Jumat, 21 November 2008

Menkeu : Pertumbuhan Mungkin Dapat Turun Menjadi 5%

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan kemungkinan dapat turun menjadi 5% seperti dikutip Bloomberg. Dia juga memperingatkan Indonesia terhadap resiko tren global. Sri Mulyani juga mengharapkan agar Indonesia tidak menerima tawaran paket darurat IMF (International Monetary Fund).

”Ini akan menjadi sebuah tantangan bagi kita untuk menjaga pertumbuhan dengan kondisi seperti sekarang ini,” kata Sri Mulyani kepada Bloomberg dalam sebuah wawancara di Sao Paolo. ”Sama seperti negara berkembang lainnya, kita harus siap untuk jangka waktu yang lebih panjang dari kebangkitan ekonomi.”

Deputi Gubernur Hartadi A Sarwono juga mengatakan perekonomian akan berkembang di kisaran 5% tahun depan, kurang dari 6% seperti yang diperkirakan di RAPBN 2009, demikian pula halnya dengan volume ekspor yang juga akan mengalami penurunan karena perlambatan ekonomi global.

”Pertumbuhan ekonomi akan tumbuh di kisaran 5,3%-5,4% karena perlambatan ekonomi global. Pertumbuhan di kisaran 5% di tahun 2009, cukup baik,” kata Sarwono.

Kepala BPPN Paskah Suzetta mengatakan pemerintah mengharapkan pertumbuhan ekonomi tahun depan diharapkan berada di kisaran 5%-5.8%. Pemerintah juga akan merevisi perkiraan nilai tukar rupiah di APBN 2009.

”Tentu saja kami akan bersandar pada belanja pemerintah untuk pertumbuhan ekonomi tahun depan,” kata Paskah. ”Kami akan mempercepat pengerjaan proyek-proyek pemerintah.”

Sri Mulyani, pada percakapan melalui telepon kepada Dow Jones saat menghadiri KTT G-20 di Washington mengatakan akan tetap terbuka terhadap permasalahan yang dihadapi Indonesia dengan mengatakan bahwa Indonesia akan tetap menjaga untuk tidak harus memperoleh program darurat IMF.

Dia menegaskan, dalam kondisi yang tidak pasti seperti sekarang ini, tidak akan ada satu pun pengambil keputusan yang mampu memperkirakan bagaimana situasi ekonomi ke depan, bahkan beberapa bulan ke depan.

“Jika kita berhari-hati, dan jika kita tidak (menghadapi) kejutan-kejutan besar, mudah-mudahan kita dapat menghadapi tantangan-tantangan tersebut,” kata Sri Mulyani saat ditanyai apakah Indonesia akan mendekati IMF untuk mendapatkan bantuan melalui program khusus.

Dia mengatakan perekonomian Indonesia yang sedang berkembang saat ini sangat dipengaruhi oleh peristiwa-peristiwa global yang mungkin saja dapat terpengaruh dari perkembangan negative keuangan internasional.

Bank Indonesia “memberi perhatian penuh pada rupiah,” yang mana “sedikit melemah terhadap dollar,” katanya. BI meyakini “Rupiah tidak akan terdeviasi dari mata uang-mata uang negara berkembang lainnya,” tambahnya.

Para trader mengatakan akhir-akhir ini bank mulai mengurangi intervensi terhadap pasar mata uang asing setelah menggelontorkan 7 miliar dollar pada bulan lalu untuk menjaga rupiah, yang mana telah jatuh 20% terhadap dollar sejak awal tahun. Gubernur BI Boediono pada hari Jumat mengatakan pemerintah akan mengambil sebesar 2 milliar dollar pinjaman di bulan Desember untuk mendorong nilai tukar.

Sri Mulyani mengatakan struktur perekonomian Indonesia berada dalam posisi “sangat kuat” dengan tingkat pertumbuhan yang baik, tetapi perkembangan ekonomi global memberikan efek tambahan terhadap perekonomian.

“Pertumbuhan pasti tekena resiko lebih besar,” terkait dengan dampak krisis keuangan internasional khususnya pada ekspor dan investasi, katanya. “Penerimaan modal global tampaknya akan berkurang di tahun-tahun mendatang.”

Di gedung BI, pada konferensi pers hari Jumat lalu, Boediono membantah isu yang mengatakan sudah terjadi penarikan dana deposito secara besar-besaran di sejumlah bank. Dia mengatakan perbankan di Indonesia cukup “solid dan stabil”.

“Bagi kami, rumor tersebut tidak berdasar,” katanya. Rumor tersebut ditimbulkan oleh kesalahan sebuah bank lokal kecil PT Bank Century untuk menyelesaikan obligasi antarbank yang jatuh tempo pada hari Kamis lalu yang disebabkan oleh keterlambatan pengisian dokument kliring.

Boediono mengatakan bank sentral bersedia untuk mencukupi setiap permintaan dana kas oleh bank komersil dan BI mengatakan operasional Bank Century telah kembali normal pada hari Jumat dan sama sekali tidak mengancam sektor perbankan.

Di Washington, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan para pemimpin di KTT G-20 secepatnya harus menelurkan hasil untuk memperbaiki stabilitas keuangan dan kepercayaan, seperti dikutip Reuters pada hari Jumat.

”Secepatnya, kita harus memperbaiki kepercayaan dan stabilitas pasar keuangan, melindungi ekonomi riil dan mereformasi arsitektur keuangan,” katanya.

”Kita harus yakin bahwa proses ini memberikan hasil secepat mungkin,” kata SBY pada pidato pembukaannya di ibukota Amerika Serikat.

Dia mengatakan akan memanfaatkan pertemuan pemimpin hari Sabtu di Gedung Putih ”akan perlunya koordinasi dan merencanakan langkah di tingkat nasional, regional dan global untuk memperbaiki tekanan likuiditas, memulihkan kepercayaan dan melindungi ekonomi riil.


Sumber : Menko Ekuin