Jumat, 31 Juli 2009

Aku Bisa

Lagu adalah sebuah ekspresi jiwa, dan dengan lagu pula kita dapat mengingat segala sesuatu yang ingin kita jadikan sebagai tuntutan dalam kehidupan sehar-hari. Semoga lagu Aku Bisa ini dapat menjadi perwakilan dari ekspresi semangat Aku Bisa yang sesuai bagi Anda dan membantu Anda untuk menjaga dan bahkan menularkan semangat Aku Bisa di sekitar Anda.

Kadang ku takut dan gugup
dan ku merasa oo tak sanggup
melihat tantangan di sekitarku, aku merasa tak mampu.

Namun ku tak mau menyerah.
Aku tak ingin berputus asa.
Dengan gagah berani aku melangkah dan berkata AKU BISA.

AKU BISA, aku pasti bisa.
Kuharus terus berusaha.
Bila kugagal tak mengapa, setidaknya ku t’lah mencoba.

AKU BISA, aku pasti bisa
Ku tak mau berputus asa
Coba terus, coba sampai aku bisa.
AKU PASTI BISA.

Baca selengkapnya...

Rabu, 29 Juli 2009

Bahaya Online Dengan Stranger

Setelah melemparkan buku-bukunya di sofa, dia mengambil camilan dan mulai online. Dia log-on dengan nama ByAngel213. Dia memeriksa daftar sambungan yang masuk, ada yang bernama GoTo123 juga sedang online. Dia mengirimkan pesan :

ByAngel213:
Hi. Aku senang kamu online! Aku pikir ada seseorang yang mengikutiku pulang dari sekolah hari ini. Itu mengerikan!

GoTo123:
LOL (Laugh Out Loud = Ketawa Ngakak). Kamu kebanyakan nonton TV. Kenapa orang mengikuti kamu? Bukankah kamu tinggal di perumahan yang aman?

ByAngel213:
Tentu saja. LOL (Ketawa Ngakak). Aku rasa itu hanya pikiranku saja, karena aku tidak lihat seorang pun.

GoTo123:
Kecuali kamu menuliskan namamu saat online. Kamu tidak lakukan itu khan?

ByAngel213:
Tentu saja tidak. Aku tidak sebodoh itu, tahu.

GoTo123:
Apa kamu bermain softball sehabis sekolah hari ini?

ByAngel213:
Ya, dan teamku menang !!

GoTo123:
Itu hebat! Team siapa yang kamu mainkan?

ByAngel213:
Kita mainkan team Hornets. LOL (Ketawa Ngakak). Seragamnya keren banget! Mereka seperti lebah. LOL

GoTo123:
Apa nama teammu?

ByAngel213:
Canton Cats (Kucing2 Canton). Ada gambar cakar harimau di seragam kita. Pokoknya keren.

GoTo1 23:
Kamu pelempar bola?

ByAngel213:
Tidak, aku jaga di base kedua. Aku harus pergi. Ada PR yang harus kukerjakan sebelum orang tuaku pulang. Dah!

GoTo123:
Sampai ketemu lagi. Dah

Sementara itu, GoTo123 mulai melacak menu "keanggotaan" dan mulai mencari profil sebenarnya dari ByAngel213. Ketika ditemukan, dia langsung menandai dan mencetaknya. Dia mengambil pena dan mulai menuliskan apa yang telah diketahuinya tentang ByAngel213.

Namanya: Shannon (perempuan)
Lahir: 3 Januari 1985
Umur: 13 tahun
Tempat tinggal: Carolina Utara

Hobi: softball, koor, skating dan pergi ke mall.

Selain informasi ini, dia tahu Shannon tinggal di Canton karena baru saja memberitahu. Dia tahu Shannon sendirian di rumah sampai jam 06:30 sore sampai kedua orang tuanya pulang kerja. Dia tahu Shannon bermain softball tiap hari Kamis sore dalam team sekolah yang bernama Canton Cats. Nomer favoritnya 7, seperti yang tercetak di kaosnya. Dia tahu Shannon kelas delapan (satu SMP) di SMP Canton. Semua informasi itu dia peroleh dari Shannon waktu mereka online. Dia sekarang sudah memperoleh informasi yang cukup untuk bisa menemukan Shannon.

* * * * *

Shannon tidak bercerita pada orang tuanya mengenai kejadian dalam perjalanan pulang dari lapangan taman kemarin. Dia tidak ingin orang tuanya ribut dan melarang dia jalan kaki saat pulang dari bermain softball. Orang tuanya selalu berlebihan dan berpikir yang buruk. Itu membuatnya berharap seandainya dia bukan anak tunggal. Mungkin jika dia punya saudara laki-laki atau perempuan, orang tuanya tidak menjadi over protektif lagi.

Pada hari Kamis, Shannon sudah lupa dengan langkah kaki yang mengikutinya.

Permainan softballnya sangat asyik, sampai tiba-tiba dia merasa ada seseorang yag memperhatikannya. Saat itu ingatannya muncul kembali. Dia melirik dari posisinya berdiri di base kedua, ada seorang laki-laki sedang mengamatinya dengan seksama.

Laki-laki itu bersandar di pagar di belakang base pertama dan dia tersenyum saat melihatnya. Dia tidak terlihat menakutkan dan Shannon langsung membuang perasaan ketakutan yang dirasakan.

Setelah permainan selesai, Shannon duduk di bangku sambil berbicara dengan pelatih. Dia memperhatikan laki-laki itu tersenyum lagi saat dia melewatinya. Dia mengangguk dan Shannon membalas tersenyum. Laki-laki itu melihat nama Shannon tercetak di belakang kaosnya seragamnya. Dia tahu sudah menemukan semua identitas Shannon.

Diam-diam, dia berjalan menjauh dalam jarak yang aman. Rumah Shannon hanya beberapa blok dari lapangan itu, dan begitu dia melihat tempat tinggalnya, laki-laki itu segera kembali ke tempat parkir dan mengambil mobilnya.

Sekarang dia menunggu. Dia memutuskan untuk makan sedikit sebelum pergi ke rumah Shannon. Dia mengendarai mobil ke sebuah restoran cepat saji dan duduk di sana menunggu waktu untuk bergerak.

* * * * *

Shannon sedang berada di kamarnya saat dia mendengar suara panggilan dari ruang tamu.

"Shannon, cepat kemari," panggil ayahnya. Suaranya kedengaran marah tapi dia tidak tahu mengapa. Dia berjalan menuju ruang tamu dan melihat laki-laki yang yang ditemui di taman sedang duduk di sofa.

"Duduk," ayahnya memulai pembicaraan, "Bapak ini baru saja bercerita banyak hal yang menarik tentang kamu."

Shannon terhenyak ke belakang. Bagaimana mungkin laki-laki itu bisa bercerita segala macam pada orang tuanya? Dia tidak pernah bertemu dengannya sebelum hari ini !

"Kamu tahu saya siapa, Shannon?" laki-laki itu bertanya.

"Tidak," jawab Shannon

"Saya adalah perwira polisi dan teman online-mu, GoTo123."

Shannon terkejut luar biasa, "Itu tidak mungkin! GoTo123 adalah anak seumuranku. Umurnya 14 tahun. Dan dia tinggal di Michigan!"

Laki-laki itu tersenyum, "Saya memang sudah menceritakan semuanya, tapi itu tidak benar. Kamu lihat Shannon, ada orang-orang di online yang berpura-pura menjadi seorang anak; dan saya salah satunya. Tapi saat yang lain melakukan itu untuk menyakiti dan berbuat jahat pada anak-anak, saya termasuk kelompok dari orang tua yang melakukannya untuk melindungi anak-anak dari orang jahat. Saya datang kemari untuk bertemu denganmu dan mengajarimu bahayanya berkomunikasi dengan orang yang tidak kamu kenal secara online. Kamu telah menceritakan semua hal yang cukup untuk saya pakai untuk menemukan kamu. Kamu menyebutkan nama sekolahmu, nama team softballmu dan posisi dimana kamu bermain. Bahkan kamu menyebutkan nomer kaos seragammu yang membuat saya menemukanmu dengan mudah."

Sekali lagi Shannin tertegun, "Bukankan anda tinggal di Michigan?"

Laki-laki itu tertawa. "Tidak, saya tinggal di Releigh, dekat sini. Itu saya buat supaya kamu merasa aman karena berpikir bahwa saya tinggal di tempat yang jauh, bukan?"

Shannon mengangguk.

"Saya punya seorang teman yang memiliki anak perempuan seperti kamu. Hanya dia tidak beruntung. Laki-laki yang menemukannya membunuhnya saat dia sendirian di rumah. Anak-anak diajarkan untuk tidak mengatakan pada siapa pun bahwa mereka sedang sendirian di rumah, dimana sepanjang waktu itu mereka gunakan untuk online. Orang jahat akan menjebak kalian untuk memberikan informasi sedikit tentang ini dan tentang itu saat online. Sebelum kamu mengetahuinya, kamu telah mengatakan banyak hal sehingga mereka mudah menemukanmu bahkan sebelum kamu menyadari telah melakukannya. Saya harap kamu belajar dari kejadian ini dan tidak mengulanginya lagi. Beritahu teman-temanmu juga supaya mereka bisa aman."

"Saya berjanji!"

Malam itu Shannon, ayah dan ibunya mengucapkan terima kasih pada Tuhan karena sudah melindungi Shannon dari kejadian yang bisa menjadi peristiwa tragis.


Baca selengkapnya...

Kerja Ikhlas = Kerja Bodoh?

