Jumat, 17 Juli 2009

Musim Kemarau Tiba, Waspadai Serangan ISPA!

Memasuki musim kemarau sejumlah penyakit pernapasan siap menyerang siapa saja. Satu penyakit yang berpotensi besar adalah infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Mewaspadai datangnya serangan ISPA akan lebih baik sebelum semuanya terlambat.

Lingkungan alam sudah berubah, dan datangnya musim pancaroba sulit ditebak. Perubahan cuaca secara ekstrem tidak pelak lagi memunculkan dampak negatif terhadap kesehatan manusia, termasuk kita yang tinggal di negara tropis.

Perubahan cuaca pula yang tiba-tiba membuat daya tahan tubuh menurun sehingga rentan terhadap penyakit. “Pada prinsipnya, sakit itu karena daya tubuh yang melemah. Perubahan cuaca dengan tiba-tiba, mengakibatkan suhu tubuh pun berubah drastis,” ujar dr Ari Fahrial Syam, ahli penyakit dalam FKUI-RS Cipto Mangunkusumo di Jakarta, baru-baru ini.

Penyakit bawaan musim pancaroba dapat menyerang siapa saja. Biasanya, penyakit itu menjangkiti mereka yang memiliki daya tahan tubuh rendah, mobilitas tinggi, dan anak-anak. Kemunculan penyakit tersebut semakin meningkat pada awal perubahan musim, karena banyaknya kotoran yang menjadi vektor bagi bakteri dan virus penyebab penyakit, juga tidak lepas dari pola makan. Datangnya musim panas atau kemarau dengan suhu panas ekstrem mencapai 34-35 derajat celcius, cukup mudah bagi ISPA menyerang manusia.

Fahrial menjelaskan, penyakit dapat timbul karena adanya bakteri atau virus yang mencemari makanan atau minuman. “Pancaroba membuat lingkungan tidak bersih. Pada musim panas banyak debu, tiba-tiba turun hujan dan mengakibatkan debu tersebut langsung naik, lalu kemudian panas lagi dan banyak debu lagi,” kata dia.

Kondisi lingkungan pada musim pancaroba memungkinkan adanya peningkatan jumlah bibit penyakit dan tingkat penularan virus. Penyakit yang berpotensial muncul pada perubahan iklim seperti ini biasanya penyakit infeksi saluran pernafasan atau ISPA.

Menurut data RSCM, kini penyakit yang kerap ditemui adalah diare, ispa, dan demam berdarah. Mereka yang terinfeksi penyakit tersebut digolongkan dalam tiga kategori yakni mereka yang tergolong jompo atau berusia di atas 70 tahun, anak kecil, dan mereka yang memiliki penyakit kronis.

Gejala awal gangguan saluran pernapasan biasanya berupa batuk, bronkhitis, pilek atau influenza disertai bersin-bersin dan peningkatan suhu tubuh atau demam. Demam itu sendiri, bukan merupakan penyakit tersendiri, melainkan gejala dari penyakit lain misalnya influenza.

Prof DR dr Samsuridjal Djauzi SpPD KAT, ketua Satgas Imunisasi Dewasa dari Pengurus Besar Himpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PB PAPDI), menambahkan, khusus untuk influenza dapat diatasi dengan pemberian vaksin atau imunisasi terlebih dahulu menjelang perubahan musim. Tujuannya, masyarakat dapat terhindar dari kemungkinan serangan influenza.

Vaksin atau imunisasi dapat diberikan baik kepada orang dewasa juga anak-anak. “Vaksin untuk antisipasi serangan penyakit sebaiknya diberikan untuk orang dewasa juga anak-anak, setahun sekali atau setahun dua kali,” ujar Samsuridjal.

Umumnya demam ditandai dengan suhu tubuh di atas 37 derajat celcius. Pada influenza biasanya terjadi peningkatan suhu tubuh sekitar 38-40°C, selain itu kepala terasa sakit, juga otot-otot dan sendi-sendi, terasa lelah, kurang nafsu makan, suara parau, batuk yang tidak produktif, sakit tenggorokan dengan langit-langit di hulu tampak memerah, radang mata, keluar ingus, dan kongesti hidung. Panas tubuh biasanya lebih tinggi pada anak-anak dibandingkan pada orang dewasa.

Gejala-gejala tersebut berangsur-angsur berkurang dan biasanya akan hilang sesudah 3-5 hari, namun batuk dan rasa lemah serta keletihan tetap. Gejala awal penyakit saluran napas, yaitu batuk ditandai dengan bersin-bersin, sesak napas, dan demam ringan sampai sedang. Untuk penyakit bronchitis, kerap terjadi pada udara yang lembab dan berhawa dingin. Bronkhitis di antaranya disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus, dimulai saat bakteri atau virus mengiritasi bronkhus sampai akhirnya terjadi pembengkakan.

Musim pancaroba juga kerap menimbulkan gangguan pencernaan berupa diare yang ditandai dengan keluarnya buang air besar yang sangat encer seperti air, dan berlangsung terus menerus. Penyakit itu sebenarnya dapat digolongkan penyakit ringan. Namun, apabila terjadi secara tiba-tiba dan kurang mendapat perawatan dapat berakibat fatal, terutama jika diare tersebut terjadi pada anak balita.

Sementara itu, penyakit yang berpotensi menyerang manusia juga terjadi akibat perubahan iklim secara global. Maka itu, dampak perubahan iklim tak lagi berhenti pada habibat alam seperti hewan dan tumbuh-tumbuhan. Kini sudah merambah kehidupan manusia, terutama terkait dengan serangan penyakit.

Dalam 10 tahun terakhir, sebanyak 1,5 juta orang di seluruh dunia meninggal akibat penyakit yang ditimbulkan dari perubahan iklim. Penyakit yang umumnya menyerang itu adalah malaria, demam berdarah, dan influenza, serta penyakit turunan lainnya, seperti serangan jantung dan stroke.

Sumber: PdPersi

Baca selengkapnya...

China's Growth Gives Hope To The World

China's GDP grows at 7.9% annual rate in second quarter, near the full-year target and above analysts' expectations.

China looks set to hit its full-year growth target of 8% after a surprisingly strong second quarter notable for a surge in investment driven by powerful fiscal and monetary stimulus.

Annual gross domestic product growth accelerated in the second quarter to 7.9% from 6.1% in the first quarter, making China the best-performing major economy and reinforcing hopes that the world economy is pulling out of its deepest recession in 80 years.

Economists had forecast 7.5% growth, and several promptly responded to Thursday's figures by raising their projections for this year and next.

"We see clear upside risks to our current GDP growth forecast of 8.3% for 2009," said Yu Song and Helen Qiao at Goldman Sachs. They said the second quarter's 7.9% growth translated into a 16.5% pace compared with the first quarter when expressed as a seasonally adjusted annualized rate.

A string of accompanying data for June from the National Bureau of Statistics depicted an economy successfully making up for a slump in exports through domestic demand, especially capital spending, generated by a 4 trillion yuan ($585 billion) pump-priming package and record bank lending.

"It's very encouraging: the 8% growth target is in sight," said Daniel Soh, an economist at Forecast in Singapore.

"It's by now clear that the fiscal stimulus package has offset the contraction in export activity."

Tokyo shares hit a one-week high and shares elsewhere in Asia powered to their highest level in a month as the Chinese data buoyed hopes for a global recovery.

Investment surges: Factory output growth quickened to 10.7% in the year to date as of June, beating forecasts, from May's 8.9% reading, while investment in fixed assets in urban areas grew 33.6% in the first half, up from 32.9% in the first five months.

"Investment growth will accelerate in the third quarter and become even faster in the last quarter of this year," said Hao Daming, a senior economist at Galaxy Securities in Beijing.

"The recovery is confirmed. The bottom was the fourth quarter last year," he said.

Li Xiaochao, a spokesman for the statistics office, said the data had laid a foundation for hitting the 2009 growth target, the minimum deemed necessary to hold down unemployment.

