan cinta kasih memaknainya. Sisi lain yang memberi warna hidup adalah tertawa. Menurut Sean O'Casey, “Laughter is wine for the soul. Once we can laugh, we can live. It is the hilarious declaration made by man that life is worth-living.” Tertawa itu bak anggur bagi sang jiwa. Bila senyum, cinta kasih dan tawa terpadu dalam niat untuk saling berbagi dengan sesama. Hidup ini, Saudara, memang sungguh indah dan nyaman.***


Oleh : HB. Supiyo