Di jaman yang hampir semua hal diukur dengan materi, kerja ikhlas menjadi hal yang langka. Pelakunya pun kerap disebut orang aneh, orang antik atau orang yang melakukan hal bodoh. Kebanyakan orang di jaman ini memang bekerja dengan ”tulus” tetapi tidak ikhlas!
”Lho, apa bedanya Pak?”, tanya para mahasiswa yang mengikuti kuliah atau seminar saya. Saya sering menjawab,”Tulus adalah singkatan dari TUjuannya fuLUS”. Jadi bekerja karena motivasinya adalah untuk mendapatkan uang. Jika mendapatkan uang banyak maka bekerja keras dengan sangat baik, tetapi jika mendapat uangnya sedikit maka kerjanya asal saja. Hal inilah yang dilakukan oleh kebanyakan orang. Bekerja untuk memperoleh imbalan yang setimpal dengan pekerjaan menurut ukurannya masing-masing.
Tetapi jika bekerja dengan hati ikhlas, berarti bekerja dengan berdasarkan kasih dan kerelaan hati. Seperti matahari pagi yang selalu rajin tidak pernah terlambat selalu bersinar dan tidak pernah mengharapkan imbalan atau balasan kembali. Matahari juga tidak peduli apakah manusia mau menerima sinarnya atau bahkan menolaknya.
Sebuah kisah nyata yang diceritakan oleh seorang teman saya terjadi di Bandung beberapa waktu yang lalu. Kisah nyata ini dapat dijadikan suatu bahan renungan tentang keihklasan hati dalam bekerja.
Seorang mahasiswa yang baru lulus menjadi sarjana kedokteran di sebuah perguruan tinggi negeri terkenal di Bandung memilih untuk bekerja menjadi asisten laboratorium di almamaternya. Penghasilan yang diterimanya sebagai asisten lab sangatlah kecil, bahkan tidak mencukupi walau pun hanya untuk membayar biaya transportasi ke kampusnya. Tetapi dia mencintai pekerjaan menjadi asisten dan melakukannya dengan ikhlas karena memang mencintai pekerjaan mengajar.
Banyak orang yang mengatakan bahwa dia bodoh karena memilih bekerja menjadi asisten lab. Padahal sebagai sarjana kedokteran dari universitas negeri terkenal, dia memiliki peluang besar untuk bekerja di perusahaan swasta yang memberikan penghasilan berpuluh-puluh kali lebih besar.
Walau orang tuanya pun mendesaknya untuk mencari pekerjaan lain, dia tetap memilih membantu almamaternya menjadi asisten lab. Semua hal itu dilakukan dengan hati yang ikhlas. ”Pekerjaan ini membahagiakan hati saya”, katanya.
Suatu saat datanglah seorang profesor dari Jepang berkunjung ke universitas tersebut. Karena semua dosen sedang sibuk dengan pekerjaannya masing-masing, maka ditugaskanlah asisten lab tersebut untuk menemani dan membantu sang profesor selama berada di Bandung.
Asisten tersebut bisa saja menolaknya karena hal itu bukanlah tugasnya sebagai asisten lab. Dia tidak dibayar untuk hal itu. Tetapi dia memilih untuk tetap menerima tugas itu dengan hati yang ikhlas dan berusaha membantu sebisanya tanpa mengeluh.
Walau pun sama sekali tidak bisa berbahasa Jepang, dia berusaha sebaik mungkin membantu sang profesor. Mengantarnya mencari makanan untuk makan siang dan makan malam, berbelanja oleh-oleh Bandung, berkunjung ke Gunung Tangkuban Perahu, dan tempat-tempat wisata lainnya. Dia selalu mengantar ke mana pun sang profesor ingin pergi dengan tersenyum.
Setiap hari dia menjemput sang profesor dan mengantarkannya kembali ke hotel tempat sang profesor menginap. Sampai saatnya profesor itu kembali ke Jepang, sang profesor memberikan jam tangannya kepada asisten lab tersebut sebagai tanda terima kasih. Hati sang Profesor sangat tersentuh dengan keramahan dan keikhlasan hati asisten lab yang telah membantunya selama berada di Bandung.
Beberapa tahun kemudian, sang profesor telah terlupakan dalam ingatan asisten lab tersebut. Dan dia masih bekerja masih bekerja ikhlas sebagai asisten di universitas tersebut. Hingga datanglah sebuah kesempatan beasiswa belajar kedokteran sampai jenjang S-3 dari sebuah universitas di Jepang bagi akademisi di universitas negeri di Bandung tersebut.
Dosen-dosen yang lebih senior segera mengirimkan aplikasi permohonan beasiswa ke universitas di Jepang tersebut. Tetapi ternyata oleh universitas di Jepang yang memberi beasiswa tersebut semuanya ditolak!
Ternyata sang Profesor di universitas Jepang itu yang menolaknya. ”Saya hanya mau menerima dan merekomendasikan anak muda yang dulu pernah antar-antar saya selama saya di Bandung!”, katanya dengan tegas.
Akhirnya sang asisten lah yang mendapatkan kesempatan untuk meneruskan kuliah dengan beasiswa di Jepang. Dia melampaui dosen-dosennya yang lebih senior untuk mendapat kesempatan kuliah lebih tinggi. Kabar terakhir yang saya terima, saat ini dia masih sedang menyelesaikan kuliah S-3 kedokterannya di Jepang.
Dari kisah nyata itu saya berkesimpulan bahwa kerja ikhlas bukanlah kerja bodoh, melainkan kerja yang sangat pintar!
Walau pun dengan bekerja ikhlas kita tidak dipedulikan atasan kita, orang disekitar kita, atau tidak dipedulikan orang lain… tetaplah bekerja dengan x-tra kerja ikhlas!
Ingatlah! Bahwa walau pun semua orang di dunia tidak peduli dan menutup mata terhadap apa pun keikhlasan yang kita perbuat, tetapi Tuhan akan selalu peduli dan tidak akan menutup mata Nya kepada keikhlasan hati kita.

Di saat yang TEPAT Dia akan memanggil malaikat Nya, ”Kat, Kat, malaikat…kasih BERKAT untuk orang yang ikhlas itu”.

Victor Asih

Baca selengkapnya...

Membiasakan Hidup Bersih dan Disiplin

“The time is always right to do what is right. – Waktu selalu baik untuk melakukan hal yang baik.” Martin Luther King Jr.

Pada bulan Maret 2009 yang lalu saya dan 150 orang mitra bisnis berlibur ke Jepang. Kami terkesan melihat sarana umum di Jepang yang sangat teratur dan bersih, dari mulai stasiun bawah tanah, bullet train, mall, toilet umum, tempat-tempat wisata, restoran, dan berbagai tempat lainnya. Kedisiplinan masyarakat di negri sakura tersebut menjadi pemandangan yang sangat menarik perhatian kami. Dalam antrian, mereka selalu berbaris rapi, tidak saling mendahului, tidak membuat keributan, ramah dan bila diajak berbicara mereka selalu berusaha untuk tidak mengecewakan lawan bicaranya.
Sikap bersih dan disiplin mereka bukan hanya dalam arti kata denotatif, tetapi dalam juga bermakna konotatif. Mereka sangat disiplin dengan barang-barang yang bukan milik mereka. Pengalaman ini telah kami alami disana.
Saat itu kami mengunjungi Disney Sea dan Universal Studio di hari yang berbeda.. Rupanya passport, kaca mata gelap, dan sarung tangan kulit milik tiga orang rekan kami tertinggal di tempat wisata tersebut. Saya sempat khawatir dan berdoa semoga tidak ada aral rintangan mengganggu kelancaran perjalanan tour kami. Kami baru merasa tenang setelah pemandu tour asal Indonesia meyakinkan barang tersebut masih dapat dicari di Lost and Found. Kami sangat lega ketika semua barang yang tertinggal itu kami dapatkan kembali.
Sikap bersih dan disiplin bangsa Jepang yang kami saksikan sangat mengagumkan. Saya kira dua sikap tersebut sudah menjadi kebiasaan yang terus menerus dilakukan sampai mengakar ke dalam kehidupan mereka sehari-hari. Namun pemandangan seperti itu jarang kami saksikan di sini.
Contohnya saat menunggu antrian untuk mendapatkan SIM, saya dan istri terkejut melihat sikap orang-orang yang meletakkan kemasan bekas air minum mereka di sembarang tempat. Padahal di situ sudah disediakan tempat sampah. Tak jarang kami juga mendapati orang-orang yang melempar sampah begitu saja di tempat umum atau dari kendaraan yang mereka tumpangi. Padahal di tempat umum tersebut sudah ada papan peringatan Buanglah sampah pada tempat sampah yang telah disediakan!
Kebiasaan buruk itu kelihatannya sudah biasa mereka lakukan dan mungkin sangat sulit diubah, padahal kebiasaan tersebut menjadi penyumbang masalah serius. Salah satunya adalah bila datang musim hujan, banjir selalu menjadi langganan di Jakarta dan berbagai tempat lainnya di Indonesia. Sudah saatnya semua orang melakukan perubahan kebiasaan yang lebih bersih dan disiplin.
Membiasakan anak-anak hidup bersih dan disiplin relatif mudah, misalnya dengan menjadikan kedisiplinan dan kebersihan menjadi salah satu kurikulum pelajaran. John Dewey, seorang filsuf pragmatis, mengatakan, “School is not preparation for life, but school is life. – Sekolah bukan persiapan untuk kehidupan, melainkan kehidupan itu sendiri.” Dengan cara ini kemungkinan besar dalam 20 tahun mendatang sudah terbentuk generasi yang tak kalah hebat dari bangsa Jepang dalam hal kebersihan dan kedisiplinan.
Namun jika semua orang, mulai dari anak-anak, remaja, dewasa dan orang tua, aktif berpartisipasi melakukan perubahan kebiasaan menjadi lebih bersih dan disiplin dalam keseharian, rasanya tak butuh waktu sampai 20 tahun ke depan untuk mendapatkan lingkungan yang benar-benar sehat, bersih, rapi, aman, dan nyaman. Mulailah merubah kebiasaan dari diri sendiri, walaupun mungkin proses dan tantangannya sangat berat. Tetapi beberapa tips berikut ini akan membantu Anda membiasakan diri hidup bersih dan disiplin.
1. Memprioritaskan diri pada dua kebiasaan baik tersebut, sehingga lambat laun Anda terbiasa melakukan dua hal baik tersebut, menggantikan kebiasaan sebelumnya. Kemauan dan usaha Anda menentukan seberapa besar perubahan yang akan Anda dapatkan dan seberapa lama waktu yang Anda perlukan. Semakin besar kemauan dan usaha Anda, semakin cepat dua kebiasaan baik itu menjadi bagian dari hidup Anda dan membawa dampak positif yang luar biasa.
2. Jangan mengukur seberapa lama kebiasaan baik tersebut telah Anda lakukan. Anda hanya perlu memperhatikan kualitas perubahan yang berhasil Anda ciptakan. Setelah itu, jangan lagi memberi ruang dan udara bagi kebiasaan buruk untuk tumbuh lagi.
3. Lakukan kebiasaan hidup lebih bersih dan disiplin dengan sepenuh hati. Kemauan melakukan dua kebiasaan itu yang datang dari kesadaran pribadi akan menciptakan perubahan lebih besar dan permanen dibandingkan dengan melakukan sesuatu disebabkan oleh ancaman hukuman atau iming-iming imbalan hadiah. Miliki kesadaran pribadi bahwa lingkungan yang aman, nyaman, bersih, sehat, dan sistematis seperti di Jepang pasti akan lebih baik dan menyenangkan.
4. Konsisten dalam melakukan kebiasaan baru. Dengan begitu, suatu saat Anda akan melihat perubahan dramatis dalam seluruh aspek kehidupan Anda.
Kebiasaan positif atau negatif adalah bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan kita dan juga dapat dibentuk sesuai dengan hasil yang kita inginkan. Bila kita mengarahkan kebiasaan menjadi lebih konstruktif, berarti kita akan menciptakan cara konstruktif dalam melakukan sesuatu. Hanya dengan kesadaran yang tinggi untuk berubah maka kita akan memulai dan mempertahankan perubahan positif pula.
Tetapi jika kita tergoda kembali melakukan kebiasaan lama, tingkatkan lagi komitmen Anda melakukan kebiasaan baru yang diinginkan. Semakin aktif Anda melakukan kebiasaan baru, semakin mudah kebiasaan tersebut melekat dalam hidup Anda. Bahkan kebiasaan tersebut lebih kuat dari kebiasaan sebelumnya, dan tanpa Anda sadari sudah melakukan banyak hal menjadikan segalanya berubah sesuai harapan Anda.
Andrew Ho

Baca selengkapnya...

Selasa, 28 Juli 2009

Makanan Gorengan Pembawa Kanker . . ?

Makanan yang digoreng atau populer disebut gorengan ternyata bukan hanya meningkatkan kadar kolesterol darah serta menyebabkan terjadinya peningkatan risiko terkena stroke dan penyakit jantung koroner.

Makanan gorengan juga menghasilkan zat pemicu kanker (karsinogenik) dengan nama akrilamida.
Hampir setiap orang menyukai makanan gorengan, seperti kentang, pisang, ubi, tempe, dan tahu goreng. Makanan jajanan ini makin sedap rasanya jika dikonsumsi saat masih dalam keadaan panas. Menemukannya pun amat gampang, mulai dari pinggir jalan hinga mal. Itu sebabnya kita kerap membawanya ke rumah, sebagai makanan ringan di sore hari, sambil minum kopi atau teh manis.
Namun, kebiasaan menyantap makanan gorengan untuk sementara waktu harus kita kurangi atau paling tidak perlu diwaspadai. Sebab, kebiasaan ini mengandung risiko buruk bagi kesehatan.
Eden Tareke dkk., peneliti dari jurusan kimia lingkungan Universitas Stockholm, Swedia, memaparkan hasil penelitiannya bertajuk Analysis of Acrylamide, a Carsinogen Formed in Heated Foodstuffs yang dimuat di majalah ilmiah Agricultural and Food Chemistry edisi Juli 2002. Masyarakat dunia pun gempar dibuatnya.
Hasil penelilian yang didanai Dewan Riset Swedia untuk lingkungan dan Ilmu Pertanian ini menunjukkan bahwa makanan yang kaya karbohidrat, seperti kentang yang mengalami penggorengan, dapat merangsang pembentukan senyawa karsinogenik (pemicu kanker) bernama akrilamida.
Hampir 100 jenis makanan gorengan yang lazim disantap manusia di jagad raya ini, antara lain roti-rotian, biskuit, ikan, hingga daging. dinyatakan positif mengandung akrilamida. Makanan gorengan yang menjadi andalan restoran cepat saji (fast food) seperti keripik kentang (potato chip) dan kentang goreng (french fries) disebut-sebut sebagai yang paling buruk karena kandungan akrilamidanya lebih banyak.
Lalu, patutkah kita menjadi panik dengan informasi yang membuat heboh ini, sehingga memantang segala jenis makanan gorengan, khususnya keripik kentang dan kentang goreng?
Mengenal Akrilamida
Akrilamida termasuk salah satu senyawa kimia berbahaya yang kini diduga memiliki potensi kuat sebagai mesin pemicu kanker. Penelitian terhadap tikus percobaan menunjukkan bahwa senyawa yang satu ini menimbulkan tumor, merusak DNA alias materi genetika, merusak saraf, mengganggu tingkat kesuburan, dan mengakibatkan keguguran.
Secara umum sifat akrilamida (2-propenamide) adalah tidak berwarna dan tidak berbau dengan berat motekul 71. Senyawa ini berupa kristal putih, meleleh pada suhu 84,5 derajat Celsius, dan mendidih pada suhu 125 derajat.
Senyawa yang larut dalam air, aseton dan etanolini, pada proses pembakaran menghasilkan zat-zat yang berbahaya bagi kesehatan, seperti amonia, karbon monoksida, dan nitrogen oksida (Friedman, 2003).
Kini yang menjadi pertanyaan, berapa dosis minimum akrilamida yang bisa ditoleransi tubuh manusia?

