Sabtu, 29 November 2008

Antisipasi Menangkal Resesi

Amerika Serikat tengah dilanda krisis? Bagi Damhuri Nasution, Senior Econometrician Danareksa Research Institute, apa yang terjadi pada ekonomi Amerika belum sepenuhnya bisa disebut resesi. Memang petumbuhan per kuartal 2008 ini menunjukkan angka yang terus-menerus menurun dan mengarah pada resesi. Namun, dalam perbandingan per tahun, pertumbuhan ekonomi Amerika tahun 2008 lebih baik daripada tahun 2007.

Lebih dari itu, indeks kepercayaan konsumen di Amerika menunjukkan tren yang makin membaik. Indeks ini merupakan indikator bergeliatnya kembali aktivitas ekonomi. Salah satunya ditandai dengan meningkatnya daya beli masyarakat. Apa yang terjadi pada ekonomi global saat ini hanyalah perlambatan gerak pertumbuhan. ''Ibarat seseorang berlari, ia juga memerlukan waktu jeda untuk beristirahat mengambil napas,'' ujarnya. Resesi dan ekspansi merupakan hal yang lumrah terjadi di dunia ekonomi.

Resesi tidak akan berlangsung terus-menerus. Demikian pula ekspansi tidak akan berjalan tanpa bisa berhenti. Yang terpenting adalah bagaimana perusahaan dan pemerintah mampu memahami proses itu. ''Melalui riset dan mengikuti gerak perkembangan ekonomi, bisa dibuat strategi untuk mengantisipasi saat terjadi resesi dan saat melihat peluang ekspansi,'' kata Damhuri kepada Sukmono Fajar Turido dari Gatra.

Perlambatan ekonomi pada saat ini, masih kata Damhuri, tidak akan berlangsung lama. Mengacu pada krisis di masa lalu, kurang dari satu tahun perlambatan itu akan berakhir. Hal ini didukung dengan sikap global negara-negara di dunia untuk menyelesaikan masalah ini secara bersama-sama. "Ketika demand naik, kita juga harus siap, agar pasarnya tidak direbut asing," ujarnya.

Sejauh ini, secara global, yang terjadi adalah perlambatan yang signifikan. Data terakhir pertumbuhan ekonomi global menunjukkan, Amerika masih tumbuh positif (0,81%), Cina 9%, Jepang 0,75%, dan seluruh negara Eropa masih tumbuh 3,9%. Namun semua itu berada di bawah pertumbuhan potensialnya. Lampu kuning sudah menyala. Tapi kemampuan negara-negara itu mengatasi krisis makin terasah.

Data berikut ini bisa dijadikan gambaran: krisis yang terjadi di Amerika Serikat pada 1981 berlangsung 16 bulan, sedangkan tahun 1991 dan 2001 cuma delapan bulan. Jadi, lebih pendek. Demikian pula di negara-negara lain, makin pendek periode resesinya.

Antisipasi yang Harus Dilakukan Perusahaan
Jangka pendek:

1. Fokus di pasar domestik. Populasi 225 juta penduduk adalah pasar besar yang harus digarap.

2. Kualitas produk ekspor pasti tinggi. Maka, perusahaan yang berorientasi ekspor harus mencari pasar domestik yang high quality dan menggusur dominasi produk impor.

3. Perusahaan juga membuat produk yang sama dengan barang impor sehingga pasar domestik dikuasai.

4. Jangan dulu berekspansi, tunggu sampai ekonomi negara-negara maju pulih dan mengalami rebound.

Jangka menengah:

1. Perusahaan menyosialisasikan kondisi sebenarnya kepada karyawan tentang prospek perusahaan ke depan.

2. Jika perlu, mengajukan keringanan fiskal lewat asosiasi sampai keadaan membaik.

Jangka panjang:

1. Tetap menjaga kapasitas yang ada. Jangan buru-buru melakukan PHK. Biasanya resesi di negara maju tidak terlalu lama. Resesi pada 1991 dan 2001 di Amerika hanya berlangsung delapan bulan. Setelah delapan bulan, mereka mengalami rebound.

2. Kalau memang keadaan sulit, karyawan bisa dirumahkan dulu.

3. Melakukan riset kecil untuk mendeteksi kenaikan permintaan.

4. Menelaah sampai kapan resesi terjadi, sehingga ketika negara yang terkena resesi mengalami rebound, perusahaan sudah siap.

Kebijakan yang Bisa Ditempuh Pemerintah

1. Menjaga momentum pertumbuhan ekonomi di dalam negeri. Kalau globalnya memburuk, domestiknya didorong, sehingga permintaan masih ada dan ekonomi masih jalan.

2. Survei indeks kepercayaan konsumen di enam provinsi utama, dengan mewawancarai 1.700 rumah tangga, menunjukkan indeks yang membaik. Ini merupakan modal cukup bagus bagi momentum perbaikan ekonomi dalam negeri.

3. Menjaga inflasi jangan sampai merembet ke mana-mana. Kalau inflasi naik, suku bunga pasti tinggal menungu waktu untuk naik. Kalau suku bunga turun, perekonomian pasti bergerak.

4. Mencegah jangan sampai ada barang dengan harga dumping masuk ke pasar domestik. Pemerintah harus meningkatkan pengawasan di pelabuhan-pelabuhan. Atau, kalau bisa dibuat di dalam negeri, barang-barang itu tak harus diimpor.

5. Memberi insentif fiskal, memastikan kelancaran pembelanjaan APBN, dan mempercepat proyek infrastruktur.

Sumber : Gatra