Selasa, 30 Agustus 2011

Ive, tokoh di balik desain produk Apple

Ive, 44, asal Inggris, membantu Jobs membawa Apple bangkit dari kehancuran finansialnya dengan desain komputer iMac yang legendaris, yang model awalnya berwarna-warni pada saat komputer merek lainnya tidak demikian.

Dia terlibat mentransformasi Apple menjadi raksasa elektronika dan menimbulkan kecemburuan di Silicon Valley dengan munculnya iPod, iPhone dan yang terbaru, iPad.

Menyusul pengunduran diri Jobs sebagai CEO belum lama ini, Apple harus berjuang agar produknya unggul tanpa pimpinan yang karismatis itu. Tim Cook, chief operating officer yang kini menjabat CEO, pun menjadi wajah publik Apple.

Tetapi tekanan sesungguhnya akan jatuh pada Ive, yang harus menjaga supaya gadget Apple terus disukai orang.

Ive, yang oleh teman-temannya dikenal sebagai “Jony”, memimpin tim desain Apple sejak pertengahan 1990-an. Bekerja erat dengan Jobs, Ive sukses membangun ketokohannya di Apple, mengembangkan produk yang tipis dan bergaya, dengan sudut-sudut bulat, sedikit tombol, dengan sapuan aluminium pada permukaan dan kaca tipis.

Rasa bangga Apple atas karya tersebut jelas terlihat dalam paketnya: Coba buka pembungkus iPhone mana saja, dan lihatlah bagaimana Apple menulis: “Designed by Apple in California.”

Enam karya utama Ive, termasuk iPod pertama yang asli, masuk dalam koleksi Museum of Modern Art di New York.

Orang-orang yang pernah bekerja dengan Ive melukiskan dia sebagai rendah hati, manis, pendiam, dan pemalu, tetapi juga percaya diri, pekerja keras, dan brilian. Paola Antonelli, kurator senior untuk arsitektur dan desain pada MoMA, mengatakan dia jarang mengenal orang yang begitu dikagumi sekaligus disukai oleh banyak orang, sebagaimana Ive.

“Produk-produk harus didesain dengan lebih baik sekarang ini supaya orang mau membeli. Hal itu terjadi karena Jony Ive, Steve Jobs, dan Apple,” ujar Antonelli. “Tiba-tiba orang jadi terbiasa dengan produk elegan dan cantik. Tak bisa lagi mundur ke masa lalu.”

Desain, sebagaimana piranti lunak yang membuat gadget mudah digunakan, telah membedakan produk-produk Apple dari pesaing-pesaingnya. Apple bukanlah produsen pertama pemutar musik (music player) maupun telepon pintar, tetapi pesaingnya langsung tersingkir karena Apple membuat sesuatu yang tampak keren dan mudah dioperasikan.

Ive memulai karirnya jauh dari markas Apple Inc di Cupertino. Dia dibesarkan di luar kota London dan studi desain di Newcastle Polytechnic (sekarang Northumbria University) di Newcastle, Inggris.

Setelah tamat sekolah, dia mendirikan perusahaan desain Tangerine di London bersama temannya. Melalui Tangerine inilah dia pertama kali bersentuhan dengan Apple.

Pada tahun 1992, ketika Jobs berada pada pertengahan 12 tahun pengusirannya dari Apple, desainer utama perusahaan itu Robert Brunner mempekerjakan Ive sebagai senior designer. Thomas Meyerhoffer, yang bekerja di bawah Ive di Apple pada 1990-an, percaya Ive datang karena mengerti bahwa Apple berbeda dibandingkan perusahaan komputer lainnya.

“Dia datang ke Apple untuk membawanya berbeda lebih jauh lagi,” ujar Meyerhoffer.

Dan memang Ive melakukannya, tetapi tidak serta merta. Dengan cepat dia menjadi pemimpin, bekerja sebagai creative studio manager dan membantu membangun tim desain Apple dalam periode dimana perusahaan itu berupaya keras melakukan inovasi.

