Jumat, 25 Januari 2013

Pelajaran Dari Jurang Fiskal AS

Satu dari banyak hal yang saya pelajari dari Milton Friedman adalah biaya sebenarnya dari pemerintah adalah pengeluaran, bukan pajaknya. Dengan kata lain, pengeluaran dibiayai baik oleh pajak saat ini atau melalui pinjaman, dan jumlah pinjaman membebani pajak masa depan, yang memiliki dampak yang hampir sama pada kinerja ekonomi dengan pajak saat ini. Kita bisa menerapkan penalaran ini untuk defisit fiskal yang tidak berkelanjutan di Amerika Serikat. Pandangan konvensionalnya adalah bahwa pendekatan yang wajar dan seimbang diperlukan oleh tiap pilihan. Namun, sebagaimana Friedman akan berpendapat, dua metode tersebut harus dikelompokkan sebagai kubu yang saling berlawanan. Sedikit pengeluaran berarti pemerintah akan lebih kecil. Banyak pajak berarti pemerintah akan menjadi lebih besar. Oleh karena itu, orang-orang yang mendukung pemerintahan yang lebih kecil (misalnya, beberapa anggota Partai Republik) ingin defisit ditutup seluruhnya dengan memotong pengeluaran, sedangkan mereka yang mendukung pemerintah yang lebih besar (misalnya, Presiden Barack Obama dan sebagian besar anggota Partai Demokrat) akan ingin defisit ditutup seluruhnya dengan menaikkan pajak. Menurut penelitian atas stabilisasi fiskal yang dilakukan ahli ekonomi Alberto Alesina di negara-negara anggota Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD), memangkas defisit fiskal dengan cara mengurangi belanja cenderung jauh lebih baik bagi perekonomian daripada menguranginya melalui kenaikan pajak. Ini artinya penyesuaian belanja lebih baik karena itu artinya negara menjanjikan pemerintahan yang lebih kecil yang tentu saja mendorong pertumbuhan ekonomi. Bagi beberapa negara, menaikkan pajak tentu akan menjadi masalah tersendiri. Contohnya, kita bisa memilih berapa banyak yang bisa dikumpulkan melalui pajak penghasilan, pajak gaji, pajak konsumsi (seperti penjualan atau pajak pertambahan nilai), dan sebagainya. Kita juga bisa memilih berapa banyak peningkatan pendapatan saat ini, bukan di masa depan (dengan membuat variasi defisit fiskal). Sebuah prinsip umum untuk sistem pajak yang efisien adalah mengumpulkan jumlah tertentu dari pendapatan (sesuai dengan belanja jangka panjang pemerintah) dengan cara yang memicu distorsi sesedikit mungkin kepada perekonomian. Biasanya, prinsip ini berarti bahwa pengenaan tarif pajak marjinal harus serupa pada berbagai tingkat pendapatan tenaga kerja, untuk berbagai jenis konsumsi, serta untuk pengeluaran untuk hari ini versus besok, dan seterusnya. Dari sudut pandang ini, satu kelemahan dari sistem individual pajak penghasilan AS adalah bahwa tarif pajak marginal yang tinggi di bagian bawah (karena pengujian sarana program kesejahteraan) dan bagian atas (karena struktur berkelas). Oleh karena itu, pemerintah telah bergerak ke arah yang salah sejak 2009, secara signifikan menaikkan tarif pajak marjinal di bagian bawah (dengan secara dramatis meningkatkan program transfer) dan, baru-baru ini, di bagian atas (dengan menaikkan tarif pajak bagi orang kaya). Salah satu metode efisien dalam peningkatan pajak di AS adalah melalui pajak pendapatan di mana suku bunga marjinal pajak mendekati suku bunga rerata (karena tidak adanya pemotongan dan hanya ada sedikit pengurangan pada struktur). Oleh karena itu memotong nilai pajak pendapatan pada 2011-2012 dan membuat tingkat pajak berdasarkan penghasilan (untuk sisi perawatan kesehatan) adalah sebuah kesalahan dari sudut pandang efisiensi pajak. Para Republikan seharusnya mempertimbangkan ide ini ketika mengevaluasi pajak dan pengeluaran tahun 2013. Melalui "jurang fiskal" akan banyak memotong belanja pemerintah, walaupun komposisi pemotongannya- apa-apa dari hak dan terlalu banyak dari pertahanan- dinilai tidak menarik. Peningkatan pendapatan adalah, setidaknya, terjadi di seluruh level, daripada kenaikan tak seimbang di tarif pajak marjinal di bagian atas yang diberlakukan. Namun bagian yang paling penting untuk menghindari jurang fiskal adalah pemulihan pajak gaji yang efisien. Saya memperkirakan kenaikan 2 persen poin atas jumlah yang dikumpulkan dari karyawan sama dengan sekitar US$1,4 triliun pada pendapatan lebih dari sepuluh tahun. Peningkatan pendapatan yang signifikan itu tidak tercatat pada laporan-laporan standar, karena fasilitas keringanan pajak penghasilan pada 2011-2012 dinilai sebagai sesuatu yang sementara. Beberapa pemodel makroekonomi, termasuk Kantor Anggaran Kongres, memperkirakan bahwa melalui jurang fiskal akan memicu resesi. Namun hasil tersebut muncul melalui model ekonomi Keynesian yang selalu memperkirakan pertumbuhan PDB seiring dengan perkembangan pemerintah. Sayangnya, model ini mengindahkan pengaruh negatif dan ketidakpastian atas bagaimana masalah fiskal dapat terurai. Bukanlah hal yang mengejutkan bila AS kembali terhantam resesi namun kini bisa ditambah dengan berbagai kebijakan pemerintah yang buruk serta kepentingan-kepentingan lain, bukan untuk memotong ukuran pemerintah. Bukanlah hal yang bijaksana untuk memotong belanja negara demi mengurangi risiko resesi. Apabila ide pemerintahan yang lebih sesuai untuk jangka panjang (seperti apa yang saya yakini), hal itu pun bisa berlaku untuk jangka pendek. Robert J. Barro, Guru Besar Ekonomi Harvard University