"Our economy is continuing to turn for the better, and there are more and more positive factors," Li told a news conference.

"We see more people shopping and prices beginning to rise. The economy is recovering and the recovery is intensifying. All the government's policies have worked together to help us overcome the financial crisis," he said.

Li singled out strength in China's car and property markets.

Retail sales, a proxy for consumption, rose 15% in June from a year earlier after May's 15.2% increase.

But, in a signal that the government is not ready to wind back its pump-priming, Li said the recovery was not yet on a solid footing and the economy was growing below potential.

He said prices were still falling, overall demand was weak, some industries faced overcapacity; and the industry use rate was low.

"The recovery is not fully balanced, so there are some regions that have not done as well as others," Li said.

The lopsided nature of the economy was evident in a breakdown of the first-half GDP growth rate of 7.1%.

Investment accounted for a whopping 6.2 percentage points of overall growth, showing the emphasis on building roads, railways and other infrastructure in the government's stimulus package.

Consumption contributed a positive 3.8 percentage points to GDP, but net exports subtracted 2.9 points -- a reflection of the slump in demand for Chinese goods triggered by the global crisis.

Central bank vigilant: A few months ago, in the depths of the global recession, the strong growth reported on Thursday appeared fanciful to many.

Now, the central bank, nervous about the record pace of bank lending, has begun to tap gently on the monetary brakes, selling more of its paper to absorb excess cash in the banking system and nudging up money market rates.

Economists believe the political imperative of securing a copper-bottomed recovery is so great that the central bank will not run the risk of aggressively tightening policy any time soon.

Still, economists expect more "fine-tuning" of money market rates as well as sterner guidance to banks not to lend so much. Some are even talking about when interest rates might have to rise.

Tim Condon, head of Asia research at ING in Singapore, who raised his 2009 growth forecast to 8.3% from 7.5%, said he thought borrowing costs could now rise as soon as the first quarter of next year.

"The consensus is probably later than that," Condon said. "The consensus is that China can keep this very loose policy for a very long time."


~ Reuters ~

Baca selengkapnya...

Teknik Pernapasan Tepat dan Benar!

Mungkin selama ini Anda tidak sadar, bahwa dengan cara pengendalian yang baik dan tepat, Anda dapat menggunakan pernapasan sebagai cara yang paling jitu untuk melepas stress dan bahkan menyegarkan kembali pikiran Anda!

Ada tiga macam cara pernapasan yang tepat dan dapat Anda latih dengan baik yang akan langsung menghancurkan stress Anda, bahkan dapat mendorong semangat dan membuat Anda lebih rileks.

1. Napas Stimulasi (disebut juga Napas Kipas Perapian)

Napas ini diadaptasi dari teknik pernapasan para praktisi Yoga, dengan tujuan meningkatkan energi vital dan membuat Anda semakin peka dan tanggap terhadap sekitar Anda.

a. Tarik dan buang napas secepat mungkin melalui hidung Anda, tutup mulut Anda, tapi pertahankan tetap rileks. Tarikan dan buangan napas Anda singkat saja, dan usahakan dilakukan dalam durasi yang sama. Pendek-pendek saja dan sesingkat mungkin!

b. Dalam satu detik, usahakan lakukan tiga kali tarikan dan buangan napas. Cara ini akan membuat otot diafragma (bagian atas perut) akan bergerak, dengan gerakan seperti kipas perapian. Setelah satu siklus tiga kali napas dan tiga kali buang, bernapaslah seperti biasa.

c. Pada percobaan pertama, jangan paksakan diri Anda lebih dari 15 detik, dan setiap Anda berlatih, coba perpanjang waktu latihan Anda sebanyak 5 detik sampai akhirnya Anda dapat melakukan pernapasan ini selama satu menit penuh.

Jika Anda melakukan dengan benar, maka Anda akan merasa segar, dan Anda akan lebih awas terhadap sekitar Anda. Anda akan merasakan sedikit ketegangan otot di belakang leher, diafragma, dada dan perut Anda. Coba lakukan pernapasan ini setiap kali Anda merasa butuh dorongan semangat di manapun Anda berada!

2. Napas 4-7-8 (disebut juga Napas Relaksasi)

Latihan sederhana yang tidak membutuhkan usaha besar. Anda dapat berada dalam posisi apapun, duduk, telentang, bersila, atau apapun, tapi selama Anda belajar, coba duduk dengan punggung tegak. Letakkan ujung lidah di langit-langit mulut, dan pertahankan lidah Anda berada di titik tersebut selama latihan. Anda akan berlatih untuk bernapas melalui mulut Anda dan sekitar lidah, jika Anda merasa tampak aneh, maka coba buat posisi mulut Anda sedikit cemberut pada saat berlatih

a. Buang napas sepenuhnya dari mulut, jangan malu untuk bersuara
b. Tutup mulut dan tarik napas tanpa suara dari hidung dan hitung dalam hati sampai empat
c. Tahan napas dan hitung sampai tujuh.
d. Buang napas sepenuhnya dari mulut, jangan malu untuk bersuara dan hitung sampai delapan.
e. Ini adalah satu siklus napas, dan ulangi a sampai d tiga kali lagi, jadi Anda melakukan total empat kali siklus napas.

Perhatikan, bahwa tarikan napas adalah perlahan-lahan melalui hidung dan hembusan napas keluar selalu bersuara dari mulut. Ingat juga bahwa ujung lidah Anda tidak boleh turun dari langit-langit. Anda bisa menghabiskan waktu yang berbeda untuk satu siklus, tapi rasio 4:7:8 harus tetap dipertahankan. Usahakan semakin lama waktu dalam satu siklus yang ada semakin panjang.

Latihan ini adalah latihan alami penenang bagi sistem saraf. Berbeda dengan obat yang biasanya makin lemah seiring dengan waktu, pernapasan ini akan makin lama makin kuat, asal sering Anda pergunakan dan Anda latih. Latih setidaknya dua kali dalam sehari. Selama sebulan pertama, lakukan maksimal 4 siklus, lakukan perlahan-lahan sampai pada delapan siklus. Awalnya mungkin Anda akan terasa pusing, tapi makin lama pusing ini akan segera hilang.

3. Hitung Napas

Jika Anda merasa kewalahan akibat tugas atau pekerjaan, coba lakukan hitung napas ini, teknis sederhana yang sangat efektif dan sering dilakukan oleh praktisi Zen.

Duduklah dalam posisi yang rileks, dengan tulang punggung tegak dan kepala agak ke depan. Tutup mata dengan lembut dan tarik napas dalam-dalam. Tarik dan buang napas secara alami dan ikuti saja ritme tubuh. Biasanya ritme napas ini akan jadi tenang dan lamban, tapi ritme dan dalamnya pernapasan biasanya berbeda dari satu saat ke saat berikutnya.

a. Hitung 'Satu' pada saat membuang napas
b. hitung 'dua' dan seterusnya setiap kali membuang napas, sampai ke 'lima'
c. Hitung kembali 'satu' pada saat Anda membuang napas

Jangan pernah lebih tinggi dari lima hitungan. Ingat, begitu Anda kehilangan konsentrasi, Anda bisa dengan mudah berada di angka delapan, atau bahkan duabelas atau malah dua puluh. Sekali lagi yang Anda hitung adalah buangan napas Anda. Coba lakukan latihan ini selama 10 menit sebagai sarana meditasi. Anda akan kembali merasa segar kembali!

Selamat menikmati napas ajaib Anda!


Dikutip dari KapanLagi.com

Baca selengkapnya...

Endeavour Akhirnya Lepas Landas

Pesawat ulang-alik Endeavour lepas-landas dari tempat peluncurannya Kamis (16/7). Peluncuran itu mengakhiri satu bulan penundaan misi yang dimaksudkan untuk menyelesaikan pembuatan laboratorium penelitian Jepang, Kibo.

