Jumat, 06 November 2009

Presiden Gulirkan 15 Program Pilihan Untuk 100 Hari Pertama

Dalam 100 hari pertama pemerintahan Kabinet Indonesia Bersatu II digulirkan 15 program pilihan sebagai bagian dari 45 program penting yang berkaitan dengan pembangunan sektoral dan regional. “Dari tahun pertama ini, satu penggal waktu yang sangat penting adalah program 100 hari. Karena itu kami merancang, menyusun, mendengarkan rekomendasi, menyempurnakan, dan saya tetapkan hari ini program itu agar 100 hari pertama kita bisa melakukan kegiatan-kegiatan yang penting agar satu tahun pertama pemerintahan ini juga mencapai banyak hal, dan Insya Allah lima tahun mendatang kita bisa mencapai hasil yang lebih tinggi lagi dibandingkan lima tahun yang lalu,” demikian ujar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kepada pers di Kantor Presiden, Kamis (5/11).
Adapun ke-15 program pilihan itu, adalah sbb:
1. Pemberantasan mafia hukum
Yang disebut dengan mafia berkaitan dengan hukum, dalam arti yang luas adalah mereka-mereka yang melakukan berbagai kegiatan yang merugikan pihak lain. Misalnya, makelar kasus, suap menyuap, pemerasan, jual beli perkara, mengancam saksi, mengancam pihak-pihak lain, pungutan-pungutan yang tidak semestinya, dsb yang disamping merusak rasa keadilan dan kepastian hukum, juga menimbulkan kerugian material bagi mereka yang menjadi korban dan mendatangkan keuntungan yang tidak halal, yang tidak legal bagi mereka yang menjalankan kegiatan mafia itu. Mafia bisa di mana saja. Di lembaga kepolisian, bisa di lembaga kejaksaan, bisa di lembaga pengadilan, KPK, departemen-departemen, bisa yang berdekatan dengan pajak, bea cukai, dsb. “Ini akan kita jadikan prioritas pada 100 hari pertama ini untuk kita lakukan langkah-langkah konkrit, membersihkan atau memberantas mafia hukum ini. Saya tahu tidak semudah yang dibayangkan. Saya tahu barangkali tidak sekali tindakan atau upaya langsung bersih, langsung terbebas. Tetapi saya yakin apabila kita gebrak dan sungguh-sungguh pastilah mencapai hasil. Saya menyerukan kepada rakyat Indonesia yang merasa menjadi korban mafia selama ini ataupun sekarang ini juga merupakan korban mafia itu untuk melaporkan diri. Saya persilahkan melaporkan melalui PO BOX 9949 Jakarta 10000. Dan tolong dalam laporannya ditulis dengan kode GM singkatan dari Ganyang Mafia. Tolong dicantumkan identitas yang jelas supaya bukan sebagai ajang fitnah.
2. Revitalisasi industri pertahanan
Presiden mengatakan pernah menjelaskan bahwa banyak sekali industri pertahanan, industri strategis yang memproduksi sistem persenjataan, peralatan dan perlengkapan pertahanan, militer dan kepolisian, misalnya PT PAL di Surabaya, PT DI Di bandung, PT Pindad di Bandung, dan industri-industri strategis lainnya. Karena krisis mereka mengalami persoalan yang cukup serius. Padahal industri pertahanan sudah dikembangkan cukup lama, memiliki penguasaan teknologi yang tinggi dan sumber daya manusia yang handal, tetapi karena krisis dan persoalan-persoalan lain menghadapi persoalan yang serius lima tahun yang lalu, karena ekonomi belum tumbuh baik, APBN juga belum cukup mampu untuk membiayai banyak hal, maka lima tahun mendatang ini pemerintah akan melakukan revitalisasi. Dalam 100 hari ini presiden minta harus sudah dibuat master plan, road map untuk revitalisasi industri-industri pertahanan tersebut, termasuk di dalamnya apa yang akan diproduksi, terutama untuk memenuhi keperluan di dalam negeri, bisa juga untuk memenuhi keperluan dari luar negeri, utamanya kontrak-kontrak yang sedang berjalan. Ini program ke dua yang akan kita jalankan dalam 100 hari pertama ini, sehingga lima tahun mendatang, sesuai dengan kemampuan kita, kita bisa revitalisasi industri pertahanan itu,” tegas Presiden.