Hingga sekarang belum ada jawaban yang memuaskan untuk itu. Namun, masyarakat Uni Eropa dan organisasi kesehatan PBB (WHO) menetapkan standar maksimum akrilamida pada air minum 0,5 mikrogram per liter. Pada kadar itu, saluran pencernaan mampu menyerap dan mengeluarkannya dari tubuh melalui urin dalam beberapa jam kemudian.
Dosis tinggi akrilamida pernah dilakukan uji toksisitas. Hasil yang diperoleh adalah dosis antara 800 - 2.700 mikrogram per hari bagi orang dewasa merupakan yang terendah, tapi di sisi lain sudah mampu meningkatkan mutasi gen pada tikus percobaan.
Proses Penggorengan
Penelitian yang dilakukan Eden Tareke dkk. menemukan bahwa bahan pangan yang tidak mengalami proses penggorengan atau pemanggangan ternyata hanya mengandung senyawa akrilamida dalam jumlah yang amat sedikit, sehingga tak menimbulkan keraguan untuk menyantapnya.
Demikian juga penelitian tidak menemukan senyawa ini pada pangan mentah dan makanan rebusan atau kukus.
Sementara itu, kentang goreng mengandung senyawa akrilamida yang amat tinggi, yakni 2.500 mikrogram pada suhu penggorengan 220 derajat Celsius. Dengan kandungan sebesar ini kita patut waspada!
Jika setiap hari menyantap akrilamida yang berasal dari kentang goreng, lama kelamaan dalam tubuh kita akan terjadi penimbunan senyawa yang menimbulkan kanker. Dan pada suatu saat dapat memicu munculnya penyakit yang bisa mematikan manusia itu.
Barangkali, kini ada pertanyaan yang mengganjal dalam benak kita, mengapa makanan rebus atau kukus tidak mengandung senyawa akrilamida, tapi dalam makanan gorengan jumlahnya banyak? Hingga sekarang, untuk soal yang sulit ini belum ada jawaban yang memuaskan.
Namun, peneliti dari Swedia itu menjelaskan bahwa hadirnya senyawa akrilamida pada makanan gorengan dipicu oleh proses penggorengan itu sendiri. Penggorengan dengan suhu yang relatif tinggi, sekitar 190 derajat Celsius (seperti lazimnya suhu penggorengan dalam minyak), dapat menyebabkan senyawa karbohidrat pada kentang terurai atau terlepas. Menurut penelitian itu, sebagian karbohidrat yang terlepas kemudian ditangkap atau bereaksi dengan asam amino, senyawa penyusun protein, hingga terbentuklah akrilamida.
Mekanisme ini secara umum biasa terjadi pada proses memasak. Sebab, asam amino dan gula dapat bereaksi lewat apa yang dikenal dalam bahasa kimia pangan sebagai reaksi Maillard.


Oleh Posman Sibuea

Baca selengkapnya...

Cara Bermeditasi - Mengapa Bermeditasi

Dalam dunia ini, apakah yang dicari oleh kebanyakan orang dalam hidupnya? Sebenarnya, mereka ingin mencari ketenangan batin dan keselarasan hidup. Tidak sedikit di antara mereka berusaha mencarinya, walau mungkin mereka tidak mengetahui dengan jelas apa yang hendak dicarinya, atau mungkin cara mendapatkannya.

Mereka sering merasa bingung, merasa banyak menjumpai kekacauan dan kekalutan batin. Mereka diserang oleh bermacam-macam perasaan yang tidak memuaskan atau yang kurang menyenangkan hatinya. Secara singkat mereka ini tidak mendapatkan ketenangan dan kesejahteraan dalam batinnya.

Kebanyakan mereka ini kemudian menempuh cara yang salah untuk mendapatkan ketenangan batin dan keselarasan hidup ini. Mereka cenderung melihat dan mencari di luar dirinya sendiri. Akibatnya, dunia ini merupakan sumber semua kegelisahan.
Mereka mencari penyelesaian persoalannya dalam keluarganya, di dalam pekerjaannya,atau di dalam pergaulan dan sebagainya. Mereka beranggapan kalau dapat mengubah keadaan sekelilingnya, mereka akan menjadi tenang dan bahagia.
Sekarang sudah banyak dijumpai orang yang telah menyadari kenyataan dan berpaling, yaitu menunjukkan perhatiannya kepada sumber yang sebenarnya dari kebahagiaan dan kegelisahan, ialah PIKIRANNYA SENDIRI. Menunjukkan perhatian ke dalam diri sendiri, dalam pikirannya sendiri, inilah yang dinamakan dengan meditasi.

Dewasa ini meditasi telah banyak dipraktekkan oleh orang-orang dari berbagai bangsa dan agama. Mengapa demikian?

Karena kerja pikiran itu tanpa memakai corak bangsa atau agama tertentu. Jadi tugas meditasi adalah untuk mengerti atau menghayati sifat pikiran di dalam kehidupan sehari-hari. Pikiran adalah kunci kebahagiaan, sebaliknya juga merupakan sumber penderitaan/ malapetaka.
Untuk mengetahui dan mengerti perihal pikiran dan menggunakannya dengan seksama tidaklah hubungannya dengan agama. Jadi meditasi dapat dilaksanakan oleh setiap orang tanpa menghiraukan corak agamanya.

Sungguh banyak yang dapat dikerjakan oleh setiap orang untuk mendapatkan kesenangan duniawi dalam lingkungan yang penuh dengan kesibukan dan kekacauan ini. Jika memang benar demikian halnya........., mengapa kita harus bermeditasi? Apakah gunanya kita membuang waktu untuk duduk diam bersila dengan bermalasan?

Sesungguhnya apabila Anda dapat melaksanakan meditasi dengan cara yang benar, maka meditasi akan dapat memberikan banyak manfaat untuk diri sendiri.

Beberapa manfaat yang bisa Anda rasakan langsung adalah:
Bila Anda seorang pedagang yang selalu sibuk, meditasi menolong membebaskan diri Anda dari ketegangan sehingga Anda menjadi relaks.
Kalau Anda sering berada dalam kebingungan, meditasi akan menolong menenangkan diri Anda dari kebingungan dan meditasi membantu Anda untuk mendapatkan ketenangan yang bersifat sementara maupun permanen.
Bila Anda mempunyai banyak persoalan yang seolah-olah tidak putus-putusnya, meditasi dapat menolong Anda untuk menimbulkan ketabahan dan keberanian serta mengembangkan kekuatan untuk mengatasi persoalan tersebut.

Bila Anda tergolong orang yang kurang mempunyai kepercayaan pada diri sendiri, meditasi dapat menolong Anda untuk mendapatkan kepercayaan terhadap diri sendiri yang sangat dibutuhkan. Memiliki kepercayaan terhadap diri sendiri adalah kunci rahasia kesuksesan Anda.
Kalau Anda mempunyai rasa ketakutan dan keraguan, meditasi dapat menolong Anda untuk mendapatkan pengertian yang benar terhadap keadaan yang menyebabkan ketakutan itu, dengan demikian, Anda dapat mengatasi rasa takut tersebut.

Jika Anda selalu merasa tidak puas terhadap segala sesuatu dalam kehidupan ini atau yang berada dalam lingkungan Anda, meditasi akan memberi Anda perubahan dan perkembangan pola pikir sehingga menumbuhkan rasa puas dalam batin Anda.

Jika Anda ragu-ragu dan tidak tertarik terhadap agama, meditasi akan dapat menolong Anda mengatasi keragu-raguan itu sehingga Anda dapat melihat nilai-nilai praktis dalam bimbingan agama.
Jika pikiran Anda kacau dan putus asa karena kurang mengerti sifat kehidupan dan keadaan dunia ini, meditasi akan dapat membimbing dan menambah pengertian Anda bahwa pikiran kacau itu sebenarnya tidak ada gunanya.

Kalau Anda seorang pelajar, meditasi dapat menolong menimbulkan dan menguatkan daya ingat Anda sehingga apabila Anda belajar akan lebih seksama dan berguna.
Kalau Anda seorang yang kaya, meditasi dapat menolong Anda untuk melihat sifat kekayaan dan mampu menggunakannya dengan sewajarnya, untuk kebahagiaan Anda sendiri maupun kebahagiaan orang lain.

Jika Anda seorang yang miskin, meditasi dapat menolong Anda agar memiliki kepuasan dan ketenangan batin. Dengan demikian, Anda akan terhindar dari keinginan untuk melampiaskan rasa iri hati Anda kepada orang lain yang lebih mampu atau yang lebih berada daripada Anda.
Kalau Anda seorang pemuda yang kebingungan sehingga tidak mampu menentukan jalan hidup ini, meditasi dapat menolong Anda untuk mendapatkan pengertian tentang kehidupan sehingga Anda dapat menempuh salah satu jalan yang benar untuk mencapai tujuan hidup Anda.
Kalau Anda seorang yang telah lanjut usia dan merasa bosan terhadap kehidupan ini, meditasi akan menolong Anda untuk mengerti secara mendalam mengenai hakekat kehidupan ini sehingga timbullah semangat hidup Anda.

Kalau Anda seorang pemarah, dengan bermeditasi Anda dapat mengembangkan kekuatan kemauan untuk mengendalikan kemarahan, kebencian, rasa dendam dsb.

Kalau Anda seorang yang bersifat iri hati, dengan meditasi Anda akan menyadari bahaya yang timbul dari sifat iri hati itu.
Jika Anda seorang yang selalu diperbudak oleh kemelekatan panca inderia, meditasi dapat menolong Anda mengatasi nafsu dan keinginan tersebut.
Kalau Anda seorang yang selalu ketagihan minuman keras/ sesuatu yang memabukkan, dengan bermeditasi Anda dapat menyadari dan melihat cara mengatasi kebiasaan yang berbahaya itu. Kebiasaan yang memperbudak dan mengikat Anda.
Kalau Anda seorang yang pintar ataupun tidak, meditasi memberi Anda kesempatan untuk mengenal diri sendiri dan mengembangkan pengetahuan yang sangat berguna bagi kesejahteraan sendiri, keluarga serta handai taulan.

Kalau Anda dengan sungguh-sungguh melaksanakan latihan meditasi ini, maka semua nafsu emosi Anda tidak mempunyai kesempatan untuk berkembang.

Kalau Anda seorang yang bijaksana, meditasi akan membawa Anda menuju ke kesadaran yang lebih tinggi dan mencapai "Penerangan Sempurna", Anda akan melihat segala sesuatu menurut apa adanya (sewajarnya).

Inilah beberapa faedah praktis yang dapat dihasilkan dalam latihan meditasi. Faedah ini tidak dapat dijumpai atau ditemukan dalam buku, apalagi dapat dibeli di warung. Uang tidak dapat dipakai untuk mendapatkannya. Anda mendapatkannya sebagai hasil menjalankan latihan meditasi. Anda temukan dalam diri sendiri yaitu dalam PIKIRAN Anda.


Oleh: Venerable Piyananda
Alih bahasa: Jinapiya Thera

Baca selengkapnya...

Senin, 27 Juli 2009

Facebook, MAU ?

Kejadian ini bermula ketika secara tak sengaja aku berpapasan dengan tukang Mie Ayam keliling yang biasa beredar di depan rumah.