Pada upaya peluncuran keenam, pesawat ulang-alik ke-127 NASA memulai misi pada pukul 18:30 waktu setempat (Kamis, 05:03 WIB). Roket pendorong ganda berbahan bakar padat itu mengirim pesawat antariksa dengan bobot 2,04 juta kilogram tersebut ke langit berkabut Florida.

"Cuaca akhirnya bekerja sama, jadi sekarang lah waktunya untuk terbang," kata Direktur Peluncuran Pete Nickolenko melalui radio kepada awak Endeavour tak lama sebelum pesawat itu lepas-landas.

Pesawat ulang-alik tersebut, yang membuat pilar asao dan semburan api, membubung ke atas Samudra Atlantik dalam perjalanan ke stasiun antariksa pada ketinggian 354 kilometer di atas Bumi.

Dua upaya peluncuran bulan Juni dibatalkan akibat kebocoran bahan bakar hidrogen. Upaya ketiga Sabtu (11/7) berakhir, ketika NASA memerintahkan pemeriksaan sistem elektrik pesawat ulang-alik tersebut, menyusul serangkaian sambaran petir, dan Ahad (12/7) serta Senin (13/7) lagi-lagi upaya peluncuran dibatalkan akibat cuaca buruk.

NASA berusaha menyelesaikan pembangunan pos terdepan dengan biaya 100 miliar dolar AS, proyek 16 negara, paling lambat 30 September 2010. NASA berniat memensiunkan armada ulang-aliknya itu dan mengembangan pesawat pengganti yang dapat menjelajah ke bulan serta tujuan lain yang lebih jauh dari bumi.

Endeavour membawa satu peron buatan Jepang yang akan dipasang di bagian luar laboratorium Kibo, yang bernilai 2,4 miliar dolar AS.

Percobaan pada peron tersebut dapat dipasang dan diambil dari jarak jauh dengan menggunakan lengan robot, sehingga menghilangkan perlunya bagi jalan di antariksa, yang memakan waktu dan berisiko. Dua bagian pertama Kibo dipasang di stasiun tersebut pada 2008.


Sumber : inilah.com

Baca selengkapnya...

Kamis, 16 Juli 2009

When Is Debt Good?

Many companies tend to carry more debt than equity, but Google is different. Today, Google has no debt. But is that good or bad?

Just recently I (Joe) was facilitating a session with employees from a small business that had been acquired by a larger public company. The small business did not have any debt prior to the merger. During the balance sheet discussion, the previous owner of the small business asked, "Why do we have debt in this new company? I hate debt."

Most of us don't care for debt. We hear about the crushing effect of consumer debt on our economy. So why is debt for a business a good thing?

There are two reasons why a company should use debt to finance a large portion of its business.

First, the government encourages businesses to use debt by allowing them to deduct the interest on the debt from corporate income taxes. With the corporate tax rate at 35% (one of the highest in the world) that deduction is quite enticing. It is not uncommon for a company's cost of debt to be below five percent after considering the tax break associated with interest.

Second, debt is a much cheaper form of financing than equity. It starts with the fact that equity is riskier than debt. Because a company typically has no legal obligation to pay dividends to common shareholders, those shareholders want a certain rate of return. Debt is much less risky for the investor because the firm is legally obligated to pay it. In addition, shareholders (those that provided the equity funding) are the first to lose their investments when a firm goes bankrupt. Finally, much of the return on equity is tied up in stock appreciation, which requires a company to grow revenue, profit and cash flow. An investor typically wants at least a 10% return due to these risks, while debt can usually be found at a lower rate.

These facts make debt a bargain.

It would not be rational for a public company to be funded only by equity. It's too inefficient. Debt is a lower cost source of funds and allows a higher return to the equity investors by leveraging their money.
So why not finance a business entirely with debt? Because all debt, or even 90% debt, would be too risky to those providing the financing. A business needs to balance the use of debt and equity to keep the average cost of capital at its minimum. We call that the weighed average cost of capital or WACC.
Back to Google. It's a nearly $22 billion company with no debt, which is inefficient. The problem for Google is that their cash flow and profit are so strong that they can finance the business with retained earnings. But I predict that as Google matures and growth slows, debt will become an important source of funding.


By Karen Berman and Joe Knight

Baca selengkapnya...

Tony Chen of Microsoft Indonesia Resigns

Tony demonstrated an amazing leadership during his seven-year career with Microsoft.

Tony Chen today announced his resignation from the office of Microsoft Indonesia President Director as he wanted to pursue take a new challenge.

"This is a really hard decision. Microsoft is a company of great values of which employees have great spirit. During my seven years of working with Microsoft, I really loved my life," he said on a press release on Thursday, July 16.

Tony Chen started to work in Microsoft Indonesia in 2002. Since then, he did not only focus on the business development, but also helped Microsoft achieve its position as one of the strongest partners of the Indonesian government.

"Tony demonstrated an amazing leadership during his seven-year career with Microsoft," said Microsoft Asia Pacific President Emilio Umeoka.

Microsoft Indonesia, he said, has experienced significant business momentum in the past few years. "We are trying to continue gain success. We are very optimistic of the perpetual growth of Indonesia and we are committed to improve our role as the government's trusted partner in making possible Indonesia's vision of creative economy," he said.

During Tony Chen's leadership, Microsoft Indonesia had obtained various achievements. One of them included computer training for two million farmer.

By : Bonardo Maulana Wahono

Baca selengkapnya...

Blogger Tak Perlu Takut UU ITE

Sejak mencuatnya kasus Prita Mulyasari, UU ITE seolah menghantui para blogger agar tak sembarangan menulis. Lalu, bagaimana dengan esensi blog sebagai media yang mengusung kebebasan berekspresi?.

“Perlu ditegaskan bahwa UU No 11/2008 itu mengatur informasi dan transaksi elektronik (ITE). Tiba-tiba menjadi ramai karena kasus Prita, padahal hanya menyangkut satu pasal,” tutur Dirjen Aplikasi Telematika Depkominfo, Cahyana Ahmadjayadi saat memberikan keterangan pers di Gedung Depkominfo, Jakarta, Selasa (14/7).

"UU ITE itu kan untuk melindungi kita dari penipuan saat melakukan transaksi elektronik. Misalnya tanda terima dari ATM yang hanya secarik kertas kecil, tanpa ada tanda tangan atau materei, tapi aman untuk kita percayai. Jadi blogger tak perlu khawatir dengan UU itu," lanjutnya.

Cahyana pun memahami kekhawatiran kasus yang sempat membuat lonjakan tertinggi pada page views itu. Tapi dengan jumlah blogger yang mencapai satu juta dari 25 juta pengguna internet, komunitas blogger harus memiliki hak.

“Blogger harus memilik hak sesuai dengan aktivitas yang mereka lakukan sebagai kelompok pengguna internet. Dengan demikian, blogger tak bisa dituntut sembarangan dan tak ada campur tangan dari pihak lain,” lanjut Cahyana.

Perkembangan blogging di Tanah Air sendiri ditandai dengan semakin ramainya ajang tahunan Pesta Blogger. Ajang ini pertama digelar pada 27 Oktober 2007 yang kemudian diresmikan oleh Menkominfo M Nuh. Tahun ini, Pesta Blogger kembali digelar dan diperkirakan bakal menyedot lebih dari 1.500 blogger.

Vina Ramitha

Baca selengkapnya...

Ditemukan, Rahasia Awet Muda

Ilmuwan telah menemukan obat anti penuaan yang bisa berfungsi pada tikus. Penemuan itu bisa membuka jalan untuk membuat obat yang bisa dikonsumsi manusia.

Rapamycin, obat untuk mencegah penolakan transplantasi organ tubuh diketahui bisa memperpanjang hidup tikus hingga 38%. Hal itu kemungkinan juga bisa menghambat proses penuaan pada manusia.