3. Penanggulangan terorisme
Presiden memandang terorisme merupakan ancaman negara dan tidak ingin terus terjadi di Indonesia yang mengakibatkan korban jiwa dan benda milik publik atau masyarakat luas serta korban generasi muda yang juga terlbat dalam kejahatan tersebut. Satu hal yang penting, adalah policy yang dianut. Penanggulangan terorisme agar tidak hanya mengedepankan segi-segi penindakan atau operasi mliter, operasi intelijen dan operasi-operasi sejenis, tetapi juga harus memasuki wilayah yang sangat penting, yaitu pencegahan dan penangkalan tindak pidana terorisme itu. Untuk itu pemerintah akan mengajak banyak tokoh atau pemuka masyarkat, pihak-pihak terkait untuk menjadi bagian dari upaya besar pencegahan dan penangkalan terorisme melalui jalur pendidikan, kegiatan di masyarakat, dll. Untuk itu dalam 100 hari, peningkatan kapasitas, restrukturisasi, penetapan apa yang akan dilaksanakan lembaga penanggulangan tersebut harus rampung dan akan dijalankan sebaik-baiknya ke depan.
4. Listrik
Dalam hal ini pemerintah akan meningkatkan daya listrik di seluruh Indonesia. Ini karena disadari listrik sekarang ini menjadi batu sandungan atau penghambat bagi pertumbuhan perekonomian maupun bagi dunia usaha dan investasi. Hampir semua provinsi memiliki kekurangan listrik. “Mengapa seperti itu saya sudah menjelaskan berulang kali di waktu yang lalu. Memang dari dulunya kurang, tetapi karena pertumbuhan ekonomi meningkat dengan baik tahun-tahun terakhir ini, ditambah kita tidak menambah pada saat krisis karena keuangan berat, maka sekarang terasa benar terjadi kekurangan listrik hampir di seluruh wilayah Indonesia,” ungkap Presiden.
Sekarang sedang dibangun PLTU untuk 10.000 megawatt. Dalam 100 hari ini akan dipastikan bahwa lima tahun mendatang kapasitas listrik akan ditingkatkan agar bisa mengimbangi keperluan riil industri komersil, rumah tangga, transport, dll. Dalam 100 hari ini pula akan dilakukan pemetaan provinsi demi provinsi, berapa kekurangan yang ada.
5. Produksi dan ketahanan pangan
Dikatakan, lima tahun yang lalu telah dilaksanakan revitalisasi pertanian, perikanan dan kehutanan. Sejumlah hasil dicapai, swasembada beras dan jagung dicapai, gula konsumsi pun telah bisa dicapai. Tetapi ke depan diakui belum aman betul sampai Indonesia berada dalam posisi surplus, bukan hanya swasembada. Karena itu dalam 100 hari ini akan dirumuskan kembali rencana induk, termasuk tahapan sampai dengan tahun 2014 untuk meningkatkan ketahanan pangan, terutama untuk mencapai komoditas-komoditas yang belum dicapai dalam tahun pertama ini.
6. Di bidang perindustrian
Dalam kaitan dengan ketahanan pangan, pemerintah akan memastikan bahwa revitalisasi pabrik pupuk dan gula bisa betul-betul dijalankan dengan baik, termasuk dimana dilakukan revitalisasi tersebut, pembiayaan, teknologi yang digunakan, cara menghitungnya, dan kalau perlu penambahan pabrik pupuk, darimana gasnya, juga kalau harus mengubah batubara menjadi coal di mana tempatnya. Demikian diharapkan dalam kaitannya dengan pertumbuhan pertanian, maka kapasitas pabrik pupuk dan produksinya harus meningkat. Karena itu, dalam 100 hari ini harus sudah jadi cetak biru dan program, termasuk peningkatan kapasitas pabrik gula.
Banyak yang akan dilaksanakan di bidang revitalisasi perindustrian, misalnya ada kawasan industri yang akan dibangun lima tahun mendatang untuk meningkatkan industri pengolahan. Tetapi 100 hari ini Presiden ingin dua revitalisasi industri tersebut dilakukan, yaitu pupuk dan gula.