Siang itu, kulihat dia tengah berasyik masyuk di pinggir jalan, cekikikan sambil melihat sesuatu yang ada di tangannya. Bahkan saking asiknya, gerobak mie ayam itu ditinggalkannya begitu saja, seakan mengundang pemulung jail untuk mengangkutnya.

Karena penasaran, diriku pun bertanya "Mas Jason (panggil saja demikian, karena dia sering dipanggil Son ama pelanggannya "Son.. mie ayamnya siji maning sooon.."), sedang apa kok asik
bener di pojokan?" tanyaku.

"Eh mas ganteng ... (satu hal yang aku suka dari Jason adalah : Orangnya suka bicara Jujur!), ini mas, lagi update status!!..."

WADEZIG!!

"Weehhh... njenengan fesbukan juga to??" tanyaku heran.

"Ya iyalah mas... hareee geneee ga fesbukan?!...
Lagian kan lumayan juga buat menjaring pelanggan lewat fesbuk, kata Pak Hermawan Kertajaya kan dalam berdagang kita harus selalu melakukan diferensiasi termasuk dalam hal pemasaran mass.. "

GLEK!! kalah gw.

Gw yang sering naik Kereta ke jawa aja gak tau kalo ada yg namanya Hermawan Kereta Jaya

"Emang mas statusnya apa?" tanyaku penasaran

"Nih mas aku bacain :

Promo Mie Ayam, beli dua gratis satu mangkok, beli tiga gratis nambah kuah, beli empat gratis timbang badan... takutnya anda obesitas...
Segera saya tunggu di gang Jengkol, depan tengkulak Beras Mpok Hepi.
Mie Ayam Jason : Melayani dengan Hati... ampela, usus dan jeroan ayam lainnya.."

GUBRAK!!
Dua kosong untuk mas jason...
Gw. yang uda lama fesbukan aja ga bisa bikin status se atraktif dia..

Tapi ada yang aneh pas kulirik ke henpon yang dia pake aku kira henponnya blekberi atau minimal nokia seri baru yang uda bisa pake internetan. Selidik punya selidik, ternyataa... henponnya lawas bin jadul...

HP yang masih monokrom, suara belum poliponik, dan masih pake antena luar kayak radio AM.

"Mas, tapi kok bisa update fesbuk pake henpon sederhana gitu? (bahasa halusnya henpon lawas) Gimana caranya??

"Owwh.. gampang mas, saya tinggal nulis statusnya lewat SMS lalu kirim ke Tri? jawab dia datar.

"Ohh.. mas nya pake Kartu Three ya? Yang gratis internetan itu?"

" Bukaaaan mas, Tri itu lengkapnya Tri Ambarwati...
Dia itu pacar saya, sama-sama dari Tegal, yang kerjaannya jagain Warnet 24 Jam!

Jadi kalo butuh update, tinggal sms dia aja nanti dia yang gantiin status saya, Lha wong dia tiap hari di depan komputer jagain warnet.
Paling sebagai balesannya saya gratisin mie ayam seminggu sekali... murah to..."

Mendadak kepalaku pusing.
Bagaikan menderita dehidrasi akut sekaligus hipotermia tingkat tiga, aku limbung mendengar jawaban spektakuler dari mas jason...

BRUK!!

"Lho mas.. mas... jadi beli mie ayam ndak...kepriben iki?"


MAU UPDATE STATUS GRATIS
PAKE TRI

MAU ???


Sumber : Kompas Forum

Baca selengkapnya...

Waspadai Bila Tubuh Berkeringat Lebih

Ternyata keringat berlebihan menunjukkan tanda-tanda medis tertentu.

Apakah kamu berkeringat lebih banyak dibandingkan dengan orang lain?Apakah setelah lima menit seusai treadmill anda mengeluarkan keringat yang cukup banyak? Ada baiknya bila dikonsultasikan dengan dokter.

Ternyata keringat berlebihan menunjukkan tanda-tanda medis tertentu. Dermatologi dari Toronto dan juga anggota Akademi Dermatologi dari Amerika, Benjamin Barankin mengatakan tidak semua orang dapat mengetahui perbedaan berkeringat berlebih itu wajar atau tidak.

"Itu tidak selalu mudah bagi orang yang rata-rata untuk mengetahui perbedaannya," kata dia.

Menurut dia, berkeringat berlebih terjadi mungkin disebabkan oleh masalah Thyroid, diabetes atau ada infeksi. Kemungkinan lain karena kelebihan berat badan serta kemungkinan dalam kondisi tidak sehat. “Tetapi jika anda khawatir dengan ini, bisa konsultasikan kepada dokter untuk mengetahui informasi lebih lanjut,” tuturnya.

Sementara itu, Wakil Ketua Bagian Dermatologi St.Louis University Dee Anna Glaser menuturkan setiap orang memiliki volume yang berbeda dalam mengeluarkan keringatnya. "Ada variasi alam bagaimana orang berkeringat, seperti terdapat variasi fungsi tubuh lainnya, ada beberapa orang yang berkeringat lebih mudah daripada yang lainnya,” tandasnya.

Sumber : vivanews

Baca selengkapnya...

Sabtu, 25 Juli 2009

Ancaman Besar Pengguna BlackBerry

Ancaman besar menghantui pengguna BlackBerry. Software yang seharusnya untuk upgrade BlackBerry ternyata berisi program mata-mata yang dibuat perusahaan AS. Pemilik BlackBerry sebaiknya lebih waspada.

Masalah BlackBerry yang disusupi program mata-mata itu menjadi topik sejumlah media internasional. Masalah itu menimpa pengguna BlackBerry di Abu Dhabi, yang melakukan upgrade software ditawarkan oleh operator Etisalat.

Operator yang sebagian besar sahamnya dimiliki oleh pemerintah Uni Emirat Arab itu mengirim SMS ke pengguna BlackBerry untuk mengikuti link guna mengupdate ponselnya. Tapi setelah melakukan update, konsumen mengalami permasalahan baterai cepat habis.

Menurut penyelidikan lembaga independen, baterai itu cepat terkuras karena digunakan oleh program mata-mata. Hal itu menyebabkan ribuan keluhan ke Etisalat menanyakan cara mengatasi masalah itu.

Dalam pernyataannya menanggapi komplain itu, Etisalat menyatakan software itu sebagai upgrade yang dibutuhkan untuk memperbaiki layanan. Upgrade itu disebut-sebut untuk memenuhi standar 3G.

Sementara Etisalat belum memecahkan masalah itu, produsen BlackBerry Research in Motion (RIM) mengonfirmasikan aplikasi yang dipasang itu adalah program mata-mata. Program itu dibuat oleh perusahaan swasta di Silicon Valley bernama SS8 Networks Inc.

SS8 seperti disebutkan di brosurnya adalah sebagai pemimpin penyedia solusi pengintersep komunikasi, serta penyedia solusi mata-mata global yang sesuai aturan.

Perusahaan itu memasarkan layanannya ke agen intelejen, penegak hukum, serta operator telekomunikasi. Etisalat merupakan satu dari dua perusahaan telekomunikasi utama di Uni Emirat Arab. Etisalat memiliki lebih dari 145.000 pengguna BlackBerry.

RIM tampak lepas tangan mengenai masalah itu. RIM menyatakan tidak pernah menyetujui instalasi software itu. Selain itu juga tidak terlibat dalam uji coba, promosi serta distribusi software itu.

“Sumber independen telah menyimpulkan software itu bisa menyebabkan akses tidak sah ke data pribadi rahasia yang disimpan di BlackBerry user," kata perusahaan itu dalam pernyataan sepanjang delapan halaman.

Lalu apakah BlackBerry kurang aman? CEO perusahaan keamanaan Vaksin.com Alfons Tanuwijaya mengatakan BlackBerry sebaiknya digunakan untuk urusan umum saja.

Untuk pejabat yang berhubungan dengan hal yang sangat sensitif dan menyangkut rahasia negara, harus menghindari penggunaan BlackBerry. “Menggunakan jalur komunikasi yang diamankan lebih baik,” paparnya.

Namun Alfons memberi catatan keamanan BlackBerry dibandingkan kompetitor lain sesama smartphone dapat dikategorikan lebih baik. Hal itu karena email yang di download pengguna BlackBerry terlebih dulu lewat server RIM sebelum diteruskan ke jaringan provider.

Server RIM sendiri memiliki pengamanan enkripsi. Sedangkan kompetitor lain mengandalkan 100 % pada jaringan provider tanpa enkripsi yang membuat sistemnya relatif kurang aman.

Namun Alfons masih mengingatkan tidak ada satupun pengamanan atau enkripsi yang tidak bisa dijebol. “Proses pengamanan komunikasi vital harus selalu di evaluasi dan berevolusi sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman,” paparnya.


Budi Winoto

Baca selengkapnya...

Taman Kedamaian Indah Menawan

Di suatu waktu, ada tikus serakah yang menjumpai penyihir. Terganggu oleh ulah kucing, ia minta dirinya diubah jadi kucing. Baru sehari jadi kucing, ia sudah tidak puas, memohon pada penyihir biar dirubah jadi anjing karena terganggu oleh anjing. Sehari kemudian karena dikejar serigala, ia minta berubah lagi serigala. Satu hari berikutnya karena serigala ini dikejar harimau, ia minta disihir biar jadi harimau. Ketika menjadi harimau, keserakahannya memuncak, ia mau memakan penyihir agar hidupnya tidak berubah-ubah lagi. Dan marahlah penyihir, dikembalikanlah tikus ini menjadi tikus kembali.

Kalau boleh jujur, nasib banyak manusia serupa tikus tadi. Keserakahan membuat hidup manusia berkejaran, berkejaran dan berkejaran. Selalu mengira rumah ada di depan. Ketika sekolah dasar mengira sekolah menengah pertama enak. Tatkala sekolah menengah pertama menduga sekolah menengah atas yang indah. Di bangku kuliah menghayal dunia kerja yang menawan. Sesudah kerja dan banyak stres berfantasi pensiunlah istirahat sebenarnya. Setelah pensiun kehilangan rasa hormat orang, penghasilan berkurang, sakit-sakitan.
Sehingga menimbulkan pertanyaan, di mana rumah kedamaian yang sesungguhnya? Setelah dikejar-kejar demikian banyak orang, dicari-cari melalui segudang materi, digali-gali melalui banyak buku suci, tetap saja manusia berkejaran, berkejaran dan berkejaran.
Doggy mind, lion mind

