Sabtu, 05 November 2011

Ajaran Sang Buddha

Beberapa ucapan Buddha 25 abad yang lalu, menjadi kalimat yang dikenal luas, di antaranya:

”Segala perbuatan baik (tidak baik) didahului oleh pikiran, dipimpin oleh pikiran, dan dihasilkan oleh pikiran. Bila seseorang bicara atau berbuat dengan pikiran suci (tidak suci), kebahagiaan (penderitaan) pun akan mengikuti, seperti bayang-bayang yang tak pernah meninggalkan dirinya (seperti roda pedati mengikuti jejak kaki lembu yang menariknya)”

”Kebencian tidak dapat dilenyapkan dengan kebencian, melainkan dengan cinta kasih."

”Seseorang hendaknya tidak memperhatikan kesalahan-kesalahan orang lain, apa yang diperbuat dan tidak dibuatnya, melainkan memperhatikan apa yang dibuat dan tidak diperbuat diri sendiri”

”Meskipun seseorang dapat mengalahkan ribuan musuh dalam pertempuran, tapi sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat mengalahkan dirinya sendiri.”

Ajaran Buddha (Dharma) dituliskan dalam Tipitaka, terangkum dalam 3 kalimat:
# Jangan berbuat jahat.
# Perbanyak perbuatan baik.
# Sucikan hati dan pikiran (melalui meditasi).

Buddha mengatakan 'Ehipassiko'
(datang, lihat, rasakan dan buktikan sendiri). Jangan langsung percaya tanpa pembuktian diri sendiri.

Buddha mendorong kebebasan:
”Janganlah menerima sesuatu hanya karena:
* wahyu/dogma,
* tradisi turun temurun,
* kabar angin,
* ada dalam kitab suci,
* berdasarkan logika,
* pertimbangan nalar,
* sudah mempertimbangkan alasannya,
* sudah ada teorinya,
* berasal dari orang yang dipercaya,
* disampaikan oleh seorang guru.
Tetapi setelah diamati dan diperiksa dengan teliti, kemudian engkau temukan hal itu sebagai sesuatu yang beralasan, berguna dan bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain, maka terimalah dan jadikanlah hal tersebut sebagai pedoman hidup"

Doa universal yang dilafalkan pengikut Buddha adalah:
"Semoga semua makhluk (tanpa kecuali) berbahagia"