Rapamycin merupakan produk bakteri yang ditemukan di Easter Island. Awalnya dikembangkan untuk obat anti jamur yang belakangan diketahui penekan kekebalan yang mencegah penolakan transplantansi organ.

Kini bahan itu diketahui menghambat proses penuaan pada tikus, pertama kalinya diketahui memiliki efek pada mamalia. Tim yang terdiri dari 14 peneliti dari tiga institusi dipimpin David Harrison dari Jackson Laboratory di Maine, melaporkan pemberian rapamycin pada tikus mampu menambah daur hidup tikus yang biasanya mencapai 600 hari. Hasil itu dipublikasikan di journal Nature.

Namun pakar penuaan Matt Kaeberlein dan Brian K Kennedy dari University of Washington mengingatkan jangan langsung menggunakan rapamycin untuk memperpanjang umur. Efek kekebalan dari senyawa itu perlu diperhatikan.

Rapamycin diketahui memiliki pengaruh dalam hal penuaan organisme tingkat rendah dengan mempengaruhi enzim yang dikenal sebagai TOR yang berhubungan denagn pertumbuhan sel. Tikus betina yang diberi Rapamycin umurnya bertambah dari 1.094 hari menjadi 1.245 hari. Dan dari 1.078 hari menjadi 1.179 hari pada jantan atau naik 38% untuk betina dan 28% jantan.[

Sumber : inilah.com

Baca selengkapnya...

Apapun Agar Lulus Ujian

Seorang mahasiswi seksi yang terancam gagal ujian mendatangi kantor dosennya yang masih muda. Dia melirik ke sekililingnya sebentar, menutup pintunya, dan langsung berlutut di hadapan sang dosen sambil memohon.
"Pak Dosen, Saya bersedia melakukan apapun juga agar lulus ujian ... ," ujarnya sambil melirik genit.

Lalu sang mahasiswi mendekat ke arah dosennya, menyibakkan rambutnya, menatap matanya penuh arti.
"Kalau Bapak masih belum mengerti maksud saya ..." bisiknya, "Saya bersedia melakukan apapun, apa saja yang Bapak mau ..."

Dosen muda tadi membalas tatapannya, "Apapun?"
"Apapun!" jawab sang mahasiswi secepatnya.
Suara dosen itu melembut, "Apapun?"
"Apapun...."
Akhirnya Pak dosen berbisik, "Maukah kamu ... belajar?"

Baca selengkapnya...

Rabu, 15 Juli 2009

Kamu, You, atau Anda?

“Kamu bisa presentasikan program kamu itu sekarang?” tanya seorang petinggi sebuah perusahaan terkemuka kepada saya. Saya terperangah. Kata “kamu” yang dia ucapkan tiba-tiba saja membuat saya merasa tidak nyaman. Namun situasi saat itu menggiring saya untuk tidak berkata apa-apa selain menuruti perintahnya. Sang petinggi pun mendengarkan tanpa menatap wajah saya. Sesekali ia memotong dengan sapaan “kamu”. Pertemuan berlangsung sekitar 30 menit dan sampai di akhir pertemuan saya tidak yakin apakah dia sempat melihat wajah saya.
Untungnya pengorbanan saya tidak sia-sia. Perusahaan saya memperoleh proyek dengan nilai cukup besar, padahal pesaing kami adalah perusahaan-perusahaan yang cukup ternama. Pertemuan saya dengan si petinggi perusahaan – yang usianya kurang-lebih sama dengan saya itu – rupanya menjadi pertemuan terakhir yang menentukan siapa vendor yang memenangi tender.

Dalam kesempatan yang lain saya bertemu dengan presiden direktur sebuah perusahaan terkemuka lainnya. Tujuan pertemuan untuk mempresentasikan proposal yang sudah kami buat berdasarkan pertemuan sebelumnya dengan para manajer perusahaan itu. Sejak pertama kali bertemu dan berjabat tangan, saya sudah menangkap kesan yang tidak biasa dari si presdir: ia tak mau menatap mata saya. Begitu pula ketika saya melemparkan beberapa kalimat ice breaker, ia menjawab tanpa mengarahkan pandangannya ke wajah saya. Namun yang lebih membuat saya tidak nyaman adalah caranya menyapa saya.

“You sudah pengalaman di perusahaan mana saja?” tanya sang presdir. “Coba you jelaskan proyek-proyek yang sudah you tangani selama ini,” katanya lagi. Dan ketika saya menjelaskan berbagai proyek yang pernah saya lakukan dengan beberapa klien yang lain, ia menunjukkan wajah yang dingin dan tanpa ekspresi seakan-akan kata-kata saya hanya berlalu seperti angin.

Presentasi saya baru berjalan sekitar 10 menit ketika si presdir – yang usianya kurang-lebih sama dengan saya itu – tiba-tiba bangkit dari tempat duduknya. “Saya mau ke toilet dulu,” katanya sambil melihat ke arah pintu. Peserta lain yang masih antusias mendengarkan saya meminta saya tidak berhenti dan melanjutkan presentasi. Namun tak lama kemudian si presdir muncul di depan pintu sambil berkata, “Silakan kalian lanjutkan ya, saya ada acara lain.” Lalu ia pun pergi begitu saja tanpa menoleh apalagi mengatakan sepatah kata pun kepada saya yang saat itu hanya berdiri beberapa meter di belakangnya.

Para pembaca yang budiman, kalau Anda yang berada di posisi saya, apa yang Anda rasakan dari kedua situasi tersebut? Saya yakin Anda pun pasti merasa tidak nyaman. Bukankah dalam bisnis “kamu” dan “you” adalah sapaan yang tidak profesional? Sapaan “you” yang saya maksud adalah bila diucapkan dalam kalimat bahasa Indonesia dan bukannya dalam kalimat utuh bahasa Inggris seperti “What do you think?” Dan bukankah sapaan yang paling profesional dalam bisnis adalah “Anda”, selain tentu saja “Bapak” atau “Ibu”.

Dalam beberapa kasus saya masih sering menjumpai para eksekutif yang terpelajar dan berpangkat tinggi menganggap ringan hal-hal semacam itu. Saya tidak tahu apakah itu memang kebiasaan mereka, tapi saya berhipotesis bahwa ini bukan hanya berkaitan dengan cara mereka berinteraksi, melainkan lebih pada bagaimana cara mereka memandang orang lain.

Orang yang suka “mengkamukan” orang lain sesungguhnya adalah orang yang tidak menghargai orang lain. Orang seperti ini merasa superior dan ingin menunjukkan kekuasaannya. Mereka ingin dilihat penting, besar dan bermartabat. Namun jauh di lubuk hati yang terdalam mereka memiliki perasaan tidak aman. Mereka pada hakikatnya tidak terlalu percaya pada diri sendiri. Karena itu mereka mengecilkan orang lain supaya mereka terlihat besar, dan membuat orang merasa tidak penting supaya mereka terlihat penting.

Mereka lupa bahwa orang penting senantiasa mementingkan orang lain, dan orang besar senantiasa membesarkan orang lain. Mereka tidak sadar bahwa sapaan mereka kepada orang lain sesungguhnya mencerminkan bagaimana mereka menghargai diri mereka sendiri.

Bahkan kepada para mahasiswa saya sendiri, saya selalu memanggil mereka dengan sebutan “Anda” karena mereka sudah dewasa. Anehnya, seorang dosen terkenal yang sering muncul di media massa tatkala suatu ketika bertemu dengan saya untuk pertama kalinya di kampus, langsung “mengkamukan” saya hanya beberapa saat setelah kami berkenalan. Padahal kami sama-sama berstatus pengajar di kampus itu.

Menyebut “kamu” pada orang yang baru kita kenal apalagi dalam bisnis sesungguhnya menunjukkan ketidakpatutan sekaligus ketidaksensitifan kita. Bukankah orang Prancis selalu menyebutkan kata “Vous” dan bukan “Tu”, sementara orang Jerman menyebut “Sie” dan bukan “Du” untuk orang yang tidak memiliki hubungan yang akrab dengan mereka? Dan bukankah dalam bisnis, seakrab-akrabnya kita dengan rekan bisnis, hubungan yang harus kita jalani adalah hubungan yang penuh dengan etika dan tata krama? Karena itu kata “kamu” bukanlah ciri orang bisnis dan karenanya perlu kita hindari.