Di negara-negara Barat umumnya, banyak orang menyukai memelihara anjing. Tidak saja menjadi penjaga, anjing juga menjadi sahabat. Permainan yang kerap dilakukan bersama anjing adalah melemparkan plastik dicat mirip tulang berisi daging. Kemana pun daging palsu ini dilempar, ke sanalah anjing mengejarnya.
Serupa dengan anjing yang mengejar daging palsu, kehidupan sebagian manusia juga berlarian ke sana ke mari mengejar kepalsuan. Uang bukan, jabatan bukan, rumah bukan, mobil bukan. Tiba-tiba sudah tua dan sakit-sakitan. Dalam meditasi, orang-orang seperti ini akan berputar-putar ke sana ke mari dibawa pikirannya. Tambah keras ia berusaha, tambah keras putaran pikirannya. Ini yang disebut doggy mind.
Berbeda dengan anjing, singa secara mudah bisa membedakan daging palsu dengan daging asli. Tidak saja tidak lari ke sana ke mari, namun dengan tenang ia menatap semuanya tanpa ketakutan. Itu sebabnya singa kerap digunakan simbol pencerahan karena diam tenang tidak menakuti apa-apa. Termasuk tidak menakuti kematian.
Hal yang sama juga terjadi dengan orang-orang yang perjalanan latihannya sudah jauh. Para master badannya memang menua, tatkala putaran waktunya sakit ia pun sakit, bila saatnya tiba untuk meninggal ia juga meninggal. Bedanya yang mengagumkan, para master menjalani semuanya dengan ketenangan sempurna. Makanya banyak guru menegaskan, hasil latihan adalah boundless capacity to suffer. Kemampuan untuk menderita secara tidak terbatas. Ini yang kerap disebut lion mind.
Rumah yang sesungguhnya
Sharon Salzberg pernah mengumpulkan pengalaman-pengalaman guru meditasi yang perjalanan latihannya sudah jauh. Dari Joseph Goldstein, Jack Kornfield, Larry Rosenberg yang terkenal, Kamala Masters yang ibu rumah tangga biasa, Bhante Gunaratana yang sudah berpraktek lebih dari lima puluh tahun, sampai dengan Ajahn Sumedo yang guru. Dalam karya indah berjudul Voices of insight, terlihat jelas bagaimana orang-orang berlatih itu hidupnya berbeda: tenang, damai, tenteram, bebas!
Ada yang ditarik oleh meditasi karena ingin berjumpa diri sesungguhnya, ada karena dihempaskan kehidupan lewat godaan dan cobaan, ada juga bermeditasi karena mendalami kehidupan suci. Namun apa pun latar belakangnya, tetap diperlukan kesabaran dan ketekunan untuk senantiasa berlatih, berlatih dan berlatih. Bedanya dengan orang kebanyakan yang dibuat amat sibuk oleh seluruh keriuhan kehidupan luar (dengarkan radio, nonton televisi, berdebat), penekun-penekun meditasi memusatkan seluruh perhatiannya pada semesta di dalam diri.
Perhatikan hasil perenungan dalam dan mengagumkan mistikus sufi abad tiga belas bernama Jalaludin Rumi dalam salah satu maha karyanya berjudul The guest house. Hidup ini serupa dengan rumah penginapan. Setiap hari ada saja yang datang silih berganti. Kebahagiaan, kesedihan, pujian, cacian. Belajarlah tersenyum ramah pada semuanya. Bahkan pada petaka, bencana, kematian sekali pun. Sebab semuanya menghadirkan bimbingan-bimbingan sekaligus tuntunan-tuntunan. Semuanya menggoreskan makna.
Tidak kebayang indah dan bebasnya kehidupan ala Jalaludin Rumi. Sekaligus memberikan bayangan, inilah rumah kedamaian yang sesungguhnya, rumah untuk semua. Bagi manusia kebanyakan, senyuman baru hadir ketika tamu kehidupan adalah kebahagiaan, pujian. Dan penolakan, kemarahan bahkan penghakiman mudah sekali muncul tatkala tamunya adalah kesedihan, rasa sakit, makian.
Itu sebabnya praktisi-praktisi meditasi yang sudah berjalan teramat jauh, berfokus hanya pada satu hal: the unbroken continuity of mindfulness. Apa pun yang terjadi, semuanya dilihat dengan penuh kesadaran. Sebagaimana Rumi, punya uang senyum, punya hutang senyum, dibilang baik senyum, disebut munafik senyum.
Seorang cucu bertanya ke neneknya ketika kesedihan membuat keyakinannya akan Tuhan jadi mengendur. Dengan lembut nenek penyabar sekaligus bijaksana ini bertanya: di buku suci mana ditulis kalau Tuhan hanya hadir dalam kebahagiaan? Dalam khotbah Buddha yang mana disebutkan kalau penderitaan hanyalah sampah yang layak dibuang?
Cerita nenek ini serupa dengan pengalaman mistikus sufi Hazrat Hinayat Khan. Suatu hari Khan menjumpai Kekasih Yang Maha Mencintai. Dengan bersujud pencinta ini berbisik: ‘Engkau yang mengirim musibah buat orang jahat, Engkau juga yang memberi berkah pada orang baik’. Dalam senyum lembut dikulum Kekasih ini menjawab: ‘bukan, sekali lagi bukan, orang jahat mengundang musibahnya sendiri, orang baik menarik berkahnya sendiri’.
Belajar dari respon indah Kekasih yang pernah dijumpai Khan, rumah kedamaian sesungguhnya adalah tempat di mana semuanya diterima dengan senyuman. Semuanya sudah ada hukumnya, sesederhana menyentuh air kemudian basah, menyentuh api kemudian terbakar. Tatkala semuanya bermandikan senyuman, kesadaran kemudian membimbing manusia menjumpai taman kedamaian indah menawan. Bukannya serba membahagiakan, namun serba senyuman.
Di taman kedamaian ini, setiap pagi manusia bergumam tenang, ada 24 jam yang segar menunggu untuk diisi dengan senyuman, karena senyuman membantu kita memasuki hari dengan kelembutan, dengan pengertian.


Gede Prama

Baca selengkapnya...

Jumat, 24 Juli 2009

Bernanke's Monetarism Is a Logical Impossibility

About former Federal Reserve chairman Arthur Burns, Rice University historian Allen Matusow once wrote that "he had no fixed monetary principle of his own, except a determined eclecticism that translated into unsteadiness of purpose." It would be fair to describe our present Fed Chairman in the same way.

Indeed, in an opinion piece for the Wall Street Journal on Tuesday, Ben Bernanke set out to explain the central bank's plan for managing economic growth and inflation in a way that could only be described as a hybrid of Phillips Curve and monetarist thinking. But to be fair, they're not dissimilar.

Phillips Curve advocates argue that there's a point at which economies grow too much such that inflation is the result. Monetarists believe that growth in the money supply beyond a set limit causes inflation. Neither is valid.

In his Journal piece, Bernanke re-affirmed his Phillips Curve bonafides with his suggestion that once "recovery takes hold", there could be "an inflation problem down the road." To restrain future inflation, the Bernanke Fed "will need to tighten monetary policy". The problem here is that not only does economic growth not cause inflation, but the Fed can't control the supply of money in the way Bernanke suggests.

First up, growth doesn't cause inflation because if the supply of labor or capacity in these fifty states ever runs low, companies of all stripes can and will do as they've always done, and that involves accessing the abundant supply of labor and capacity around the world. No matter the Fed's static views of the U.S. economy, we are but one part of an increasingly integrated world economy.

Sports giant Nike is based in Oregon, but it has never manufactured any of its products in the United States. Airplane manufacturer Boeing is now based in Chicago, but the 787 Dreamliner is being built in six different countries. If it's acknowledged that labor and capacity aren't finite, then it should also be said that neither is our capacity to innovate. The fact that most of us never deal with a live human being when we buy movie or airplane tickets, or when we deposit money at the bank is proof positive that markets maneuver around all manner of labor shortages.

So while the Fed can surely retard economic growth through its rate machinations, it can't control the monetary phenomenon that is inflation by targeting the economy. It can't precisely because it cannot control labor and capacity inputs outside the United States. In that sense the Fed's use of its rate target to manage inflation will never work in the way Bernanke would like it to.

Regarding the supply of money, it should first be said that the M1 (demand deposits in banks) and M2 (M1 + savings accounts) measures of "supply" that he cited in his Journal piece are notoriously misleading. The late 1970s revealed this very clearly in that rising inflation (as evidenced by a skyrocketing gold price) made many eager to shift out of money bank deposits into hard, commoditized assets precisely because dollars were losing value. To the monetarists this was evidence of tight money, but in fact the falling Ms were signaling that money was too cheap and couldn't be held in traditional accounts.

Looking at what Bernanke terms an "exit strategy", specifically a drawdown of the trillion dollars the Fed added to the banks under the absurd notion that money creation equals economic growth, this won't work either. And if Bernanke doesn't know why it won't, his ignorance as to why serves as another reason for his Fed Chairmanship not to be renewed.

Put simply, the dollar is the world's currency. For evidence we need only remind ourselves that 2/3rds of all dollars are overseas. If and when dollar shortages reveal themselves stateside, the shortfall is made up with inflows of dollars from foreign locales.

So when Bernanke says he can contract U.S. bank reserves and lending through interest payments on dollars returned to the Fed, he is not writing truthfully. Just the same, if the Fed increases reserve requirements on banks in order to reduce lending and the money supply, there will similarly be no decrease in dollars lent in the U.S. despite Bernanke's protests otherwise.

That is so because there exists a large reserve of dollars that the Fed does not control. Specifically, our largest money center banks have outposts around the world. Most notably through the Eurodollar markets, major U.S. banks can easily work around any supposed tightening by the Federal Reserve by accessing dollars from banks the Fed does not regulate. Smaller regional banks can borrow from the larger ones.

Much as Middle Eastern countries can't dictate the final destination of the oil they bring out of the ground (rendering the notion of "embargo" meaningless), the Fed can't dictate where the dollars it issues end up. For Bernanke to say the Fed can control the supply of dollars in the U.S. is the equivalent of Iranian president Mahmoud Ahmadinejad telling us he won't allow Iranian oil to reach our shores. Neither can be made to happen.

Rather than worrying ourselves over the supply of money, we need to remember what the late Jude Wanniski repeated over and over again: it's not the quantity of money that matters, but the quality of money. By quality Wanniski meant the value of money, and this is something the Treasury and Fed can control by simply making the dollar as good as gold.

Indeed, if our monetary authorities would communicate to the markets a dollar price rule whereby the dollar could be exchanged for gold, demand for our suddenly credible currency would skyrocket and the trillion dollars the Fed pushed into banks would suddenly not be enough. Monetarists, including perhaps Bernanke, would squeal about the inflationary implications of money growth, but with the dollar stable in value, there would be no inflation to speak of.

In a 2003 interview with the Financial Times, the late Milton Friedman, who was the modern father of monetarism acknowledged that, "The use of quantity of money as a target has not been a success," and "I'm not sure I would as of today push it as hard as I once did." Just as economic growth or lack thereof can't be used as an inflation measure, neither can money quantity. Bernanke should know this.


By John Tamny

Baca selengkapnya...

Nilai Nol

Seorang ibu memanggil anaknya yang masih SD kelas satu, karena nilai pelajarannya anjlok.

"Anakku Devin yang manis, mengapa pelajaran kamu terus-terusan menurun? apakah kamu nggak pernah belajar?" tanya sang ibu.

"Mama, Devin selalu belajar kok setiap pulang sekolah!" jawab sang anak.
"Tapi kenapa nilai angkanya nol terus?!"
"Habis kata kakak, semua angka kalau dikalikan dengan nol, pasti hasilnya nol juga. Itu kan berarti angka nol itu hebat, Mah. Makanya Devin selalu berusaha untuk dapat nol," jawab sang anak.

Baca selengkapnya...

Menangani Masalah



Baca selengkapnya...

What McDonald's Can Teach Us About Recovery

With all the news coverage today on financial mismanagement, I can tell you from first-hand experience about a company that continues to prosper amid all the chaos. And I think it is worth trying to understand why.

