Minggu, 01 Januari 2012

Ini Dia 'Headline' Ekonomi Global 2012

Beberapa isu dan peristiwa besar dunia masih mengendalikan perekonomian global. Apa saja?

Kondisi Eropa terkait krisis utang dan potensi berlanjutnya ketegangan di Timur Tengah tampaknya akan mendominasi headline pasar finansial dan komoditas tahun depan. Pengamat pasar menyatakan, volatilitas tahun ini juga akan menjadi lanskap 2012.

Hal ini juga bisa diartikan, pelaku pasar sebaiknya bersiap terhadap segala kemungkinan jika terjadi peningkatan aktivitas di kawasan-kawasan tersebut di atas. Meski beberapa peristiwa memang terjadi mendadak dan tak disangkap, tak ada salahnya investor bersiap.

Kejatuhan kawasan Eropa karena krisis utang memiliki efek berkepanjangan bagi beberapa negara. Perdebatan apakah sejumlah anggota Uni Eropa akan default, menjadi perdebatan yang membuka 2012 mendatang.

“Waspadai negara-negara Eropa Tengah yang perekonomiannya bergantung pada Eropa Barat. Benua ini sedang di ujung tanduk,” ujar analis pasar dan penasihat komoditas Country Hedging, Sterling Smith.

Secara khusus, Smith mengawasai Hungaria, Ukraina dan Lithuania sebagai potensi sumber masalah jika Eropa Barat resesi. Meski tak kelihatan, Smith menyebut negara-negara itu juga memiliki masalah perbankan dan krisis utang.

Senada, Bob Siegel yang Presiden perusahaan manajeman dana, Cabot Capital Group menyatakan, Eropa merupakan isu yang paling menekan kondisi perekonomian dunia. Terutama karena arah perkembangannya masih belum diketahui.

“Hanya karena kita tahu apa yang terjadi, bukan berati itu tak berbahaya. Jika Eropa mulai bertindak seperti (Bank Sentral AS) The Fed, maka akan menolong. Skenario terburuknya, mereka tak menolong dan kita yang kelimpungan,” kata Siegel.

Kemungkinan pecahnya zona euro sudah tertanam di benak pelaku pasar. Namun tak ada yang tahu apakah benar memecah euro menjadi langkah selanjutnya. Presiden West Cooper Asset Management Rich DeFalco menyatakan, hal ini masih sulit dinilai sebagai kemungkinan.

Lebih mungkin yang terjadi, negara dengan perekonomian lemah seperti Yunani dikeluarkan daru Uni Eropa. Ia juga menyatakan ada kemungkinan Uni Eropa terbagi jadi dua blog, utara dan selatan. “Tak ada yang tahu. Jadi sebaiknya bersiap untuk hal baik dan buruk,” katanya.

Analis juga mengamati perkembangan situasi Timur Tengah yang sedang dilanda gelombang reformasi atau lebih dikenal sebagai ‘Arab Spring’. Pergantian kepemimpinan ini menentukan masa depan politik negara dan otomatis, kebijakan ekonominya.

Iran juga menjadi pusat perhatian, karena menghadapi kemungkinan sanksi tambahan terkait masalah nuklir. Segala macam aktivitas militer terkait Iran, mempengaruhi produksi minyak negara tersebut. Apalagi Uni Eropa berniat menghentikan pembelian 600 ribu barel, karena sanksi tersebut.

“Entah produksi dihentikan karena sanksi atau karena aksi militer, yang jelas akan lumpuh. Sulit menentukan seperti apa masa depan perdagangan minyak dengan Iran ini ke depannya,” ujar CEO IndexIQ Adam Patti.

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah kondisi perekonomian Amerika Serikat (AS). The Fed berencana mempertahankan suku bunga rendah setidaknya hingga 2013. Ini dinilai analis sebagai masalah pada permintaan kuat untuk obligasi ultra-low.


Oleh: Vina Ramitha