Jumat, 13 November 2009

Pesan persahabatan

Ada kejadian menarik yang kita simak pada acara pelantikan presiden dan wakil presiden RI pada 20 Oktober baru lalu, ketika Ketua MPR Taufik Kiemas beberapa kali keseleo lidah tidak tepat menyebutkan nama pejabat termasuk nama kepala negara.
Tidak terdengar atau terlihat ada respon negatif dari hadirin. Presiden Yudhoyono tersenyum maklum, demikian juga Habibie yang terlewat disebut juga hanya tertawa lebar.
Tidak ada saling mempersalahkan karena kejadian tersebut. Ada kekompakan saling memaklumi. Suasana persahabatan hadir kental di acara tersebut. Kita sebagai rakyat ikut merasa senang dan nyaman dengan pemandangan tersebut.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada pidato awal jabatan juga menyampaikan pesan persahabatan yang menyejukkan, yang antara lain menyampaikan: "Rakyat Indonesia yang saya banggakan, Mengakhiri pidato ini, saya mengajak segenap rakyat Indonesia, untuk terus melangkah maju sebagai sebuah bangsa yang besar, rukun, dan bersatu."
Pesan ini sejalan dengan yang disampaikan Yudhoyono ke masyarakat dunia: "Kepada dunia internasional, saya ingin menegaskan bahwa Indonesia akan terus menjalankan politik bebas aktif, dan akan terus berjuang untuk keadilan dan perdamaian dunia."
"Indonesia akan mengobarkan nasionalisme yang sejuk, moderat dan penuh persahabatan, sekaligus mengusung internasionalisme yang dinamis".
Kepala negara tidak hanya menyampaikannya secara verbal melalui pidato, tetapi juga melalui body language yang tepat termasuk ketika Ketua MPR Taufik Kiemas beberapa kali salah menyebut namanya. Tidak ada ekspresi tersinggung, yang hadir adalah senyum persahabatan.
Wajah persahabatan ditampilkan oleh Presiden, Ketua MPR dan pejabat atau politisi yang hadir pada pelantikan presiden dan wakil presiden RI. Sebuah episode komunikasi pemasaran yang sejuk dan penuh persahabatan telah ditampilkan dengan baik mengawali masa bakti Presiden 2009-2014.
Tampak jelas ada "pesan persahabatan" yang hendak disampaikan kepada rakyat Indonesia dan masyarakat dunia. Sebagai pemasar Indonesia di dalam dan luar negeri,
Yudhoyono telah memilih 'what to say' berupa pesan persahabatan dan 'how to say' yang tepat dengan menyampaikannya pada momen yang tepat dan cara yang tepat.
Kita berharap agar komunikasi pemasaran yang menghadirkan pesan persahabatan tersebut akan terus berlanjut. Kita sebagai rakyat bangga dan simpatik atas sikap persahabatan yang diteladankan para pimpinan negara, apalagi hari-hari ini kita juga sedang memperingati Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober.
Inilah saat yang baik kita melanjutkan implementasi "Satu nusa, satu bangsa dan satu bahasa". Kemandirian dan persatuan yang termaksud dalam Sumpah Pemuda perlu didasari oleh fondasi persahabatan dari kita semua warga bangsa.
Kemandirian berbasis persahabatan
Kita maknai pesan persahabatan dan pesan kemandirian Sumpah Pemuda dengan merangkainya menjadi kemandirian yang berbasiskan persahabatan.
Dalam penerapannya di dunia bisnis khususnya pemasaran, kemandirian yang berbasiskan persahabatan bisa dilakukan dalam beberapa langkah sebagai berikut:
• Keterbukaan pasar
Indonesia menganut sistem perdagangan bebas dan terbuka. Tentu saja kita akan menunjukkan sikap bersahabat dengan pelaku ekonomi dunia, tentunya dalam konteks membangun kemandirian perekonomian Indonesia.
Indonesia membangun persepsi di dunia sebagai negara dengan perekonomian terbuka melalui kegiatan komunikasi pemasaran ke masyarakat dunia.
• Persaingan bukan permusuhan
Kepala negara mengungkapkan bahwa Indonesia menghadapi lingkungan strategis yang baru, di mana tidak ada negara yang menganggap Indonesia musuh, dan tidak ada negara yang dianggap Indonesia sebagai musuh. Persaingan bisnis antarnegara pada dasarnya adalah perlombaan untuk menjadi lebih baik didasari atas semangat persahabatan dan bukan permusuhan.
• Persahabatan dalam negeri
Semangat satu nusa, satu bangsa dan satu bahasa perlu terus dipasarkan dan digelorakan di antara pelaku usaha di dalam negeri agar bisa saling mendukung dan bersinergi membangun kemandirian. Momentum Hari Sumpah Pemuda bisa digunakan untuk memotivasi kerjasama bisnis dalam negeri.
• Kebersamaan
Kebersamaan antara pelaku usaha dan pemerintah maupun antarpelaku usaha perlu dibangun dengan semangat Indonesia Incorporated. Sebagai rakyat kita menikmati kesejukan persahabatan yang dihadirkan oleh para pimpinan negara pada pelantikan presiden dan wakil presiden baru lalu.
Kita lanjutkan kebersamaan tersebut dengan semangat persahabatan untuk membangun kemandirian.


oleh : Handito Joewono
Chief Strategi Consultant Arrbey Indonesia