7. Pemanfaatan lahan dan lahan terlantar
Pemerintah akan melakukan langkah yang lebih konklusif untuk membenahi keruwetan, kompleksitas yang berkaitan dengan penggunaan tanah dan tata ruang. Banyak keluhan di daerah-daerah di Indonesia. Usaha perekonomian daerah tidak mulus karena tumpang tindih, karena tabrakan penggunaan lahan tersebut berikut tata ruangnya. Presiden mengakui, bukan rahasia lagi kadang-kadang Undang-Undang tidak sinkron antara Undang-Undang Kehutanan, Undang-Undang Pertambangan, Undang-Undang Lingkungan Hidup, demikian juga tata perizinan dan penggunaan di lapangan. Karena itu, aspek agraria, pertanahan, dan tata ruang sangat penting dan akan menjadi prioritas pemerintah pusat, departemen lembaga terkait, pemda (dalam hal ini gubernur), duduk bersama untuk memastikan bahwa ada solusi atas semuanya, sehingga 100 hari ini akan dirumuskan mekanismenya. “Kalau ada konflik Undang-Undang, bagaimana revisinya. Maka harapan kita lima tahun mendatang lebih banyak lahan-lahan yang bisa digunakan untuk kepentingan perekonomian yang produktif dan membawa manfaat bagi rakyat kita.
8. Infrastruktur
Presiden menyadari, membangun infrastruktur besar-besaran di seluruh Indonesia barangkali tetap belum bisa dipenuhi semuanya. Namun demikian ada prioritas, seperti ruas-ruas jalan penting di provinsi-provinsi atau pulau-pulau besar misalnya, pelabuhan, dermaga, atau bandara dan infrastruktur yang lain, termasuk perhubungan dan perikanan. Itu semua menjadi prioritas. Dan dalam 100 hari pertama ini akan ada cetak biru sekaligus dipikirkan pendanaannya, sehingga semua bisa dijalankan. Dalam merumuskan hal itu pemerintah pusat akan bekerja sama seerat-eratnya dengan pemda dan dunia usaha, karena banyak sekali infrastruktur yang mesti dijalankan dengan scheme public private partnership.
9. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dikaitkan dengan Kredit Usaha Rakyat (KUR)
Presiden memutuskan mulai tahun 2010 ada sekitar Rp2 triliun yang akan digunakan untuk KUR dengan kelipatan 10 x sama dengan Rp20 triliun tiap tahun atau Rp10 triliun dalam lima tahun yang akan diarahkan untuk pinjaman modal UKM dengan perbaikan mekanisme dan regulasi, serta penataan lembaga-lembaga yang memberikan pinjaman tersebut dengan membangun sinergi antara bank-bank negara dan swasta dengan lembaga-lembaga penjaminan yang lain. Hal itu penting, karena berkaitan dengan upaya lima tahun mendatang untuk meningkatkan kewirausahaan dengan balai-balai latihan kerja di berbagai daerah.
10. Financing dan investasi
Dari perhitungan pemerintah, jumlah APBN dan APBD yang diproyeksikan setiap tahunnya sampai tahun 2014 tetap belum memadai. Untuk itu masih harus memobiliasi sumber pembiayaan di luar APBN & APBD. Berkaitan dengan itu pemerintah akan mendorong penanaman modal dari dalam dan luar negeri. Dengan demikian rencana dan program yang baik bisa dibiayai. “Kita akan bicarakan dengan dunia perbankan dan lembaga keuangan non bank yang tentu berkewajiban untuk biayai pembangunan ini. Itu program ke-10 yang dalam 100 hari ini berkaitan dengan rencana pembangunan infrastruktur listrik, ketahanan pangan, akan kita klopkan segi-segi pembiayaan dan investasi ini.
11. Perubahan iklim dan lingkungan
Berkaitan dengan perubahan iklim dan lingkungan, pemerintah akan menertibkan lahan dan tata ruang agar tidak banyak lahan-lahan terlantar. Dalam 100 hari ini pemerintah memastikan agar ada kontribusi dari Indonesia dalam mengelola perubahan iklim dam pemanasan global, utamanya dalam memelihara hutan di seluruh Indonesia betul-betul terlaksana dengan baik. Selanjutnya pemerintah akan meneruskan dan mengintensifkan upaya pemberantasan pembalakan liar, berupaya mencegah kebakaran dan pembakaran hutan, memelihara hutan-hutan lindung, sehingga dari aspek hutan Indonesia betul-betul bisa mencegah terjadinya pemanasan global yang tidak perlu.
