Senin, 17 November 2008

Germanic New Medicine: Kanker Penyakit Psikosomatis

Hingga saat ini para dokter belum dapat mengatakan dengan tepat apa sebenarnya penyebab awal penyakit kanker. Menurut teori yang berkembang sejauh ini, kanker adalah bentuk keganasan sel, ketika sel membelah tak terkendali, menjalar dan merusak berbagai organ tubuh, hingga berakibat fatal. Keganasan ini diduga dipicu oleh berbagai sebab, antara lain stres, infeksi virus, polusi, pola makan yang salah, gaya hidup yang salah, ketidakseimbangan hormon, dan juga faktor keturunan.

Tetapi pernahkah terpikir oleh kita bahwa kanker sebenarnya bukanlah penyakit seperti yang digambarkan itu; melainkan “hanya” sebuah penyakit psikosomatis, tak beda dengan rasa pusing ketika kita memikirkan sesuatu, sesak napas dan jantung berdegup kencang ketika kita panik, atau mulas dan diare ketika mengalami stres? Penyakit yang dipicu oleh problem psikologis, yang akan hilang dengan sendirinya setelah problem yang menjadi penyebabnya berlalu?

Dr. med. Mag. theo. Ryke Geerd Hamer , seorang dokter spesialis penyakit dalam asal Jerman, mengembangkan teori ini sejak tahun 1979. Dua bulan setelah kematian anak laki-lakinya, Dirk Hamer, karena ditembak saat sedang berlibur, Dr. Ryke Geerd Hamer menderita kanker testis dan isterinya menderita kanker ovarium. Dr. Ryke berhasil sembuh dengan pengobatan konvensional, tetapi isterinya akhirnya meninggal.
Akibat Trauma Psikologis
Sebagai internist kepala pada klinik onkologi Universitas Tubingen di Munich, Dr. Ryke memperhatikan bahwa setiap penderita kanker memiliki gambaran beberapa cincin konsentris (seperti gambaran gelombang air yang ditimbulkan oleh lemparan kerikil di tengah kolam, yang disebutnya Hamerschenherd atau Fokus Hamer) pada bagian tertentu otaknya, yang selalu muncul pada setiap hasil CT scan. Gambaran cincin ini tepat berada di bagian otak yang berhubungan dengan organ tubuh yang sedang terkena kanker.
Dari pengamatan demi pengamatan, akhirnya Dr. Ryke sampai pada kesimpulan, bahwa cincin konsentris tersebut tak lain dan tak bukan adalah manifestasi biologis dari trauma psikologis yang menimpa sebelumnya, dan terekam di otak. Masalah kemudian timbul, karena otak adalah pusat pengaturan seluruh fungsi tubuh. Jika otak mengalami ketidaknormalan, maka fungsi tubuh yang terkait dengan bagian otak tersebut juga mengalami gangguan.
Dr. Ryke memberi contoh begini: seseorang yang hampir mati tenggelam, akan mencatat pengalaman traumatis tersebut di bagian tertentu otaknya yang mengurus segala sesuatu yang berhubungan dengan “air”. Catatan memori negatif tersebut membentuk cincin-cincin konsentris di otak. Pada saat yang bersamaan, bagian otak tersebut mengatur fungsi tubuh yang berkaitan dengan “air” juga, misalnya ginjal, ureter, kandung kemih. Adanya cincin Hamerschenherd berakibat pada ketidaknormalan fungsi otak dalam mengatur organ-organ tubuh yang menjadi “tanggung jawabnya”. Maka lambat tapi pasti, beberapa bulan atau beberapa tahun kemudian muncullah kanker ginjal, kanker kandung kemih, gagal ginjal, dan lain-lain.
Dari sini Dr. Ryke paham, mengapa dua bulan setelah kematian anaknya ia menderita kanker testis dan isterinya menderita kanker ovarium. Ya, karena trauma psikologis akibat kematian anak itu tersimpan di bagian otak yang berkaitan dengan “anak”, dan bagian itu berhubungan dengan organ tubuh yang terkait reproduksi/anak juga, yaitu testis (pabrik sperma) dan ovarium (pabrik sel telur).
Vonis kanker bagi kebanyakan orang merupakan pukulan psikologis yang sangat berat. Macam-macam reaksinya. Ada yang takut mati. Ada yang merasa marah. Ada yang merasa lemah dan rendah diri. Susahnya, trauma baru akibat mendengar vonis kanker ini membentuk cincin Hamerschenherd baru di otak. Orang yang takut mati membayangkan bahwa ketika mati dia tidak bisa bernafas lagi. Maka traumanya itu disimpan di otak yang terkait dengan organ pernafasan yaitu paru-paru, membentuk cincin Hamerschenherd di sana. Secara bawah sadar, otak orang yang takut tidak bisa bernafas lagi ini menyuruh paru-paru “mengembang” sedemikian rupa supaya dia tetap bisa bernafas. Maka sel-sel alveoli di paru-paru yang mestinya sudah berhenti tumbuh mulai membelah dan membelah lagi.... Pembelahan yang tidak normal itu kita kenal dengan kanker. Dan karena sebelumnya ia telah terkena kanker lainnya, dokter mengatakan bahwa kankernya telah bermetastase ke paru-paru.