I have spent most of my career inside McDonald's. First, as a crew member, peeling potatoes and flipping burgers in my native Stockholm, Sweden; then, as most McDonald's executives, advancing through the ranks and learning the tricks of the trade through marketing, training, HR and operations. After nearly 10 years at the helm of the Swedish operations, I moved to the U.S. to assume the role of chief strategy officer.
This was a time when McDonald's was facing its toughest headwind in the history of the company. Some of it was self-inflicted; some of it was just evolutionary. Most institutions die young, as they fail to reinvent themselves. As we celebrate the 200th anniversary of Charles Darwin, it is important to remind ourselves that only the most adaptable species indeed survive. So it didn't come as a real surprise that after decades of steady growth rates, even McDonald's would stall. It happens to almost everyone. But as I studied the corporate history books, I realized that the rather short list of companies that had reinvented themselves was intimidating and certainly humbling.
At McDonald's, we tried many things. Some might say, too many things. But at least we tried them with a sincere intention to find our "inner voice" again. The job of chief strategist in times of rediscovery is closer to "corporate psychiatrist/philosopher" than traditional strategist. Your tools are less about spreadsheets and data and more about introspection and deep discovery. If you once were successful, chances are that somewhere in the past lie the building blocks of your future. Your job is to find whatever it was that connected you to your audience in the past and then to adjust it to be more relevant in today's marketplace -- without losing its essential connectivity.
Fortunately, there were many people wanting us to succeed. But there were also many, often loud, voices that couldn't wait to see us fail. Perhaps they inspired us to try harder. Few things motivate us as much as proving the cynics wrong.
What emerged out of years of hard work were two important insights. Both are simple and powerful.
The first was that there was really nothing wrong with the original premise of our business model. As our chief marketing officer at the time, Larry Light, said: "The time we need a new business model is when we believe that our customers no longer 'Deserve a Break Today.'" Clearly, in today's time-starved landscape, this was not the case.
The second insight was that we had confused size with success. Over time, we started to believe that one more restaurant meant "job well done." And sooner rather than later, all our metrics, all of our incentives and all of our capital were chasing growth -- the bad form of growth: growth from quantity, not quality.
As we dug in, we realized that growth must be "deserved" in order to be sustainable. As long as you are getting better, it is good to get bigger. But if you are buying size, particularly at the cost of quality, then you are on a slippery and ultimately unsustainable slope.
In 2003, we launched our new strategy, "Growth from being better." We aligned the entire company around this very simple idea. Human and financial resources were now directed at truly improving, not just increasing, their activities. The rest is really history. The turnaround of McDonald's has been a remarkable one.
To me, it has been a labor of love for a few reasons. First, McDonald's is an important company. Its success matters to so many -- particularly the hundreds of thousands (probably millions) of people who get their first job there and who learn critical skills for life. Secondly, McDonald's is a decentralized company. It is really a system of companies -- thousands of them. Most of them are small entrepreneurs who have invested their savings in a dream to be in business for themselves, but not by themselves.
I believe there are four important lessons that can be learned from the remarkable turnaround at McDonald's.
1. How you grow matters as much as that you grow. The financial services industry would have benefitted from a focus on "growth by quality, not by quantity." Clearly, the "growth at any cost" credo of some led to exactly that: any cost.
2. Changing your business model may not be needed, but belief in it is. Start by asking yourself what business you are in and whether customers still have a need for it. If they do, commit to it -- fully. At McDonald's, we knew that people still "deserved a break today" and we were willing to let go of all other initiatives (many of them very exciting) in order to demonstrate unwavering commitment to the core business.
3. None of us is as good as all of us. It's the system, stupid! Understanding that you are leading a system, not a company or a person, is a critical insight if you want to successfully change something large. McDonald's is extremely good at this. To some people (me included), it is a frustrating process. It takes time. It requires buy-in and plenty of patience and tolerance from everyone. It also requires adequate policing, oversight and incredibly detailed measurement systems. This is tedious work, and intimidating to those being measured. But it's needed.
Large systems work best with a hard-wired operating system in the hub that enables innovation, entrepreneurship and decision-making in the nodes. The Internet would not have happened without HTML. Our country would not have prospered without the U.S. Constitution. But it is worth all the pain. And it must start with the humility that you are in the service of something larger than your own institution. As we say at BE-CAUSE -- the company I founded -- a purpose bigger than your product.
4. Plan your work, and work your plan. At McDonald's we created a "plan to win." Some would argue that it wasn't perfect. Perhaps it wasn't, but we decided that it was. And we haven't looked back. Even through tragic circumstances -- losing two CEOs in less than one year due to tragic deaths -- the plan stayed intact and is still central today to the focus and alignment of the organization.

So often, companies feel a need to change something for the sake of changing it. I say, "If it works, don't change it."


by Mats Lederhausen

Baca selengkapnya...

Kamis, 23 Juli 2009

Why Are Creative Leaders So Rare?

Recently, our Centre for India & Global Business at Cambridge University was privileged to host a talk by Dr A.P.J. Abdul Kalam, the former President of India. Like millions of Indians, I hold Dr Kalam in high esteem. Not only is he an accomplished scientist who fathered India's breakthrough space programs (including an unmanned moon mission), but he also embodies India's diversity and openness: he served as India's third Muslim president, and can recite by heart entire passages of the Bible and the Bhagavad Gita.

Dr Kalam's lecture at our School was titled "Creative Leadership in the Global Knowledge Economy." In his engaging talk, Dr Kalam overviewed the dramatic socio-economic and technological shifts occurring worldwide, as the geopolitical and economic gravity shifts from West to East, the pace of technological change accelerates, and the world grapples with the increasing scarcity of resources.
To thrive in this turbulent world, Dr Kalam argued that corporations as well as nations desperately need what he calls "creative leaders," a new breed of visionary and empathetic leaders who act less as commanders and more as coaches, less as managers and more as facilitators, and who foster self-respect rather that demanding respect.
Drawing from his experience, Dr Kalam articulated eight key tenets of creative leadership that are critical for driving innovation and growth in the emerging global knowledge economy:

1. The leader must have a vision for the organization

2. The leader must have the passion to transform that vision into action

3. The leader must be able to travel into an unexplored path

4. The leader must know how to manage both success and failure

5. The leader must have the courage to make decisions

6. The leader should have nobility in management

7. Every action of the leader should be transparent

8. The leader must work with integrity and succeed with integrity


To illustrate his point, Dr Kalam cited leaders he has personally encountered who are/were imbued with these eight wisdom qualities. For instance, when India's first satellite launch mission failed in 1979, the chairman of the Indian space agency Prof Satish Dhawan took full responsibility for the failure, even though Dr Kalam was actually the mission director. But the following year, when they successfully placed the first Indian-built satellite in orbit, Prof Dhawan didn't attend the ensuing press conference; rather, he asked Dr Kalam to share the success story with the media, thus giving him full credit for the mission's success.
As I was listening to Dr Kalam, I started counting with my fingers the leaders that I know — besides Dr Kalam — who actually embody these eight creative leadership attributes. I couldn't count more than two or three! I was baffled. I am sure others in the audience conducted the same exercise and came to the same conclusion.

Indeed, as the world economy sank deeper into a recession over the last ten months, we got exposed to the utter lack of creative leadership across the corporate and political spheres. As the recession worsened, rather than making bold decisions and courageously acting on them, CEOs of leading Fortune 500 firms behaved like the captain of the Titanic: they took no timely action to save their sinking companies, and refused to assume an iota of blame for their management failure. Lack of transparency — let alone nobility — was rampant among leading financial institutions, which eventually led to their downfall. And recent political scandals starkly remind us of the utter lack of integrity across the entire political spectrum.
As we emerge from the economic recession (which I actually view as a 'value recession'), I sincerely hope that corporations and citizens will elect business and political leaders who practice creative leadership with nobility and integrity. In particular, I wish Indian corporate leaders follow Dr Kalam's recommendation to act less as commanders and more as facilitators; otherwise Indian CEOs will fail to ignite and harness the creative minds of the 550 million young Indians. Finally, I share Dr Kalam's dream that business schools around the world cultivate creative leaders endowed with a moral compass that allows them to work with integrity — and succeed with integrity.
I am eager to hear from you whom you consider as creative leaders, and what steps your organization is taking to produce such leaders.


Navi Radjou

Baca selengkapnya...

Bhagawadgita

Bhagawadgita (Sanskerta: भगवद् गीता; Bhagavad-gītā) adalah sebuah bagian dari Mahabharata yang termasyhur, dalam bentuk dialog yang dituangkan dalam bentuk syair. Dalam dialog ini, Kresna, kepribadian Tuhan Yang Maha Esa adalah pembicara utama yang menguraikan ajaran-ajaran filsafat vedanta, sedangkan Arjuna, murid langsung Sri Kresna yang menjadi pendengarnya. Secara harfiah, arti Bhagavad-gita adalah "Nyanyian Sri Bhagawan (Bhaga = kehebatan sempurna, van = memiliki, Bhagavan = Yang memiliki kehebatan sempurna; ketampanan sempurna, kekayaan yang tak terbatas, kemasyuran yang abadi,kekuatan yang tak terbatas, kecerdasan yang tak terbatas, dan ketidakterikatan yang sempurna, yang di miliki sekaligus secara bersamaan).

Syair ini merupakan interpolasi atau sisipan yang dimasukkan kepada "Bhismaparwa". Adegan ini terjadi pada permulaan Baratayuda, atau perang di Kurukshetra. Saat itu Arjuna berdiri di tengah-tengah medan perang Kurukshetra di antara pasukan Korawa dan Pandawa. Arjuna bimbang dan ragu-ragu berperang karena yang akan dilawannya adalah sanak saudara, teman-teman dan guru-gurunya. Lalu Arjuna diberikan pengetahuan sejati mengenai rahasia kehidupan (spiritual) yaitu Bhagawadgita oleh Kresna yang berlaku sebagai sais Arjuna pada saat itu.


Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Baca selengkapnya...

Rabu, 22 Juli 2009

How to Make People Passionate About Their Work

I know two CEOs: one in publishing is a friend; the other in manufacturing is an email correspondent. There is a common bond between the two; both are in their sixties and both act as if they are closer to twenty-two. Their sense of vitality springs from their passion for what they do.

Each feels a sense of pride in the businesses he leads; more importantly, each is pushing his respective organization to new heights with a vigor found typically in much younger men. Their can-do attitudes seem almost corny, as if sketched from an earlier age or at least from musicals like The Music Man. But both men are in exactly the right positions at the right time.
Generating enthusiasm, or passion, for what you do is essential. It is doubly so in perilous times. When everything around us seems to be coming apart, a leader who has a passion for what he does is essential. Such a spirit fuels the engine of enthusiasm needed to spark the enterprise. More importantly, such passion is vital to convincing others that the work matters. It is easy to get discouraged by today's market news and so it is vital that someone, be it the CEO or another senior leader, serves as the organization's designated cheerleader.
Ultimately instilling passion for the work is not an exercise in rah-rah; it is a search for meaning and significance. So how can you cultivate passion for work in others and do it in ways that have significance? Here are some suggestions.
Focus on the positive. Passion in leaders can be palpable; you know in an instant that the executive cares about the company. In my experience, those senior leaders who stroll through the halls with a nod or good word to say to all are those executives who get things done. And it is because they are out and about, not cloistered in their offices on mahogany row. Rather, they are meeting with employees and customers, vendors and investors, getting to know issues and concerns. They also use these times to talk up the good things.
Address the negatives. Passionate leaders are not Pollyannas; they know the score, precisely because they spend so much time out of their offices. They see firsthand what is working and what is not, and because they have a relationship with people in all levels of the company, they can more readily mobilize employees to solve problems.

Set high expectations. Those who care about the work and set a high standard challenge others to do the same, but they should remember to balance their approach — knowing to sometimes ease up on workloads but never on expectations.
As much as generating passion for the work matters, it is no guarantee of success, or even survival. Radiating passion is no excuse for ignoring attention to the fundamentals.
Yet successful organizations are more than the sum of fiscal prudence. Good ones are the collective values and aspirations of dedicated men and women who have made a choice to work there. Such organizations, be they in healthcare or manufacturing, consumer goods or government, ultimately depend upon the commitment of individuals pulling together to make things work. That's why you need leaders who have a passion for what they do and are able to spread that passion to others so that people feel better about what they do, and ultimately, what they can do better.


John Baldoni

Baca selengkapnya...

Selasa, 21 Juli 2009

A Lawyer And A Chinese

An American-lawyer and a Chinese are sitting next to each other on a long flight.The lawyer is thinking that all Chinese are so dumb that he could get over on them, easy.

So the lawyer asks if the Chinese would like to play a fun game. The Chinese is tired and just wants to take a nap, so he politely declines, and tries to catch a few winks. The lawyer persists, and says that the game is a lot of fun.

I ask you a question, and if you don't know the answer, you pay me only $5; you ask me one, and if I don't know the answer, I will pay you $500, he says. This catches the Chinese's attention and to keep the lawyer quiet, he agrees to play the game. The lawyer asks the first question.

'What's the distance from The Earth to the Moon?' The Chinese doesn't say a word, reaches in his pocket, pulls out a five-dollar bill, and hands it to the lawyer?.

Now, it's the Chinese's turn. He asks the lawyer, 'What goes up a hill with three legs, and comes down with four?' The lawyer uses his laptop and searches all references he could find on the Net. He sends e-mails to all the smart friends he knows, all to no avail. After one hour of searching he finally gives up. He wakes up the Chinese and hands him $500. The Chinese pockets the $500 and goes right back to sleep.

The lawyer is going nuts not knowing the answer. He wakes the Chinese up and asks, 'Well, so what goes up a hill with three legs and comes down with four?

The Chinese reaches in his pocket, hands the lawyer $5 and goes back to sleep.

Don't mess with Chinese !!

Baca selengkapnya...

Senin, 20 Juli 2009

Mengapa Sinyal Hilang Saat Ada Bom?

Peristiwa ledakan bom selalu diikuti dengan terganggunya saluran telekomunikasi. Sinyal yang hilang bisa disebabkan oleh ledakan bom. Tapi juga bisa dilakukan secara sengaja agar teroris tidak meledakkan bom berikutnya.

Sinyal selular sempat menghilang Jumat pagi saat bom meledak di Mega Kuningan. Sinyal selular juga pernah menghilang, saat terjadi ledakan bom Kuningan beberapa tahun lalu.