Dalam wawancara dengan AP pada tahun 1999—saat ini dia tak membalas permintaan interview khusus—Ive mengatakan bahwa selama bertahun-tahun desainer akan membuat model komputer dengan busa yang akhirnya dikembalikan lagi ke tim gambar karena para manajer lebih memperhatikan hasil diskusi fokus group dan data-data pemasaran.

Brunner mundur pada tahun 1996 dan mengusulkan Ive mengambil alih pos yang dia tinggalkan, walau Ive waktu itu baru 29 tahun. Ketika Jobs kembali dan menjadi CEO sementara Apple pada 1997, dia mengangkat Ive sebagai senior vice president of industrial design.

Dengan kembalinya Jobs dan Ive menjadi guru dalam hal style, Apple merefokus desain dan menghasilkan produk hit yang membuat perusahaan kembali berjaya. Apple menggoncang industri komputer pribadi pada tahun 1998 dengan desktop iMac berwarna permen, sebuah model yang bentuknya seperti televisi futuristik.

Tak seperti produk-produk sebelumnya, konsep iMac dengan segera diterima oleh para pengambil keputusan top di Apple, dengan sangat sedikit revisi pada desainnya.

“Kami tahu bakal sukses ketika melihatnya, dan dengan dukungan Jobs kami mampu mewujudkannya,” ujar Ive pada tahun 1999.

Ketika bentuk komputer saat itu umumnya kotak dan hitam atau abu-abu, iMac lebih flashy. Dalam satu minggu rilisnya saja, 150.000 unit terjual. Apple menjual 800.000 unit iMac pada akhir tahun itu.

Komputer iMac telah mengubah pencitraan konsumen tentang komputer pribadi dan Apple sendiri. Hal itu memberi Apple suatu dorongan vital dalam era konsumen elektronik baru yang lebih fun dan warna-warni.

Dengan Ive mengurus desain, Apple meluncurkan iPod pertama pada 2001, iPhone pada tahun 2007 dan iPad pada 2010.

Dalam beberapa tahun terakhir, perusahaan itu tak lagi menggunakan warna warni cerah (walau masih bisa Anda temukan pada beberapa iPod) dan lebih memilih hitam, putih, dan metalik. Kemudahan mengoperasikan tetap dipertahankan, yang membuatnya disukai oleh setiap orang, mulai dari ahli teknologi sampai kakek nenek—juga tampilan dengan permukaan mengkilat dan terkesan mahal.

Sebagai dampaknya, produk-produk Apple menjadi semakin popular, memungkinkan perusahaan itu melewati pesaingnya Microsoft Corp tahun lalu, menjadi perusahaan teknologi paling bernilai di seluruh dunia.

Ive dan Jobs bekerja sama, dan dalam beberapa hal, berkontribusi pada keberhasilan masing-masing. Ive selalu mengontak Jobs dan berbicara dengan bahasa yang sama dengan Jobs, kata Antonelli. Dan jelaslah mereka memiliki kimawi yang cocok.

Don Norman, yang bekerja di Apple pada periode 1990-an sebagai vice president advanced technology group, mengatakan bahwa Ive memiliki gagasan-gagasan desain yang bagus, dan dia membutuhkan Jobs untuk mewujudkannya.

“Jony selalulah Jony—brilian,” ujar Norman. “Yang dia butuhkan adalah Steve Jobs mengatakan, ‘Mari wujudkan ini.’”

Sekarang, batu ujiannya adalah apakah Cook dapat mempertahankan fokus tersebut pada Apple dan mendorong Ive terus menciptakan hits.

Rasanya tantangan tak akan sesulit yang pernah ada pada periode 1990-an. Sekarang Apple telah membangun sebuah gaya, perusahaan itu dapat mengembangkan diri di atasnya daripada memikirkan produk yang sama sekali baru.

Dan hal itu, lanjut Norman, sekarang telah menjadi DNA-nya Apple.


AP