Masih dalam kaitan dengan perubahan iklim dan lingkungan, sebagai negara kepulauan, Presiden akan membawa masalah fungsi dan kekayaan laut, termasuk terumbu karang, ke konferensi di Copenhagen, Denmark. Hal itu merupakan prioritas yang akan diagendakan dalam 100 hari ini.
12. Reformasi bidang kesehatan
Reformasi bidang kesehatan dalam lima tahun mendatang, adalah pada kesehatan masyarakat. Presiden ingin mengubah paradigma dari sekedar berobat gratis menjadi sehat gratis. Karena itu fungsi, peran dan tugas lembaga-lembaga kesehatan masyarakat di daerah, seperti puskesmas, pos yandu, kegiatan pekan imunisasi, KB, pemberantasan penyakit menular, dsb, akan ditingkatkan agar tidak menunggu masyarakat harus jatuh sakit dulu, tetapi sejauh mungkin dana bisa dialirkan untuk betul-betul meningkatkan kesehatan masyarakat di seluruh tanah air.
13. Bidang pendidikan
Reformasi di bidang pendidikan, baik pendidikan umum, agama, negeri maupun swasta, pada 100 hari ini penekanannya adalah menyambungkan atau mencegah mismatch antara yang dihasilkan oleh lembaga pendidikan dan lembaga pelatihan dengan keperluan pasar tenaga kerja. Ini karena banyak terjadi yang dihasilkan oleh perguruan tinggi, oleh sekolah-sekolah kejuruan, oleh balai-balai latihan kerja, tidak selalu klop dengan yang diminta pasar tenaga kerja, baik itu pertanian, industri atau jasa. Ke depan hal itu tidak boleh terjadi lagi. Karena itu, dalam 100 hari ini akan dirumuskan mekanismenya, policy, dan action plan.
14. Kesiagaan penanggulangan bencana
Sebagai negara yang rawan gempa, tsunami, dan letusan gunung berapi, serta adanya perubahan iklim, rawan kemarau, rawan topan, dsb, maka kewaspadaan dan kesiagaan harus ditingkatkan. Peningkatan kesiagaan pemerintah daerah dan penduduk, utamanya di daerah rawan bencana di sepanjang selatan Pulau Jawa, Nusa Tenggara, Papua, Maluku, Sulawesi, sampai ke atas. Dari pengalaman lima tahun terakhir ini, dalam upaya untuk meningkatkan kesiagaan dan penanggulangan bencana, pemerintah membentuk standby force yang setiap saat siap dikerahkan ke manapun di Indonesia. Mereka-mereka yang berada di dalam standby force, adalah tenaga medis dengan perbekalannya, PMI, teknisi untuk kerusakan listrik, urusan energi, satgas, atau elemen yang berkaitan dengan energi, serta unsur TNI dan Polri. Mereka itu yang sudah siap, yang jaga, piket, giliran, untuk bisa dikerahkan, utamanya melalui udara dengan pesawat angkut C130 Hercules. Dalam 100 hari ini bukan hanya SOP-nya yang sudah harus siap, bukan hanya siapa tentang apa berada dimana, diangkut dengan apa, tetapi betul-betul sudah jelas. Paling tidak satu untuk bagian Barat di Halim, bagian Timur di pangkalan Abdurrahman Saleh yang ada C130 hercules. Dan karena bencana alam ini sering datang, mulai tahun 2011 akan dipikirkan penambahan pesawat-pesawat angkut, utamanya C130 Hercules maupun helikopter sehingga percepatan pengerahan tenaga, standby force dengan logistik dan peralatannya
15. Hubungan pusat dan daerah
Bukan hanya pemerintah pusat dan pemerintah provinsi, kabupaten/kota, tetapi juga antara pembangunan pusat dan daerah, antara dunia usaha di tingkat nasional dan daerah. Dengan demikian semua yang dilakukan dalam lima tahun mendatang, baik itu pembangunan ekonomi, kesejahteraan, hukum dan keamanan, membutuhkan sinergi. Perlu koordinasi yang erat. Karena itu pada awal Desember akan ada pertemuan para gubernur seluruh Indonesia.

BusinessNews