Bahkan saya pernah hampir menolak tawaran pekerjaan yang sebetulnya sangat saya minati semata-mata karena orang yang mewawancarai saya – yang notabene adalah pemilik perusahaan – menyapa saya dengan “kamu” satu menit setelah kami berkenalan.

“Kamu” hanya tepat bila dikemukakan kepada kawan yang akrab, kolega di satu kantor ataupun anak-anak yang belum dewasa. Justru kalau kita menyebut mereka dengan “Anda” akan terdengar aneh dan berjarak. Saya yakin Anda sependapat dengan saya.


Oleh : Arvan Pradiansyah

Baca selengkapnya...

Membayar Harga Kesuksesan

Siapa yang tidak ingin mencapai kesuksesan? Tentu semua orang ingin meraihnya, menikmatinya tanpa kecuali. Tapi kalau ditanya lebih lanjut, apakah semua orang mau membayar harga kesuksesan tersebut, tidak semua orang secara tegas menjawab ya. Ini artinya, banyak sekali orang di dunia ini yang menginginkan sesuatu tapi tidak siap dengan berbagai konsekuensinya.

Di dunia ini kita hidup dengan hukum-hukum yang berlaku secara universal. Hukum-hukum tersebut berlaku untuk siapa saja tanpa kecuali. Apakah seseorang itu pandai, berpendidikan tinggi, berpendidikan rendah, berwajah manis, dll. Hukum-hukum tadi tidak dapat dimanipulasi, dengan alasan apapun. Apakah karena seseorang masih ada darah kerajaan, darah politisi dan darah bangsawan menjadikan hukum tadi tidak berlaku? Tidak... tidak... tidak sama sekali. Hukum alam berlaku untuk semua kalangan tanpa kecuali.

Sebagai contoh sederhana, hukum gravitasi bumi mengatakan bahwa apabila seseorang atau benda berada pada ketinggian tertentu kemudian terjun bebas maka dia atau benda tersebut akan jatuh. Semakin tinggi ketinggian semakin besar kemungkinan jatuh dalam kondisi yang mengenaskan. Apakah lantas hukum tersebut menjadi tidak berlaku kalau ada seseorang yang berdarah biru terjun dari ketinggian tertentu? Tentu tidak, kecuali orang tersebut menggunakan parasut.

Demikian halnya hukum sebab akibat. Sebab melakukan perbuatan tertentu akan berakibat hasil tertentu pula. Kita boleh memilih satu perbuatan, tapi kita tidak bisa memilih akibatnya. Contoh sederhana, seseorang yang ulet, rajin, sabar dan pantang menyerah akan mencapai tujuan-tujuannya. Sementara yang malas, tidak sabaran, dan merasa gagal jangan harap bisa mencapai tujuannya.

Bagaimana dengan kesuksesan? Kesuksesan mempunyai hukum-hukum tersendiri. Apakah semua orang bisa sukses? Sudah tentu, siapapun yang berani membayar harganya akan mencapai kesuksesan tadi. Maksud membayar harga kesuksesan adalah, untuk mencapai sesuatu yang kita inginkan harus melewati proses perjuangan baik pikiran maupun perbuatan. Tidak ada sesuatu di dunia ini yang bisa diperoleh dengan cara gratis.

Kalau kita lihat sekeliling kita saja alam sudah menginspirasi kepada kita bahwa semua tujuan itu harus diperjuangkan. Ulat berjuang menjadi kupu-kupu harus berdiam diri dalam keheningan di dalam kepompong selama 7 hari. Coba saja kepompong tersebut dibuka padahal baru 4 hari, maka ulat tadi tidak akan jadi kupu-kupu. Demikian halnya telur ayam menetas dalam waktu 21 hari, kalau dalam waktu 15 hari sudah tidak dierami, maka tidak akan menetas menjadi ayam. Pun manusia bisa melahirkan setalah usia 9 bulan 10 hari. Kalaupun ada yang melahirkan 7 bulan ada akibat-akibat tertentu yang bisa menimpa bayi tersebut.

Melihat contoh-contoh di atas kita bisa menyimpulkan bahwa untuk mencapai satu tujuan sukses tidak ada jalan instant. Apa saja harga kesuksesan tersebut? Paling tidak dalam catatan saya ada beberapa harga yang mesti dibayar. Pertama harga menetapkan dan memelihara impian sukses ingin menjadi apa, kedua harga kesabaran dan pantang menyerah, ketiga harga belajar terus menerus untuk mencari cara mencapai impian tadi, keempat, mengganti impian baru apabila impian lama sudah tercapai.

Pertama, harga menetapkan dan memelihara sebuah impian. Mustahil seseorang bisa mencapai suatu keinginan kalau di kepalanya tidak ada keinginan tersebut. Ini artinya, seseorang yang memiliki impian tertentu pasti sebelumnya dia memutuskan untuk mencapai keinginan tadi. Kemudian impian tadi dipelihara terus menerus, tetap fokus. Tidak pedulai berapa godaan yang bisa mematahkan impian tadi, berapa cobaan yang bisa menghentikan impian tadi, kita tetap memelihara sampai tercapai.

Kalau kita bandingkan dengan sebuah perjalanan, impian adalah tujuan akhir dari perjalanan kita. Seseorang yang ingin mencapai Jakarta dari Surabaya menggunakan kereta api, sama sekali tidak tergoda untuk turun dari kereta api ketika sampai di Stasiun Semarang atau Stasiun Cirebon. Baru ketika sampai di Stasiun Gambir dia turun melanjutkan tujuannya. Coba kalau penumpang tadi tergoda turun di Stasiun Semarang atau Stasiun Cirebon, maka dia tidak akan sampai ke tujuan sesuai keinginan awal.

Kedua, harga kesabaran dan pantang menyerah. Mendaki gunung sering dijadikan alat eksperimentasi seseorang untuk menguji kesabaran mencapai tujuan. Seorang pecinta alam sangat tertentang untuk melakukan pendakian dari gunung dengan ketinggian sedang, menuju ke pendakian gunung yang lebih tinggi sampai ke gunung yang tertinggi. Di sana ada bekal-bekal tertentu misalnya pemahaman medan, kekuatan fisik, komando yang konsisten, perbekalan yang cukup, dan yang paling penting memiliki peta tujuan. Setelah semuanya siap barulah mulai melakukan pendakian.

Bagi yang belum memahami medan bisa jadi bertemu dengan binatang buas, atau tergelincir masuk jurang atau bahkan kelelahan karena memang tidak biasa. Bila hambatan-hambatan tersebut muncul, apakah akan pulang begitu saja atau melanjutkan perjalanan? Sangat bergantung kepada kualitas mental seseorang. Bila hambatan tadi sudah diperhitungkan sejak awal maka hambatan tersebut tidak akan mengurungkan perjalanan. Tapi bila memang mentalnya mudah menyerah, ada monyet lewat di depan saja sudah ketakutan.

Sedangkan yang ketiga adalah harga belajar terus menerus untuk mencari cara mencapai impian tadi. Belajar menjadi sesuatu yang penting dan perlu menyisihkan waktu. Bila kita bekerja terus menerus tanpa diiringi dengan belajar, kita tidak bisa introspeksi dan mengevaluasi atas hasil kerja kita. Tapi dengan meluangkan waktu untuk belajar maka kita bisa menilai apa saja kekurangan yang harus diperbaiki dan apa saja pengetahuan yang harus ditambah.

