Rabu, 26 Agustus 2009

Facebookmania: Buah dari Impian Besar

Barack Obama meniti ke gedung putih dengan cara yang sangat meyakinkan. Menang mutlak atas rivalnya Mc Cain. Apa kunci suksesnya dari kemenangan besar ini? Banyak pihak yang menilai Obama sangat cerdas dalam melakukan komunikasi dengan para pendukungnya. Dan sekarang sudah mulai terkuak bahwa Obama menggunakan facebook untuk berkomunikasi dengan calon pemilih. Tidak hanya itu memang, berbagai channel dia lakukan, termasuk melalui blog, namun penggunaan facebook dinilai yang paling efektif untuk mencapai sasaran.
Demam facebook merupakan fenomena yang menarik untuk dibahas, karena di saat krisis global seperti sekarang ini, di mana penjualan pada turun, laba perusahaan anjlok drastis, daya serap tenaga kerja juga menukik habis, pengguna facebook justru naik melejit luar biasa. Fortune melaporkan bahwa pengguna facebook saat ini terus bertambah sekitar 5 juta orang per minggu. Jumlah pengguna facebook saat ini, Februari 2009, sudah mencapai 175 juta. Angka yang fantastis.
Facebook yang diperkenalkan pada tahun 2004, pada awal Januari tahun ini telah mencapai pengguna 150 juta. Hanya dalam waktu 5 tahun! Bandingkan dengan teknologi lain. Menurut Portio Research, yang dikutip Fortune, untuk mencapai jumlah pengguna yang sama (150 juta), pesawat telepon memerlukan waktu 89 tahun, televisi 38 tahun, handphone 14 tahun, ipod 7 tahun.
Penggunaan facebook memang relatif mudah di mana kita bisa mengirim dan menerima berita semudah sms, chating, bertukar foto, dan video. Facebook juga berfungsi seperti buku telepon digital, siapapun yang kita cari di dunia ini, tinggal ketik namanya dan selanjutnya urusan facebook untuk mencarinya. Facebook seperti kampung besar di dunia maya, di mana kita saling kenal dan saling dikenalkan. Karena kepraktisannya dan jangkauannya yang tepat sasaran ini, maka facebook tidak saja digunakan oleh perorangan, tetapi juga oleh organisasi, termasuk perusahaan-perusahaan raksasa. Kantor Akuntan Publik kelas dunia Ernst & Young menggunakan facebook untuk rekruitmen. Demikian pula Dell, perusahaan komputer raksasa di Amerika. Partai Demokrat di Amerika juga menggunakan facebook untuk mengatur pertemuan.
Bermula dari Mimpi Besar
Seperti sukses Bill Gates dengan microsoftnya, Zuckerberg, CEO dan pencetus facebook, juga memliki impian luar biasa. Saat membangun microsoft dari sebuah garasi, Bill Gates sudah mencanangkan impian yang luar biasa, yaitu pada suatu saat nanti siapapun di dunia ini yang menggunakan komputer personal, mereka tidak akan bisa lepas dari microsoft. Impian itu terwujud! Hampir semua pengguna komputer personal d dunia ini menggunakan produk microsoft, terutama microsoft windows.
Zuckerberg tidak kalah gila. Dari sebuah kamar di asrama mahasiswa Harvard, dia ingin menjadikan facebook menjadi standar komunikasi di planet ini, yang digunakan di mana-mana, dapat digunakan semudah menggunakan telepon, namun lebih interaktif dan multidimensi, sehingga sangat diperlukan oleh semua orang. Zuckerberg ingin ‘tidak ada manusia di planet ini yang bisa meninggalkan facebook!”. Mimpi gila memang. Tapi mimpi besar itulah yang menempatkan dia sekarang sebagai anak termuda di jagad ini yang menjadi orang terkaya karena jerih payahnya sendiri. Forbess ditahun 2008 menobatkan Zuckerberg yang kelahiran tahun 1984 ini sebagai “[the] youngest billionaire on earth and possibly the youngest self-made billionaire ever,” dengan kekayaan sebesar $1.5 billion USD. Majalah Time menobatkan Zuckerberg sebagai salah satu The World’s Most Influential People of 2008.
Memang ada yang mencoba menanyakan siapa yang lebih cerdas, Bill Gates atau Mark Zuckerberg (lihat tulisan John Markoff di The New York Times 28 Mei 2008). Sama-sama cerdaskah mereka? Atau sama-sama tidak cerdas? Nampaknya pertanyaan tersebut tak ada artinya sama sekali buat keduanya. Mereka tidak mempedulikannya. Keduanya memang sekolah di Harvard, sekolahnya orang-orang cerdas, namun sama sama tidak lulus alias dropout. Bill Gates terpaksa dropout karena sibuk mengembangkan microsoft. Dia tidak mau kuliah mengganggunya mewujudkan impiannya. Dibangunnya microsoft dari bisnis kelas garasi, sampai akhirnya sekarang menjadi kelas dunia. Mark juga demikian. Dia lebih memilih fokus pada impiannya, mulai dari kecil, yaitu mulai dari membuat social network untuk anak-anak kampus, sampai sekarang seperti ini, world class juga.
Keberhasilan Bill maupun Mark sama-sama menghadapi tudingan miring bahwa mereka mencuri ide temannya. Tapi itu tidak penting buat mereka, karena apapun kata orang, mereka bisa mentransformasi ide menjadi sesuatu. Mereka berhasil mentransformasi “think” menjadi “thing”.
Lesson Learned
Fenomena facebookmania ini memberi pelajaran kepada kita semua bahwa untuk menjadi besar kita harus berani bermimpi besar. Tapi bukan sekedar mimpi. Kita harus mewujudkannya, walau harus memulai dari langkah yang paling kecil. Kalau kita punya ide, jangan dibiarkan saja. Ide adalah bahan baku yang harus diolah menjadi barang jadi. Wujudkan apa yang ada dalam pemikiran kita. Think harus menjadi thing!


Oleh : Agung Praktapa