Menurut Dr. Ryke reaksi berupa kemarahan akan menimbulkan kanker baru di organ yang berhubungan dengan rasa marah, yaitu hati. Perasaan rendah diri dan tak berguna akan menimbulkan kanker baru di organ yang menjadi simbol keperkasaan (untuk melawan perasaan tak berguna yang dirasakan), yaitu tulang. Dan seterusnya.
Teori yang sama sekali berbeda dengan teori kedokteran konvensional mengenai asal mula kanker ini sudah tentu berujung pada teknik pengobatan yang berbeda pula. Ringkasnya, karena kanker adalah penyakit yang berawal dari trauma psikologis (penyakit psikosomatis), maka tak ada jalan lain untuk penyembuhannya kecuali dengan psikoterapi untuk menghilangkan/menyelesaikan trauma psikologis itu. Proses kesembuhan kanker berjalan bersamaan dengan proses menghilangnya cincin , yang terjadi bersamaan pula dengan proses menghilangnya trauma. Radioterapi dan kemoterapi sama sekali tidak diperlukan. Pembedahan mungkin diperlukan untuk kondisi-kondisi yang sangat khusus. Morfin dan kodein tidak digunakan. Tetapi beberapa jenis obat mungkin masih dibutuhkan untuk mengatasi efek samping.
Efek samping?

Ya. Bagaimana pun, teori dan pengobatan baru yang dinamai Germanic New Medicine ini memiliki efek samping. Efek samping muncul pada proses penyembuhan. Selama proses penyembuhan psikologis ini, area otak di sekitar cincin Hamerschenherd mengalami sedikit pembengkakan, begitu juga area-area kankernya. Ada beragam efek samping lain yang timbul selama proses penyembuhan, yang masing-masing tergantung pada lokasi cincin Hamerschenherd dan lokasi serta kondisi kanker. Antara lain demam, nyeri yang semakin parah, batuk-batuk, perdarahan yang (tampak) semakin parah, pembengkakan, massa tumor yang teraba semakin besar. Pada umumnya efek samping tersebut bersifat sementara dan menurut Dr. Ryke tidak memerlukan pengobatan apa pun. Tidak ada alasan untuk panik jika kita telah tahu itu semua hanyalah proses penyembuhan yang belum selesai.
Tetapi kita perlu hati-hati, karena pada trauma psikologis yang sangat parah proses penyembuhannya justru bisa memunculkan efek samping yang fatal, misalnya serangan jantung. Karenanya, untuk trauma psikologis yang sangat parah Dr. Ryke tidak menganjurkan untuk menghilangkan trauma tersebut sekaligus, melainkan dengan menguranginya setahap demi setahap.
Dr. Ryke Geerd Hamer dan pengikutnya mengklaim telah membuktikan kebenaran teori ini pada 40.000 orang dengan tingkat keberhasilan 98%. Dan walaupun penemuan ini telah 30 kali diverifikasi oleh para dokter medis/ profesor dan mendapat pengakuan resmi, serta mulai digunakan di Kanada dan Amerika , hingga saat ini Germanic New Medicine masih berstatus ilegal. Dr. Ryke tidak diijinkan praktek menggunakan penemuannya sendiri, bahkan pernah dipenjara pada tahun 1997-1998 di Jerman dan 2004-2006 di Spanyol yang kemudian diekstradisi ke Perancis karena dianggap melakukan praktek ilegal dan melakukan agitasi melawan ilmu kedokteran.


Sumber : Rumah Kanker