Ada satu cerita menarik dari seorang tukang tebang pohon. Hari pertama dia menebang 100 pohon, sementara pada hari kedua dia hanya bisa menebang 75 pohon dengan waktu yang sama. Sampai pada hari ketujuh dia hanya bisa menebang 10 pohon dengan waktu yang sama seperti hari pertama. Setelah diteliti ternyata dia lupa untuk mengasah gergajinya setiap hari. Karena setelah dipakai, gergajinya tidak tajam lagi.

Mengasah gergaji ini adalah perumpamaan kita belajar. Semakin rajin belajar, maka semakin tajam daya analisis kita terhadap sesuatu yang kita kerjakan. Semakin malas belajar, semakin tumpul pikiran kita.

Yang keempat, mengganti impian lama dengan impian baru apabila impian lama sudah tercapai. Inilah siklus yang harus ditempuh. Bila satu impian sudah tercapai maka secepatnya merencanakan impian baru. Kita boleh merasa bangga dengan hasil-hasil prestasi yang sudah kita capai. Tapi jangan terlalu lama, jangan sampai terlena. Pencapaian impian tadi hanyalah sasaran antara untuk mencapai impian berikutnya yang lebih besar. Demikian seterusnya, di dalam hidup ini tidak ada tujuan akhir yang membuat kita tidak berusaha lagi, kita harus berusaha terus menerus.

Apabila kita mau dan gigih membayar harga-harga di atas, maka siapapun akan mencapai impian-impiannya. Tidak ada alasan keturunan, alasan shio, alasan pendidikan alasan apapun untuk mencapai kesuksesan. Siapapun bisa mencapai asalkan memiliki komitmen yang tinggi untuk mencapainya. Sukses selalu.
Oleh : Ade Asep S.

Baca selengkapnya...

Pikiran Kuno

Faktor penting yang sering luput mendapat perhatian dalam membahas kesuksesan dan ketertinggalan seseorang adalah pikiran (mindset) yang dimilikinya-pikiran baru atau pikiran kuno. Pikiran berfungsi sebagai saringan informasi yang masuk dalam proses berpikir seseorang (Carol Dweck). Pikiran baru menyaring informasi yang mengarahkan seseorang ke jalan sukses. Sementara itu, pikiran kuno menyaring informasi yang menuntun seseorang menuju ke arah ketertinggalan.

Siapa pun- Orang yang unggul atau hanya orang biasa-jika memiliki pikiran baru untuk sukses, akan memperoleh banyak kesuksesan. Sudah menjadi keharusan bagi mereka selalu berusaha mengembangkan pemikiran barunya.

Dengan pikiran baru, seseorang menanggapi: (a) bergulat dengan tantangan baru dan situasi baru adalah pilihannya, (b) kritik yang diterima menjadi sumber informasi untuk mencari jalan sukses, dan (c) kesuksesan orang lain akan menjadi sumber inspirasi untuk mencari sukses lain baginya. Bahkan, jika mengalami kegagalan, akan dijadikannya sebagai pelajaran dan inspirasi untuk menjadi seseorang yang sukses di masa mendatang.

Pikiran baru para eksekutif perusahaan menyediakan banyak jalan sukses bagi perusahaannya. Hasil pikiran baru perusahaan dapat terekam dari jejak kesuksesan perusahaan lokal menjadi perusahaan global dalam waktu singkat. Haier (Cina) menjadi perusahaan raksasa di pasar global. Ranbaxy (India) menjadi pelaku bisnis penting di industri farmasi dunia. Jollibe (Filiphina) sukses memasuki pasar global dan menahan laju perkembangan McDonald di negaranya.

Sebaliknya pikiran kuno—walaupun dimiliki oleh orang yang unggul—juga akan membawa dirinya mengalami ketertinggalan—kalah dalam perlombaan mengejar sukses. Pikiran kuno seseorang akan menolak tantangan baru yang bersumber dari situasi baru. Pikiran kuno menuntun seseorang bermain di area yang aman menjadi kesukaannya.

Dengan pikiran kuno, seseorang menanggapi : (a) tantangan adalah kesulitan baru, (b) sukses tdak ada jaminan, (c) kritik bukan informasi, melainkan penyerangan pribadi, (d) kegagalan adalah hukuman pikiran, dan (e) kesuksesan orang lain sebagai ancaman bagi dirinya. Akhirnya, pikiran kuno menghambat pertumbuhan potensi pikiran dan tetap menanggapi situasi baru dengan pikiran kunonya.

Pikiran kuno para eksekutif perusahaan banyak membawa perusahaan terperangkap dalam pikiran kuno bisnis. Contoh nyata perangkap kuno bisnis tersebut dapat berupa : kehilangan kesempatan bisnis, kesulitan memasuki pasar global, kalah bersaing, dan ketertinggalan tahap perkembangan bisnis.

Pertama, pikiran kuno telah menuntun IBM fokus pada produksi peranti keras dan menghiraukan munculnya kesempatan bisnis piranti lunak. Pikiran kunonya mengabaikan kepemilikan jumlah besar pelanggan dan sumber daya manusia yang unggul untuk dipakai dalam mengeksploitasi kesempatan bisnis di piranti lunak standar. Akibatnya, raksasa IBM mengalami ketertinggalan dalam industri piranti lunak untuk pengolahan data.

Kedua, think globally act locally bagi pemain global telah menjadi pikiran kuno. Perusahan multinasional barat dengan mengandalkan merek ternama, teknologi canggih dan produk berkualitas mengalami banyak kesulitan memasuki pasar Cina. Kesempatan ini dimanfaatkan oleh perusahaan lokal Cina untuk sukses menjadi raksasa perusahaan global.

Ketiga, pikiran kuno sering menuntun perusahaan lokal kalah bersaing dengan perusahaan asing di negaranya sendiri. Perusahaan lokal mengabaikan pengetahuan tentang jaringan bisnis lokal, faktor produksi lokal dan infrastruktur bisnis yang lemah untuk digunakan sebagai keunggulan bersaing. Di Cina, masih banyak perusahaan lokal yang tetap menjadi perusahaan lokal karena pikiran kuno bisnisnya.

Keempat, pikiran kuno juga menuntun pemerintah mengundang perusahaan asing dengan daya tarik untuk memanfaatkan faktor-faktor produksi lokal yang murah. Perusahaan Nike termasuk yang cerdas memanfaatkan tawaran upah produksi murah dari negara berkembang. India meninggalkan pikiran kuno ini dengan mengajukan produktifitas dan efisiensi waktu sebagai daya tarik perusahaan asing berinvestasi. Hasilnya sukses bagi India.

Kelima, divestasi perusahaan sebagai indikator kegagalan eksekutif perusahaan adalah pikiran kuno. Banyak eksekutif perusahaan yang mempertahankan unit bisnisnya yang berkinerja buruk karena dituntun oleh pikiran kunonya. Eksekutif perusahaan menjadi egois karena mengabaikan biaya besar yang harus dikeluarkan perusahaan untuk mempertahankan unit bisnis yang buruk.

Keenam, Pikiran kuno perusahaan telah menuntun ketertinggalan tahap perkembangan bisnis jasa logistik Indonesia. Memindahkan paket atau dokumen dari satu tempat ke tempat tujuan masih menjadi platform bisnis perusahaan lokal jasa logistik. Tidak mengherankan, perusahaan global logistik – FED EX dan DHL dengan mudah memenetrasi pasar jasa logistik di Inonesia.

Jika ada keinginan, perusahaan dapat keluar dari perangkap pikiran kuno perusahaan. Perusahaan perlu memberi pengalaman baru bagi para eksekutif perusahaan. Eksekutif perusahaan yang berpengaruh menjadi target pertama pemberian pengalaman baru. Komunikasi internal ditujukan untuk menciptakan interaksi pengalaman baru bagi eksekutif perusahaan. Cara terakhir, mengganti para pemimpin puncak dengan eksekutif perusahaan yang memiliki pikiran baru.

Jelasnya, pikiran baru menjadi kunci sukses perusahaan dan pikiran kuno sumber ketertinggalan perusahaan.


