Sabtu, 25 April 2009

Kemarahan

Marah bukanlah respon yang cerdas. Orang bijak selalu bahagia dan orang yang bahagia tak akan marah, marah terutamanya adalah tidak masuk akal.

Suatu Hari mobil kami berhenti di lampu merah di samping ada sebuah mobil lainnya. Saya memperhatiakan pengemudi mobil itu mamaki-maki lampu merah: " Kamu lampu brengsek!Kamu tahu aku ada janji penting! Kamu tahu sudah terlambat dan Kamu membiarkan mobil di depan ku lewat. Dasar babi!.

Dia menyalahkan lampu merah, seolah-olah si lampu merah punya banyak pilihan. dia pikir si lampu merah memang sengaja menyakitinya: "Aha!! ini dia datang. aku tahu dia terlambat. aku akan membiarkan mobil lain lewat dulu. lalu… MERAH!! Berhenti!! kena dia!! Si lampu merah mungkin tampak jahat, tetapi mereka hanyalah lampu merah, itu aja. apa sih yang anda harapakan dari sebuah lampu merah?

Dan saya bisa membayangkan orang itu terlambat pulang dan istrinya memakinya, "Kamu suami brengsek! Kamu tahu kita ada janji penting. Kamu tahu tidak boleh terlambat dan Kamu malah mendahulukan urusanmu ketimbang aku. Dasar babi! Ini juga bukan yg pertama kali … si istri menyalahkan suaminya. Seolah-olah si suami punya banyak pilihan. Dia pikir suaminya memang sengaja menyakitinya. "Aha! aku ada janji penting sama istriku. Aku akan terlambat! Kena dia! parah suami mungkin tampak jahat. tapi mereka hanyalah para suami, itu aja! Apa sih yang anda harapkan dari para suami?

Konsekuensi lain dari kemarahan yang harus kita camkan dalam pikiran yaitu bahwasannya kemarahan menghancurkan hubungan dan memisahkan kita dari teman-teman kita. Mengapa setelah melewatkan tahun-tahun penuh kebahagian bersama seorang kawan, namun ketika suatu kali dia melakukan suatu kesalahan yang sangat menyakiti hati, kita menjadi begitu marahnya sampai-sampai menyudahi hubungan kita untuk selama-lamanya? Seluruh momen indah yang kita lewatkan bersama (998 bata bagus) di anggap ngak pernah ada. Kita hanya melihat satu kesalahan mengerikan (2 bata jelek) dan menghancurkan segalanya. Rasanya itu kok tidak adil. JIKA MEMANG INGIN KESEPIAN, PUPUK SAJA KEMARAHAN.


Ajhan Bram