Di dunia internasional jamming (pemblokiran) jaringan selular biasa dilakukan jika ada aksi terorisme. Jamming menjadi popular setelah diketahui teroris memodifikasi ponsel, menjadi alat pemicu ledakan bom.

Teroris menggunakan ponsel itu untuk memicu improvised explosive devices (IED) atau bom yang sudah diperbesar kemampuannya, tidak hanya di peperangan Timur Tengah tapi juga di seluruh dunia.

Bom yang dipicu dengan ponsel itu diketahui untuk meledakkan kereta bawah tanah Madrid dan London pada 2004 dan 2005. Teroris juga merencanakan menggunakan bom cair dengan pemicu ponsel untuk meledakkan pesawat komersial Inggris pada Agustus 2006.

Perangkat jamming untuk ponsel terbukti kesuksesannya saat presiden Pakistan Pervez Musharraf lolos dari usaha pembunuhan. Ia lolos dari maut berkat perangkat jamming di kendaran pengawalnya.

Perangkat itu menyebabkan bom baru meledak beberapa menit setelah limosinnya melintas jembatan di dekat ibu kota negara itu. Intelejen Pakistan mengatakan, perangkat jamming itu berhasil menunda detonator ponsel yang menyalakan bom sehingga Musharraf bisa lewat tanpa terluka.

Pemerintah terutama di Timur Tengah sejak lama menggunakan jammer ponsel untuk menghindari usaha pembunuhan. Perangkat itu juga untuk mengamankan sejumlah lokasi penting, misalnya tempat penjagaan ataupun tempat ibadah.

Bahkan Prancis dan Jepang menggunakan jammer di restoran dan tempat pertunjukkan, bukan sebagai tindakan anti terorisme, tapi mencegah suara ringtone ponsel yang mengganggu.

AS juga menggunakan ponsel jammer tapi terbatas pada penegak hukum saja karena di larang oleh undang-undang. Teknologi itu biasa digunakan oleh militer dan pemerintah federal AS.

Pasukan pengawal presiden AS Secret Servicen juga menggunakan jammer untuk melindungi Presiden Obama di dalam limousin, Air Force One, serta saat sedang berpidato. Pemblokiran sinyal telepon itu bahkan sampai dalam jarak 800 meter.

FBI juga melakukan jamming pada ponsel penculik saat terjadi penculikan. Penjinak bom juga melakukan jamming di wilayah tertentu, jika menemukan obyek mencurigakan. Sementara militer AS sering kali menggunakan teknologi jamming ponsel saat perang di Irak.

Perangkat jammer dengan listrik 28 volt mampu men-jam sinyal ponsel dalam jarak 16 kilometer. Jammer bekerja dengan mengirimkan sinyal yang menimpa frekuensi penerima. Hal itu mencegah ponsel yang disambung ke bom memicu ledakan.

Jammer tidak mempengaruhi koneksi internet wireless dan pengguna ponsel biasanya tidak sadar. Pengguna ponsel hanya merasakan tidak bisa menerima sinyal. Selama jammer berlangsung, pengguna tidak bisa menerima panggilan, tapi tetap bisa menerima pesan missed calls.

Dalam ledakan Meag Kuningan, jammer mungkin saja digunakan untuk mencegah teroris meledakkan bom dari jarak jauh. Operator sendiri mengaku tidak ada gangguan jaringan karena ledakan.

Corporate Communication PT Excelcomindo Pratama Vivianti Ayu Damarsasi menegaskan pasca ledakan tidak ada jaringan yang terganggu. Hal sama diungkapkan oleh Manager Communications Axis Ati Kisjanto. “Jaringan kita semuanya bekerja dengan normal,“ ujarnya.


Budi Winoto

Baca selengkapnya...

Minggu, 19 Juli 2009

Obat kekhawatiran

Seorang pria sedang berjalan-jalan di sebuah pusat perbelanjaan. Dari raut wajahnya, tampak pria ini begitu kebingungan di dalam toko, di sekitar area pusat perbelanjaan tersebut.

Saat itulah, dengan ramahnya seorang pelayan di toko tersebut menghampirinya lalu menanyakan apa yang sedang dicarinya. Kemudian, sang pria itu pun mengatakan bahwa saat ini dia sedang mencari sebuah benda yang dapat mengatasi kekhawatiran yang selama ini dialami dalam hidupnya.

Sang pelayan toko pun dengan tersenyum, memintanya menunggu lalu dengan gesitnya dia pergi meninggalkan pria tersebut. Sepertinya ia sibuk mencari sesuatu di ujung toko.

Lantas dengan senyum penuh kepuasan, kembalilah sang pelayan toko membawa empat buah kotak tertutup rapat. Ia pun berkata kepada sang pria bahwa inilah yang akan memberikan solusi! Sang pria segera bergegas ke kasir dengan membawa empat buah kotak yang terbungkus rapih lalu membayar dan membawanya pulang.

Sesampainya di rumah, dibukanya satu per satu kotak tersebut. Dilihatlah apa isi dari empat kotak tersebut yang masing-masing bertuliskan "Penetral kekhawatiran".

Setiap kali kotak tersebut dibuka satu persatu, tampaklah senyum dari sang pria ini. Akhirnya setelah empat kotak selesai dibuka, dengan semangat dan antusias yang baru ia merasa semakin siap dan yakin dalam menjalani kehidupan ini!

Kekhawatiran Anda

Pembaca, dalam kehidupan ini, setiap dari kita pastilah memiliki kekhawatiran tertentu. Apa pun bisa menjadi penyebab kekhawatiran dalam kehidupan ini. Entah bagi seorang siswa atau mahasiswa yang khawatir dengan nilai ujiannya, seorang anak muda yang khawatir mengenai masa depannya.

Bisa juga seorang yang masih jomblo khawatir dengan siapakah calon pasangannya, seorang karyawan yang khawatir mengenai gaji dan promosi yang akan dicapainya, seorang penguasaha yang khawatir mengenai strategi untuk mengembangkan usahanya, serta masih banyak hal lainnya.

Bahkan, dikabarkan Michael Jackson pun tergolong orang yang sangat khawatir mengenai kematiannya, hingga kematian betul-betul menjemputnya (ironis sekali, ya?).

Rasa khawatir merupakan salah satu bentuk emosi yang wajar. Akan tetapi, hal ini akan menjadi tidak wajar saat mulai bergerak menjadi berlebihan. Rasa khawatir yang keterlaluan akan menjadi apa yang disebut dengan kekhawatiran berlebih.

Ujung-ujungnya, kekhawatiran berlebih bisa membuat seseorang justru menjadi lumpuh secara mental. Padahal, rasa khawatir yang wajar adalah hal yang normal, yang akan membuat setiap dari kita untuk selalu mawas diri.

Empat kotak penetral

Saat sang pria begitu khawatirnya mengenai kehidupan yang dia jalankan, sampai kebingungan dan seperti tanpa arah, tiba-tiba saja dirinya menemukan empat kotak yang bertuliskan "Penetral kekhawatiran".

Dibukalah kotak pertama saat sampai di rumah. Di dalam kotak pertama yang dibukanya ternyata berisi sebuah botol kaca dengan sebuah kertas yang tergulung di dalamnya.

Segera sang pria membuka botol kaca yang masih tersegel tersebut dan mengeluarkan sebuah kertas yang masih tergulung. Tertegunlah saat membaca dalam hati isi kertas pertama yang bertuliskan, #1. Clarity is everything (kejelasan adalah segala-galanya).

Dalam menghadapi sebuah kekhawatiran, sering kali yang kita hadapi adalah situasi yang tidak jelas dan tidak menentu. Solusi pertama dalam menghadapi kekhawatiran ini adalah dengan mendefinisikan secara jelas situasi yang membuat khawatir.

Hampir lebih dari 50% setiap permasalahan yang dihadapi dapat dipecahkan hanya dengan mendefinisikan secara jelas. Seorang dokter berkata, Accurate diagnosis is half the cure (diagnosis yang tepat berarti sama dengan separuh pengobatan sudah dilakukan).

Apa pun kondisi dan situasi yang membuat kita menjadi khawatir, definisikanlah secara jelas! Contohnya saat kita merasa khawatir dengan kondisi finansial kita, hal yang pertama harus kita buat jelas adalah seperti apa kehidupan yang mau diraih. Saat segala sesuatunya penuh dengan ketidakjelasan, yang terjadi adalah kita tidak bergerak ke mana-mana, lumpuh!

Pria tersebut kemudian membuka kotak kedua, lagi-lagi di dalamnya berisikan sebuah botol kaca. Kali ini di dalam botol kaca ada sebuah kain yang tampak lusuh. Tampak pula sebuah tulisan yang dijahit bertuliskan #2. Determine the worst (tentukan yang terburuk).

Hal kedua yang dapat kita lakukan adalah dengan menentukan apa kemungkinan terburuk yang bakal terjadi, jika yang kita khawatirkan betul-betul terbukti. Sering kali kita khawatir karena takut melihat realita yang ada. Lantas, kita terus-menerus khawatir.

Padahal, ketika yang kita khawatirkan ternyata terjadi, segala-galanya akan baik-baik saja dan kita punya 'kemampuan' yang memadai untuk melewatinya. Namun, yang justru terjadi, kita terlalu menganggap remeh kemampuan kita dengan terus-menerus khawatir.

Percayalah, pengalaman menunjukkan bahwa pada saat kejadian yang buruk terjadi, situasinya tidak separah yang kita bayangkan. Dengan begitu kita bisa menentukan strategi apa yang seharusnya kita ambil!

Kotak ketiga pun dibuka, kali ini berisi sebuah spons dengan tulisan di atasnya, #3. Be willing to have it so (ikhlaslah untuk menjalaninya). Langkah ketiga ini adalah bersiaplah tatkala hal-hal yang terburuk betul-betul terjadi.

Saat menghadapi situasi negatif apa pun, langkah pertama adalah menerima kenyataan tersebut. Jangan lagi meratap dan jangan berandai-andai. Cobalah hadapi dengan bijak. Dan jangan berhenti di sini.

Langkah berikutnya yang harus dilakukan adalah tenang dan jernihkan pikiran, kemudian bersiaplah untuk melakukan tindakan-tindakan yang konstruktif! Saya ingat seorang ibu yang awalnya begitu khawatir suaminya yang pencari nafkah tunggal, dan kena penyakit kanker, akan meninggal.

Ternyata suaminya betul-betul meninggal. Jadi, kekhawatirannya terbukti. Namun, setelah suaminya meninggal, toh si ibu itu akhirnya bisa juga membuka bisnis sendiri. Ibu ini berkata, "Banyak kekhawatiran saya setelah suami saya meninggal, yang saya pikirkan, ternyata tidak terbukti".

Akhirnya dibukalah kotak keempat, dalam kotak tersebut berisi sebuah logam berwarna keemasan yang bertuliskan, #4. Take action! (ambil tindakan). Ini merupakan langkah terakhir, yaitu segeralah melakukan tindakan yang mungkin untuk memperbaiki keadaan.

Saat kita tidak mengambil tindakan apa pun, sering kali yang terjadi adalah keadaan bisa saja tidak akan berubah, bahkan mungkin semakin buruk.

Ingatlah, kekhawatiran sebenarnya semata-mata merupakan bentuk dari emosi takut yang disebabkan oleh kebutuhan selalu ingin 'mengendalikan keadaan'. Untuk mengatasi hal ini lakukanlah tindakan yang mengarahkan kepada tujuan yang akan diraih!

Sibukkanlah diri Anda dengan melakukan sesuatu hal sehingga kita tidak memiliki waktu untuk memikirkan kekhawatiran. Ketika kita mengambil tindakan dengan penuh percaya diri, keyakinan dan penuh dengan kendali, hal ini akan dengan sendirinya menghilangkan kekhawatiran Anda! Mulai hari ini berkomitmenlah untuk tidak hidup dalam kekhawatiran!


Oleh : Anthony Dio Martin

Baca selengkapnya...

Studi: Gerhana Matahari Berkaitan dengan Iklim Global

Beberapa peneliti mengatakan mereka telah menemukan hubungan antara kegiatan Matahari dan peristiwa La Nina serta El Nino di wilayah tropis Samudera Pasifik.

Studi baru tersebut, yang disiarkan Kamis (16/7) oleh U.S. National Center for Atmospheric Research (NCAR), mungkin melicinkan jalan bagi ramalan yang lebih baik mengenai temperatur dan pola pengendapan pada waktu tertentu selama rata-rata lingkaran 11 tahun Matahari.