Oleh : Joko Wintoro (Direktur Riset Prasetya Mulya Business School)

Baca selengkapnya...

Senin, 13 Juli 2009

Berharap Sesuatu Yang Positif

Apa yang terlintas pertama kali di benak Anda ketika bangun di hari Senin pagi ? Harapan seperti apa yang Anda bangun ketika harus meeting dengan atasan Anda ? Apa yang Anda bayangkan ketika harus presentasi di depan klien ?

Jika apa yang harapkan dan bayangkan semuanya baik dan positif, maka Anda sudah berada pada jalur yang benar. Jika masih terlintas kekhawatiran, keraguan, ketakutan dalam diri Anda, maka Anda perlu memprogram ulang pola pikir Anda.

Banyak orang tahu bahwa harapan yang positif akan membangun sebuah keyakinan, tapi tidak banyak orang yang betul-betul melakukannya. Terkadang rasa cemas dan takut muncul dalam pikirannya. Imajinasi negatif seseorang yang membuat keraguannya semakin besar. Visualisasinya yang negatif membuat kecemasannya semakin menjadi-jadi.

Belum presentasi di depan klien, tapi gemetarnya sudah dari rumah, karena takut tidak dapat menjawab pertanyaan. Belum haris senin pagi, tapi sudah merasa malas membayangkan macetnya jalan, belum bertemu dengan atasan tapi sudah khawatir akan mendapat teguran.

Pembaca yang setia, sadar tidak sadar yang membangun segala sesuatu yang negatif berawal dari pikiran kita masing-masing, padahal segala sesuatunya belum tentu terjadi.

Pilihannya memang hanya ada 2, Anda boleh milih berharap hal buruk akan terjadi pada Anda, atau berharap hal yang baik akan terjadi pada Anda. Jika imajinasi, harapan yang Anda ciptakan hanya akan membuat Anda merasa menjadi lebih kecil, tidak mampu, kurang yakin, ragu, maka saatnya bagi Anda untuk meninggalkannya.Ambil suatu momen yang tenang, dan mulai bayangkan segala sesuatu yang baik akan terjadi.Bayangkan bagaimana atasan Anda akan kagum dengan kinerja Anda, bayangkan bagaimana klien Anda begitu menyukai presentasi Anda, bayangkan bahwa hari Senin Anda begitu menyenangkan karena akan ada kejutan spesial. Jika kita boleh memilih, kenapa tidak sekalian memilih yang baik-baik saja.

Hari Anda akan menjadi menyenangkan tergantung pada diri Anda. Mungkin kita bisa belajar dari seorang anak kecil, yang selalu ceria menghadapi harinya, yang selalu semangat pergi ke sekolah karena bertemu dengan teman-temannya, yang selalu senang ketika bangun karena bisa kembali bermain dengan orang tuanya.

Hidup ini terlalu singkat untuk menjadi khawatir dan menjadi takut. Kita dilahirkan untuk menjadi pribadi yang hebat, pribadi yang menang, tapi hal itu baru akan terwujud, jika kita bersedia mengharapkannya terjadi dalam hidup kita. Situasi dan kondisi boleh tidak bersahabat dengan kita, tapi jangan biarkan hal itu semua mengubur harapan positif kita. Jangan berhenti berharap, dan teruslah mengharapkan hal positif yang terjadi pada hidup Anda.


Oleh : Muk Kuang

Baca selengkapnya...

Dua Pos Pengeluaran "Tersembunyi"

Kalau saja sekarang saya minta Anda menuliskan pengeluaran-pengeluaran apa yang rutin Anda lakukan sehari-hari, apa yang akan Anda tulis? Pastinya Anda akan menuliskan pos-pos pengeluaran seperti makan, transpor, sekolah anak, telepon, air, listrik, dan hal-hal semacam itu. Betul, kan?

Betul. Tapi kalau dilihat lagi, sebetulnya ada dua pos pengeluaran "tersembunyi". Pengeluaran ini mungkin jarang atau tidak pernah disebut, tapi hampir selalu muncul tiap bulannya. Situasi inilah yang biasanya sering menyebabkan banyak dari kita "terjebak" dalam hutang dan tidak bisa menabung. Saya sarankan Anda untuk mengantisipasi munculnya dua pos pengeluaran tak terduga itu. Inilah mereka.

Pos Pengeluaran Nomor 1: Perbaikan

Ketika saya bertanya kepada banyak orang tentang kenapa mereka terjebak ke dalam hutang, mereka seringi menjawab seperti ini, "Mobil saya rusak, nih. Saya mesti keluar uang Rp 650 ribu untuk perbaikannya. Jadi saya pakai kartu kredit saya untuk mbayar. Sekarang saya musti nyicil Rp 100 ribu setiap bulannya untuk ngelunasin hutang itu. Makanya sekarang saya enggak bisa nabung. Tapi segera setelah hutang itu beres, saya pasti bisa nabung dan keadaan keuangan saya pasti bisa jadi baik lagi."

Benar begitu? Tidak sepenuhnya. Mereka bekerja keras, membayar Rp 100 ribu setiap bulan untuk melunasi hutang kartu kredit itu, dan coba tebak apa yang berikutnya terjadi? Atap rumahnya bocor. Sementara hujan sedang sering-sering turun. Mereka naik ke atas genteng, dan melihat ada empat genteng yang rusak dan harus diganti. Wah, harus keluar uang lagi kan?

Mungkin tidak perlu pakai kartu kredit kalau membeli genteng di toko material, tapi tetap harus pakai uang juga kan? "Oke," katanya. "Segera setelah urusan genteng ini beres, dan hutang saya ke kartu kredit lunas, keadaan keuangan saya pasti jadi baik lagi."

Oh ya? Ternyata tidak juga. Mereka keluar uang untuk membeli sejumlah genteng baru, sambil tetap membayar hutang kartu kredit. Tapi coba tebak apa yang berikutnya terjadi?

"Lo, mesin cuci rusak? Wah, mesti panggil tukang servis nih. Nanti repot kan kalau nyuci tanpa pakai mesin cuci? Bisa pegal-pegal tangan ini."

"Teve, kok, mati! Waduh, teve itu satu-satunya hiburan di rumah ini. Mana sinetronnya bagus-bagus lagi. Cepat bawa ke tempat servis. Berapa pun ongkos perbaikannya kita bayar."

"Si Upik sakit demam enggak sembuh-sembuh. Harus ke dokter anak. Belum lagi beli obatnya."

Belum lagi bohlam putus, keran bocor, dan sebagainya.
Ada banyak contoh kejadian yang membuat Anda tidak bisa tinggal diam dan harus memperbaiki hal-hal yang rusak tersebut.

Ya, begitulah hidup ini. Namanya saja hidup, ada banyak hal yang bisa terjadi. Tapi tetap saja ketika sesuatu itu betul-betul terjadi, orang sering merasa kaget seolah-olah tidak menyangka hal itu akan terjadi. Padahal sudah jelas: kalau Anda membeli teve, maka pasti ada suatu saat di mana teve Anda akan rusak, kan? Begitu pula jika Anda membeli mesin cuci atau benda-benda elektronik lainnya.

Hidup ini penuh risiko. Hampir tiap bulan Anda pasti akan keluar uang untuk membiayai perbaikan-perbaikan tak terduga tersebut. Jadi kenapa Anda kaget dan mengatakan bahwa segera setelah Anda membayar segala perbaikan itu, keadaan keuangan Anda akan baik kembali? Orang tiap bulan pasti ada saja, kok, yang harus diperbaiki.

Sama seperti negara ini. Kalau Anda selalu mengeluh bahwa negara kita ini selalu didera masalah, saya berani mengatakan bahwa yang namanya kehidupan bernegara pasti ada saja masalahnya. Tidak ada negara yang tidak memiliki masalah. Semua negara ¬ dari waktu ke waktu - pasti memiliki masalah. Yang berbeda hanya tingkat kesulitan dan jenis masalahnya.

