Sabtu, 17 Desember 2011

HARAPAN KEPADA KELAS MENENGAH

Istilah kelas menengah (middle class) merupakan produk dari pelapisan sosial (social stratification) di lapangan ilmu sosial. Menurut Sorokin, stratifikasi sosial adalah pengelompokan penduduk atau masyarakat ke dalam lapisan-lapisan kelas secara hirarkis alias bertingkat.

Batasan kelas menengah dalam perspektif ekonomi tidak tegas. Bank Dunia mengatakan, kelas menengah adalah penduduk dengan pengeluaran per kapita di atas USD2 hingga USD20 sehari. De­ngan demikian, seseorang dengan pengeluaran antara Rp600 ribu hingga Rp6 juta per bulan dikategorikan sebagai kelas menengah. Sementara kalangan lain mengatakan, kelas menengah adalah penduduk de­ngan pengeluaran sekurang-kurangnya Rp1,3 juta per orang atau Rp3,9 juta per keluarga per bulan.

Kelas menengah bukan hanya sebuah realitas yang penting dalam konteks ekonomi. Kelas mene­ngah juga penting dalam kaitan dengan demokrasi. Sebab, kelas menengah sesungguhnya merupakan pilar demokrasi. Dengan kata lain, perkembangan demokrasi sangat ditentukan oleh lapisan kelas menengah di suatu negara. Semakin banyak penduduk yang berada di dalam lapisan kelas menengah, semakin mudah demokrasi berkembang. Begitu pun sebaliknya.

Akhir-akhir ini, pernyataan pelaku ekonomi dan pemerintah menyiratkan kebahagiaan seiring bertambahnya jumlah kelas menengah di Indonesia. Baik pemerintah maupun pelaku ekonomi itu melihat kelas menengah dalam kaitannya dengan kepentingan ekonomi. Pertumbuhan kelas menengah merupakan isyarat baik bagi pertumbuhan ekonomi ke depan, kata mereka. Memang, salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah belanja rumah tangga. Bangsa Indonesia memang patut bersyukur karena mengalami pertumbuhan kelas menengah yang cukup signifikan. Menurut Bank Dunia, dalam tujuh tahun terakhir, kelas menengah Indonesia bertambah 49 juta orang atau rata-rata tujuh juta per tahun. Pertumbuhan ini jauh melampau penurunan angka kemiskinan yang hanya sekitar 800 ribu orang per tahun.

Di sini, kita mencoba melihat kelas mene­ngah lebih dari sekadar urusan ekonomi. Di luar urusan ekonomi, kelas menengah justru diharapkan menjadi motor penggerak demokrasi. Mengapa? Dalam perspektif politik, kelas menengah bukan saja mereka yang berpendapatan di atas rata-rata alias menengah, melainkan mereka yang tidak sepenuhnya tergantung pada uluran tangan pemerintah. Dengan demikian, PNS yang sepenuhnya menerima gaji dari pemerintah bukanlah kelas menengah, kendati sebagian di antara mereka berpendapatan di atas rata-rata.

Kita tidak menolak realitas bahwa masyarakat berpendapatan menengah penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Akan tetapi, melihat kelas menengah hanya dari sisi kepentingan ekonomi tentu saja merupakan tindakan yang mendistorsi makna dasariah dan strategis yang dimiliki dan mesti dimainkan kelas menengah. Kita tidak menafikan betapa kelompok pengusaha berkepentingan dengan pe­ningkatan daya beli masyarakat sebagai syarat utama dinamisasi perekonomian domestik. Kita juga tidak menafikan bahwa pemerintah dan dunia usaha sangat berkepentingan dengan masyarakat yang konsumtif. Harapan kepada mesyarakat konsumtif bahkan kian besar tatkala ancaman yang ditebar krisis ekonomi zona Eropa dan AS makin nyata.

Kelas menengah adalah kelompok masyarakat yang diharapkan tidak hanya meramaikan jagad belanja yang bersifat konsumtif, tetapi juga kelak menjadi kekuatan pendorong perkembangan demokrasi di Tanah Air. Lebih khusus, kelas menengah diharapkan menjadi kekuatan pengimbang dominasi negara melalui kritik-kritik yang cerdas, tajam, dan konstruktif. Peran ini dapat dan mesti dimainkan kelas menengah, sebab mereka memiliki independensi dan kemandirian dibandingkan kelompok lain meskipun pendapatan ekonomi kelompok ini dikategorikan sebagai kelas menengah.

Kendatipun jumlah kelas menengah saat ini masih kalah dibandingkan kelompok miskin dan hampir miskin (49 juta berbanding 57 juta), pertumbuhan kelas menengah yang cukup pesat itu tentu saja merupakan realitas yang menggembirakan. Dan, akan semakin menggembirakan jika kelas menengah itu dapat menjadi penyuara kepentingan rakyat menghadapi negara. De­ngan menyuarakan kepentingan rakyat, kelas mene­ngah akan mencapai derajat keluhuran budi.


BusinessNews