Para peneliti NCAR menggunakan contoh komputer guna menjawab pertanyaan lama mengenai hubungan antara kegiatan Matahari dan iklim global.

"Ketika sinar Matahari mencapai puncaknya, itu memiliki dampak yang berjangkauan jauh dan seringkali halus mengenai pengendapan tropis dan mengenai system cuaca di sebagian besar wilayah di dunia," kata ilmuwan NCAR Gerald Meehl, pemimpin penulis laporan tersebut.

Studi itu memperlihatkan bahwa saat Matahari mencapai kegiatan maksimal, Matahari memanaskan banyak bagian yang bebas awan di Samudera Pasifik cukup untuk meningkatkan penguapan, meningkatkan curah hujan dan mendinginkan bagian timur Pasifik tropis.

Hasil itu serupa dengan peristiwa La Nina, meskipun pendinginan terpusat di daerah yang lebih ke timur dan hanya separuh kuatnya bagi peristiwa khas La Nina.

Selama satu atau dua tahun berikutnya, pola seperti La Nina yang dipicu oleh kegiatan maksimum Matahari cenderung bergerak menjadi pola El Nino, karena arus yang bergerak lamban menggantikan air dingin di atas wilayah tropis Pasifik timur, dengan air yang lebih hangat daripada biasanya.

Tak dapat disangkal bahwa peristiwa La Nina dan El Nino berkaitan dengan perubahan dalam temperatur air permukaan di Pasifik timur. Semua itu dapat mempengaruhi pola cuaca di seluruh dunia, kata para peneliti tersebut.(*)


Sumber : Antara

Baca selengkapnya...

Jumat, 17 Juli 2009

Ekonomi Kerakyatan

Ekonomi Kerakyatan adalah istilah yang relatif baru. Istilah ini mulai diperkenalkan oleh Prof Sarbini Sumawinata, guru besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, pada 1985, dalam artikelnya di majalah Prisma. Dalam penjelasannya, Ekonomi Kerakyatan bukanlah suatu ideologi atau konsep sistem ekonomi, melainkan suatu gagasan mengenai cara, sifat, dan tujuan pembangunan, dengan sasaran utama perbaikan nasib rakyat yang umumnya hidup di pedesaan. Asumsinya pada waktu itu adalah 80 persen penduduk Indonesia hidup di pedesaan, 40 persen di antaranya hidup di bawah garis kemiskinan.

Konsep Ekonomi Kerakyatan dalam pandangan Sarbini adalah bagian dari ideologi Sosialisme Kerakyatan, yang dicetuskan pendiri Partai Sosialis Indonesia (PSI), Sutan Sjahrir, pada 1947. Ekonomi Kerakyatan adalah komponen ekonomi dari ideologi Sosialisme Kerakyatan yang mencakup berbagai sektor kehidupan, bertolak dari suatu konsep politik kebudayaan yang berintikan kebebasan, pembebasan, dan kemajuan—yang menganggap Marxisme dan Komunisme adalah ajaran yang ketinggalan zaman. Penganut utama ideologi ini antara lain adalah Soedjatmoko, Sarbini, dan muridnya, Dr Sjahrir.

Dengan demikian, Ekonomi Kerakyatan adalah suatu konsep strategi pembangunan dalam konteks Indonesia. Inti konsep ini adalah pembangunan pedesaan dan industrialisasi pedesaan dalam arti luas, yang mencakup mekanisasi pertanian dalam rangka pemberantasan kemiskinan, melalui penciptaan lapangan kerja, dan peningkatan pendapatan rakyat kecil dalam pengertian petit peuple atau wong cilik. Namun rakyat kecil ini bukan hanya sasaran atau pelengkap penderita dalam pembangunan, melainkan juga pelaku ekonomi aktif. Hanya, yang bertugas menggerakkan pembangunan ini adalah negara atau pemerintah. Hal itu dilakukan melalui alokasi anggaran khusus dan berbagai kebijakan pemberdayaan masyarakat dan yang menghilangkan hambatan yang merintangi kegiatan produktif rakyat—yang terkandung dalam sistem kapitalisme pasar bebas dan monopoli korporasi.

Dalam konsep ini, Sarbini tidak memasang target kuantitatif pertumbuhan ekonomi, namun mensyaratkan besaran investasi. Misalnya, ia memperkirakan bahwa untuk menciptakan lapangan kerja, setiap orang membutuhkan investasi US$ 5.000 guna membangun 5.000 desa per tahun, dan dalam jangka waktu 10-15 tahun untuk membangun 50-60 ribu desa di seluruh Indonesia. Dana yang sekarang disebut stimulus fiskal itu diarahkan untuk membangun sektor pertanian dan kelautan, yang disertai dengan pengembangan industri kecil yang menyerap tenaga kerja 10-15 orang per unit usaha atau kelompok.

Dalam konsep itu, ia tidak memikirkan dan bahkan menentang subsidi yang menimbulkan moral-hazard. Dana itu harus dipergunakan untuk memberdayakan pelaku ekonomi kecil melalui kredit. Untuk itu, diperlukan pembentukan lembaga bank yang khusus. Ia juga tidak setuju dengan pelaksanaan pembangunan melalui birokrasi, melainkan melalui dan untuk membentuk civil society. Peranan lembaga ekonomi rakyat semacam koperasi, lumbung desa, dan LSM dipandang sangat strategis.

Konsep Ekonomi Kerakyatan ini bagaikan pisau bermata dua. Ia melawan dominasi korporasi kapitalis monopoli, tetapi juga menentang Sosialisme-Stalinis, di mana negara mendominasi perekonomian masyarakat. Ia melawan sistem pasar bebas, tapi juga menentang etatisme. Dalam dikotomi Sosialisme-Kapitalisme, Ekonomi Kerakyatan Sarbini sebenarnya mengikuti teori Ekonomi Keynesian, yang memandang penting peranan negara melalui stimulus-fiskal.

Tentu ada persamaan dan perbedaan antara Ekonomi Keynesian dan Ekonomi Kerakyatan. Persamaannya adalah keduanya bertujuan menciptakan lapangan kerja baru, melalui peningkatan pendapatan, menciptakan daya beli, dan permintaan efektif (effective demand). Keduanya adalah juga skema ekonomi ”Dorongan Besar” (Big Push) seperti dipikirkan oleh Hirshman.

Perbedaannya, dalam Keynesian seperti dilaksanakan pada program New Deal AS dan pemulihan ekonomi Eropa Barat pasca-Perang Dunia II, lapangan kerja diwujudkan melalui pembentukan unit ekonomi skala besar yang didukung teknologi tinggi. Sebaliknya, dalam Ekonomi Kerakyatan kegiatan ekonomi digerakkan oleh usaha-usaha skala kecil dengan dukungan teknologi madya melalui industrialisasi pedesaan yang mencakup juga mekanisasi pertanian. Perbedaan lain adalah bahwa fokus Ekonomi Keynesian adalah penciptaan lapangan kerja dan permintaan efektif untuk menggerakkan industri yang telah mencapai kelebihan produksi, sedangkan Ekonomi Kerakyatan lebih bertujuan untuk pemenuhan kebutuhan pokok rakyat (basic needs) yang berorientasi pada pasar domestik.

Bagi Mubyarto, Ekonomi Kerakyatan adalah ekonomi yang sudah dan masih hidup dalam masyarakat Indonesia pada akhir abad ke-20. Namun, Ekonomi Rakyat itu berada dalam bahaya karena datangnya sistem, struktur, dan politik ekonomi kapitalis neo-kolonial. Sebagaimana dianjurkan Hatta, Ekonomi Rakyat itu harus diberdayakan melalui koperasi. Maka, ketika Ginandjar Kartasasmita diangkat menjadi Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Ketua Bappenas dan kemudian Menteri Koordinator Ekonomi, Keuangan, dan Industri, Mubyarto ditunjuk menjadi staf ahli Menteri Koordinator Bidang Pemerataan Pembangunan dan Pemberantasan Kemiskinan.

Sebagai Menteri Koordinator Ekonomi, Ginandjar memusatkan perhatiannya pada segi pemerataan pembangunan dan pemberantasan kemiskinan melalui pemberdayaan ekonomi rakyat ketimbang pertumbuhan ekonomi. Pada 1993, Presiden Soeharto mengeluarkan Inpres Desa Tertinggal (IDT). Sebenarnya, IDT sejalan dengan konsep Ekonomi Kerakyatan Sarbini. Hanya, sementara sasaran konsep Sarbini adalah semua desa di Indonesia, IDT lebih fokus pada 28.223 desa yang masih tertinggal dengan 3,4 juta kepala keluarga miskin dalam pola Gerakan Nasional Penanggulangan Kemiskinan.

Ada tiga komponen dalam program nasional itu, yakni pembangunan prasarana desa, pinjaman bergulir, dan pendampingan oleh sarjana yang bekerja purna-waktu. Di sini pemberantasan kemiskinan bukan hanya suplemen pertumbuhan ekonomi, melainkan program pokok. Pertumbuhan ekonomi hanyalah salah satu dampak atau hasil, bukan tujuan utama. Strateginya adalah penciptaan lapangan kerja sebagaimana disarankan Mahbub ul Haq dari UNDP.

Ciri pembangunan Ekonomi Kerakyatan versi Ginandjar-Mubyarto ini adalah fokus pada pemberantasan kemiskinan, dan dilaksanakan melalui desentralisasi sebagai wujud dari pemerataan pembangunan. Kesamaan dengan Sarbini adalah keduanya mengambil sasaran spasial, yaitu satuan desa. Kedua, menempuh strategi pemberdayaan kelompok-kelompok ekonomi rakyat. Ketiga, memerankan lembaga-lembaga civil society, meski dengan dukungan dan kerja sama dengan birokrasi. Keempat, negara berperan aktif yang terbatas, yaitu melalui stimulus fiskal dan pendampingan di lapangan. Pola peranan negara adalah Negara Aktif (Active State), tetapi tetap berpegang pada prinsip-prinsip liberalisme yang menekankan peran civil society.

Program yang mendasarkan diri pada pengertian mengenai ”kemiskinan struktural” yang didukung program pembangunan infrastruktur pedesaan ini kemudian mendapat reaksi dari Haryono Suyono, sosiolog yang juga Kepala BKKBN, yang memusatkan perhatian pada aspek kependudukan dan keluarga, terutama perempuan. Dalam survei sosiologinya melalui Ikatan Sosiologi Indonesia, ia menemukan bahwa pemberantasan kemiskinan struktural skala desa ini tidak bisa mencakup semua orang miskin, terutama di desa-desa yang tidak tergolong tertinggal. Di desa-desa yang sudah maju pun ternyata masih ada kantong kemiskinan. Sebagai alternatifnya, ia mengusulkan program yang fokus pada keluarga miskin di semua desa. Melalui BKKBN, ia meluncurkan program pengembangan ekonomi keluarga yang lebih berdimensi gender, di mana perempuan memainkan peranan sentral dalam kegiatan sosial, ekonomi, pendidikan, dan kesehatan keluarga.

Berbeda dengan konsep Sarbini dan Ginandjar-Mubyarto, Haryono Suyono tidak memanfaatkan dana stimulus fiskal, melainkan dana Corporate Social Responsibility (CSR), yang dikumpulkan lewat keputusan presiden yang mengharuskan perusahaan yang memiliki laba minimal Rp 100 juta per tahun menyisihkan 6 persen labanya untuk pengentasan masyarakat dari kemiskinan. Program utamanya adalah pemberian pinjaman, kegiatan produksi, dan tabungan kelompok masyarakat. Instrumennya adalah Kukesra (Kredit Usaha Kesejahteraan Rakyat) dan Takesra (Tabungan Kesejahteraan Rakyat).

Dampak dua versi program Ekonomi Kerakyatan itu baru muncul justru setelah munculnya krisis keuangan dan ekonomi pada 1997. Terutama di bidang agribisnis dan usaha mikro, serta industri kreatif, yang tidak dilihat dalam konsep Ekonomi Kerakyatan Sarbini. Dampak lain adalah berkembangnya lembaga keuangan mikro sebagai simbol swadaya rakyat di bidang permodalan.


M. Dawam Rahardjo
Ketua Dewan Pakar Infid

Baca selengkapnya...