Begitu juga dengan kehidupan Anda. Pasti ada saja masalah yang akan muncul dalam kehidupan keluarga Anda sehari-hari. Termasuk dalam hal keuangan. Jadi kenapa Anda kaget? Saran saya, antisipasi masalah perbaikan ini dalam anggaran bulanan keluarga yang Anda buat setiap bulannya.

Pos Pengeluaran Nomor 2: Hadiah

Apakah Anda termasuk orang yang suka membagikan amplop (berisi uang tentunya) ketika Lebaran datang? Beli baju, celana atau sepatu baru untuk anak atau keponakan Anda? Nah, sekarang coba hitung berapa jumlah uang yang Anda keluarkan untuk itu. Itulah jumlah uang yang harus Anda keluarkan setahun sekali setiap Lebaran datang.

Itu baru Lebaran lho. Bagaimana dengan acara ulang tahun? Siapa teman-teman yang Anda tahu akan berulang tahun bulan ini? Anda mungkin akan membelikan kado juga buat mereka. Jangan lupa pula dengan undangan pernikahan? Saya rasa tiap bulan Anda mungkin mendapatkan paling tidak dua atau tiga undangan pernikahan di mana Anda ¬ mau tidak mau ¬ harus mengeluarkan amplop untuk diberikan kepada si pengantin baru.

Jangan lupa pula dengan kelahiran anak. Siapa teman Anda yang akan melahirkan bulan ini? Siapa teman Anda yang akan melahirkan bulan depan? Anda mungkin akan membelikan kado juga buat si anak yang baru saja lahir.

Pendeknya, ada banyak anggota keluarga atau teman Anda yang akan merayakan hari-hari seperti itu. Makin banyak teman atau anggota keluarga yang Anda miliki, akan makin banyak pula pemberian hadiah yang akan Anda lakukan. Jadi saran saya, antisipasi juga pengeluaran yang akan Anda lakukan untuk pembelian hadiah dalam anggaran bulanan keluarga Anda.

Kendalikan Diri Anda

Bicara soal pemberian hadiah, kenapa Anda tidak mengendalikan diri Anda dalam memberikan hadiah? Coba Anda ingat kembali, dalam tiga sampai enam bulan terakhir ada berapa uang yang telah Anda keluarkan untuk pemberian hadiah? Bisa jadi jumlahnya tak terduga.

Mungkin Anda merasa bahwa Anda tidak punya pilihan lain. Anda merasa harus memberikan hadiah untuk orang-orang tersebut, karena hubungan Anda dengan mereka sangat dekat. Masalahnya, bagaimana jika kondisi keuangan Anda sedang sangat sulit? Katakanlah, Anda sedang mengalami masalah hutang yang cukup serius. Dalam hal ini, saya sarankan Anda tidak mengeluarkan banyak uang untuk pos-pos pengeluaran yang sifatnya tidak wajib.

Pemberian hadiah, umumnya merupakan pos pengeluaran yang tidak wajib. Apalagi jika orang yang akan kita beri hadiah sebenarnya adalah orang yang kondisi keuangannya lebih mampu dari kita. Lucunya, ada saja orang yang merasa gengsi kalau tidak memberi hadiah mahal saat diundang ke pernikahan orang kaya. Sementara jika yang mengundang bukan orang kaya, dia malah memberi kado yang ala kadarnya.

Saya tidak menyarankan Anda untuk bersikap pelit. Kalau Anda cukup punya uang dan tidak sedang memiliki masalah hutang, tentu Anda bisa dibilang pelit kalau tidak pernah mau memberi hadiah. Tapi bila Anda sedang berada dalam masalah hutang yang cukup parah, maka tidak memberikan hadiah (atau menekan pengeluaran untuk pos hadiah) adalah pilihan yang sangat bijaksana. Kendalikan diri Anda dalam memberikan hadiah. Itu saja saran saya.


Oleh : Safir Senduk

Baca selengkapnya...

Kepemimpinan Dalam Catur

Tak banyak orang yang tahu perihal riwayat catur sebagai sebuah permainan. Mungkin dari Mesir, mungkin dari Cina, atau entah dari belahan dunia yang mana ia berasal. Terlebih lagi bila kita menginventarisir kembali jenis-jenis permainan catur.

Namun demikian, tetap saja kita memahami catur sebagai sebuah permainan, suatu aktifitas dengan muatan peraturan di dalamnya. Tapi benarkah catur hanya sekedar permaian ? Ada suatu telaah (pemaknaan) yang mungkin dapat kita gali dari permainan ini. Mari kita lihat !

Terikat Peraturan

Layaknya sebuah permainan, catur mempunyai peraturan yang mengikat, baik berhubungan dengan pemain maupun dengan alat permainan itu sendiri. Penempatan dan protokol bidak sudah diatur sedemikian rupa, antara lain ; kuda dengan langkah letter L dan raja yang hanya boleh melangkah satu demi satu kotak (sebagaimana repotnya menjadi aristokrat). Tidak setuju dengan peraturannya ? Jangan main !

Adil

Lihatlah betapa adilnya permainan ini :
1. Daerah bertahan dan daerah serang yang sama luas dan bentuk
2. Materi dan komposisi ‘pasukan’ yang sama kuat
3. Formasi awal yang sempurna-serupa
4. Bila putih membuat satu langkah, maka hitam juga hanya boleh membuat satu langkah
5. Ingat, ini perang terbuka. Bidak tidak boleh menyusup, melangkah ke luar arena, kecuali bila sudah ‘dimakan’ musuh.

Strategi Dan Taktik

Atas keterikatan aturan dan ‘keadilan’ material tadi, kemenangan hanya dapat diraih dengan memilih dan menjalankan strategi yang jitu. Ingat, kita ingin memenangkan peperangan (war) bukan sekedar pertempuran (battle). Tidak jarang, untuk mengelabui lawan, pemain cenderung ‘mengorbankan’ salah satu bidaknya, dengan tujuan untuk mendapatkan bidak lawan yang lebih ‘fight’. Memilih perang di daerah lawan, di daerah sendiri, atau di daerah netral ? Terserah.
Anda ingin menang ‘kan ? Atau mungkin remis adalah bagian dari strategi anda ?

Get The Reward !

Permainan catur sangat menghargai sebuah kerja keras. Prajurit bintara (pion) yang berjuang sempurna, bertempur dengan berani, pada akhirnya akan bisa menjadi perwira dengan pangkat apa pun yang ia mau. Dan lahirlah perwira baru !

Who Is The King ?

Ini sisi lain permainan catur, perihal hakiki predikat pemimpin. Seseorang diangkat menjadi pemimpin karena dianggap mampu melindungi orang-orang yang dipimpinnya. Tidak sangat aneh bila kita ingat bahwa dalam catur, kita tidak mengenal presiden, tapi Raja, dan raja itu diangkat, bukan dipilih. Strategi apa pun akan digunakan pemain untuk melindungi sang Raja, the symbol of the power. Masalahnya, banyak pemimpin yang merasa dan bertindak sebagai ‘Raja’. Pertanyaannya, bagaimana dengan pemimpin anda ?

And . . . Who Is The Real King ?

Catur merupakan permainan yang sudah demikian akrab di kalangan masyarakat. Kadang-kadang, bahkan seringkali, sebuah papan catur yang sedianya hanya untuk dua pemain diramaikan dengan kehadiran penonton yang merasa sebagai pemain. Manakala catur dimainkan (bukan dikompetisikan), seringkali justru penonton yang mendominasi permainan. Kata lainnya ‘pembisik’. Bagaimanapun, the other voice(s) ini akan mengganggu stabilitas permainan, strategi menjadi kacau, kekalahan yang menyakitkan, atau kemenangan yang terasa hambar. Pertanyaannya, siapakah anda ? Bidak, pemain atau ‘pembisik’ ?

Have a positive day!

Baca selengkapnya...